Minggu, 15 Juli 2018

ilmu HADIST, SAHIH BUKHARI DAN MUSLIM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Imam Bukhari dan Imam Muslim?
2. Apa pengertian Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
3. Bagaimana metodologi Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
4. Apa ciri khas Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
5. Bagaimana sistematika kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
6. Bagaimana kritik ulama tentang Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
7. Apa saja kitab Syarah atas kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
8. Berapakah jumlah hadis sahih Bukhari dan Muslim?
9. Apa nama Muhtasar Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
10. Apakah Sahih Bukhari dan Sahih Muslim mencakup seluruh hadis sahih?
11. Manakah yang paling sahih antara Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi Imam Bukhari dan Imam Muslim
2. Mengetahui pengertian Sahih Bukhari dan Sahih Muslim
3. Mengetahui metodologi Sahih Bukhari dan Sahih Muslim
4. Mengetahui ciri khas Sahih Bukhari dan Sahih Muslim
5. Mengetahui sistematika kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim
6. Mengetahui kritik Ulama tentang Sahih Bukhari dan Sahih Muslim
7. Mengetahui kitab Syarah atas kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim
8. Mengetahui jumlah hadis sahih Bukhari dan Muslim
9. Mengetahui Mukhtasar Sahih Bukhari dan Sahih Muslim
10. Mengetahui apakah Sahih Bukhari dan Sahih Muslim mencakup seluruh hadis sahih
11. Mengetahui yang paling sahih diantara Sahih Bukhari dan Sahih Muslim



BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi
1. Imam Bukhari
Nama lengkap al-bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughiroh Al-Jufi. Kakek-kakek beliau beragama majusi. Kakeknya yang mula-mula memeluk islam adalah Al-Mughiroh diislamkan oleh Al-Yaman Al-Jafi gubernur Bukhara. Karena itu beliau dikatakan, Al-Jafi. Ayah beliau adalah seorang ahli hadist yang meninggal diwaktu beliau masih kecil dan meninggalkan banyak harta. Karena itu, beliau dididik oleh ibunya dan beliau mendapaat pelajaran pertama dari seorang ulama Fiqh.
Sesudah berumuh sepuluh tahun, beliau mulai mengahapal hadist. Sesudah berumur 16 tahun, beliau menghapal kitab-kitab susunan ibn Mubarak dan Wakie serta melawan untuk menemui ulama-ulama hadist di berbagai kota. Beliau hijrah ke Maru, Naisabur, Ray, Baghdad, Busroh, Kuffah, Mekkah dan Madinah, Mesir, Damaskus dan Asqalan. Beliau meriwayatkan hadist dari segolongan penghapal hadist, diantaranya ialah: Makki ibn Ibrahim Al-Balakhi, Abdan ibn Ustman Al-Marwazi, Abdullah ibn Musa Al-Qaisi, ibn Ashim As-Syaibani, Muhammad ibn Abdullah Al-Anshary, dan Muhammad ibn yusuf Al-Firyabi. Beliau membedakan antara hadist yang shahih dan yang tidak.
2. Imam Muslim
Nama lengkap Muslim ialah Abul Husein Muslim ibn Al-Hajjaj ibn Muslim Al-Khusayri An-Naisabur, salah seorang imam hadist yang terkemuka. Beliau berhijrah ke Hijaz, Irak, Syam dan Mesir untuk memperlajari hadist dari ulama hadist. Beliau meriwayatkan hadist dari Yahya ibn Yahya An-Naisaburi, Ahmad ibn Hanbal, Ishaq ibn Rahawaih dan Abdullan ibn Maslamah Al-Qanaby, Al-Bukhari, dan lain-lain.
Hadist-hadist nya diriwayatkan oleh ulama Baghdad yang sering beliau datangi, yaitu, At-Turmuzi, Yahya ibn Said, Muhammad ibn Makhlad, Muhammad ibn Ishak ibn Huzaimah, Muhammad ibn Abdul Wahhab Al-Farra, Ahmad ibn Salamah, Abu Awanah, Ya’qub ibn Ishak Al-Isfarayini, Nasr ibn Ahmad, dll.
B. Pengertian
1. Sahih Bukhari
Para ulama sebelum bukhori tidak hanya mengumpuklkan hadis-hadis shahih saja, tetapi mereka menghimpun hdis shahih, hasan, dan dhoif. Untuk membedakan ketiga hadis itu, mereka menyerahkan kepada pembaca dan pelajar untuk mengkritik dan menelitinya, membedakan hadis yang makbul (diterima) dengan mardud (ditolak). Setelah itu Bukhori menyusun kitab khusus yang berisi hadis-hadis shahih dengan nama Al Jami’ Al Musnad As Shahih Al Mukhtasar Min Umuri Rasulillah Wa Sunnanihi Wa Ayanihi.
Sebagai penyusun kitab, Bukhori telah memeberikan sumbangan yang sangat berharga utnuk memepermudah mengetahui dan membahas hadis bagi para pelajar, terutama bagi generasi selanjutnya.
2. Sahih Muslim
Kitab ini adalah salah satu dari kitab yang paling sahih setelah Al-Qur’an. Kedua kitab sahih ini diterima umat Islam dengan baik.
Kitab sahih ini adalah hasil dari kehidupan yang penuh berkah, yang ditulis dimana saja ia berada, baik dalam waktu sempit maupun lapang. Ia mengumpulkan, menghafal, menyaring dan menulis sehingga menjadi sebuah kitab sahih yang sangat baik dan teratur. Dia dan beberapa muridnya menyelesaikan menyusun kitab sahih itu dalam waktu 15 tahun. Kitab ituberisi 12.000 hadis.
C. Metodologi
1. Sahih Bukhari
Beliau telah berusaha keras untuk meenliti keadaan para perawi, utmuk memastikan keshahihan hadis-hadis yang diriwayatkannya. Beliau selalu membandingkan hadis yang satu dengan lainnya, meneliti dan memilih hadis yang menurutnya paling shahih. Sebagaimana penegasan Imam Bukhori “aku menyusun kitab Jami’us Shahih ini (adalah hasil saringan) dari 600.000 hadis selama 16 tahun.”
Disamping meggunakan metode ilmiah, dalam penelitiannya, Bukhori tidak mengabaikan aspek rohani.
Imam Bukhori sendiri tidak mengajukan Syarat-syarat teretentu yang dipakai untuk menetapkan keshahihan hadis secara jelas. Namum persyaratan itu dapat diketahui melalui penelitian terhadap kitabnya. Menurut kesimpulan dari para ulama Imam Bukhori dalam kitab shahihnya selalu berpegang pada tingkat keshahihan yang paling tinggi, kecuali bagi beberapa hadis yang bukan materi pokok, seperti hadis muatbik dan syahid serta hadis yang diriwayatkan dari sahabat dan tabi’in.
Diantara syarat yang terdapat pada hadis sahih Muslim, sebagai berikut:
a. Perawi hadis harus Muslim, berakal, jujur, tidak mudallis dan tidak mukhtalit, adil, kuat ingatan, dan selalu memelihara apa yang diriwayatkannya, sehat pikirannya, panca inderanya dipakai untuk mendengar dan menghafal, sedikit salahnya, dan baik aqidahnya.
b. Sanadnya bersambung, tidak mursal, tidak munqati’, tidak mu’dal.
c. Matan hadis tidak janggal dan tidak cacat.
2. Sahih Muslim
Syarat yang dipakai dalam sahih Muslim ialah:
1. Ia tidak meriwayatkan hadis kecuali dari perawi yang adil, kuat hafalannya, jujur, amanah, tidak pelupa. Ia juga meriwayatkan dari perawi yang memiliki sifat-sifat lebih rendah dari sifat tersebut.
2. Dia sama sekali tidak meriwayatkan kecuali hadis musnad (sanadnya lengkap), muttasil (sanadnya bersambung), dan marfu’ (disandarkan) kepada Nabi Muhammad saw.

D. Ciri Khas
1. Sahih Bukhari
Imam Bukhari sering mengulang beberapa hadis, memenggal dan meringkasnya dalam beberapa bab yang berbeda, sesuai dengan hukum yang diambil dari hadis tersebut atau sesuai dengan judul bab. Hal ini dilakukan karena ada kebutuhan tertentu yang terdapat pada sanad atau matan hadis. Sedikit sekali ia menyebutkan hadis dengan satu macam lafaz dalam dua tempat yang berlainan.
2. Sahih Muslim
Yang menjadi ciri khas sahih miuslim, iaialah matan-matan hadis yang semakna beserta dengan sanadnya diletakkan dengan satu tempat, dan tidak dipisah dalam beberapa bab yang berbeda, juga tidak mengulang hadis kecuali karena sangat perlu diulang untuk kepentingan sanad atau matan hadis.
Cara ini dilakukan oleh Muslim, karena hadis ini bukan untuk menerangkan segi fiqh dan penggalian hukum dan adab dari ahdis tersebut. Ciri sahih Muslim lainnya adalah ketelitian dalam kata-kata.
Dia berusaha keras agar didlam kitabnya hanya memuat hadis-hadis musnad dan marfu’, yaitu hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu, dia tidak mencantumkan perkataan sahabat dan tabi’in.
Begitu pula, Muslim tidak meriwayatkan Muallaq. Didalam kitabnya hanya terdapat 12 hadis muallaq yang hanya sebagai hadis penguat (mutabi’) dan bukan hadis utama.
E. Sistematika
1. Sahih Bukhari
Shahih Bukhari terdiri dari beberapa kitab. Dimulai dengan bab permulaan wahyu, yang mnejadi dasar utama bagi syariat Islam. Kemudia disusul dengan  itab iman, ilmi, taharah, shalat, zakat dna seterusnya. Dalam beberapa naskah erdapat perbedaan mengenai urutan antara kitab shaum dan itab haji.
Kemudian kitab buyu’, muamalah, murafaat (hokum acara), syahadat, sulh (perdamaian), wasiat, waqaf dan jihat. Selanjutnya bab-bab yang tidak menyangkut fiqih seperti tentang penciptaan makhluk, riwayat para nabi, cerita surge dan neraka, munakib quraisyi dan keutamaan sahabat.
Selanjutnya bab sirah nabawiyah (sejarah hidup nabi) dan maghazi (peperangan) serta hadis yang berkaitan dengannya. Lalu kitab tafsir, kemudia kembai lagi ke masalah fiqih mengenai nikah, talak dan nafkah, kemudian kitab at’imah (makanan), asribah (minuman), tibb (pengobatan), adab (etika), birr (kebaikan), silah (silaturrahmi), dan Isti’zan (minta izin). Kemudian kitab Nuzur (nazar) dan kifarat, hudud (hokum pidana), ikrah (pemaksaan), ta’bir ru’yah (penafsiran mimpi), fitan (fitnah), ahkam (peraturan hokum). Dalam kitab ini juga dimuat mengenai para penguasa dan para hakim. Kemudia kitab I’tisam bil kitab wassunah (berpegang teguh pada kitabullah dan sunnah rasul), dan yang terakhir kitab tauhid, sebagai penutup kitab sahihnya yang terdiri dari 97 kitab dan 3.460 bab.
2. Sahih Muslim
Adapun judul kitab dan bab yang terdapat pada sahih Muslim yang sudah dicetak, sebebnarnya bukan ditulis oleh Muslim, melainkan ditulis oleh pensyarah sahih itu yang hidup sesudahnya.
F. Kritikan Ulama
1. Sahih Bukhari
Sebagian ulama hadis seperti ad-Daraqutni telah mengkritik sejumlah hadis sahih Imam Bukhari. Sebab hadis tersebut tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam kitab sahihnya.
Jumlah hadis musnad (yang sanadnya bersambung) sahih Bukhari yang dikritik sebanyak 110 hadis, 32 hadis diantaranya juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab sahihnya, sedangkan yang 78 hadis hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Diantara hadis yang dikritik ialah hadis Syuraik bin Abi Namir, dari Anas, tentang “Isra’”.
2. Sahih Muslim
Diantara hadis yang dikritik (muntaqadah) ialah:
1. Hadis Abu Sofyan
2. Hadis Abu Hurairah
3. Hadis tentang shalat khusuf (gerhana)
G. Kitab Syarah
1. Sahih Bukhari
Buku sarah hadis ini cukup banyak jumlahnya. Menurut pengarang Kasyfuz Zunun, tidak kurang dari 82 macam. Belum termasuk buku syarah yang ditulis sesudah Kasyfuz Zunun. Di antara kitab syarah yang paling terkenal ialah:
a. Al-Kawakibud Durari fi Syarhi Sahihil Bukhari
Kitab syarah ini yang ditulis oleh al-Allama Syamsudin Muhammad bin Yusuf bin al-Kirmani (wafat tahun 786 H).
Dalam kitab ini Kirmani banyak menjelaskan kata-kata yang sulit dan kedudukan kata-kata (I’rab) yang masih samar. Juga meneliti riwayat-riwayat, nama dan julukan para perawi, dan membedakan nama-nama mereka (bila ada kesamaan), serta mengkompromi hadis-hadis yang tampak bertentangan.
b. Fathul Bari’ bin Sahihil Bukhari
Kitab ini, adalah karya Imam al-Hafiz Abi’ Fadal Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Hajar al-Asqalani al-Misri. Lahir tahun 773 H. dan wafat tahun 852 H. kitab Fathul Bari’ adalah kitab syarah sahih Bukhari yang paling baik dan paling lengkap.
Di kitab ini, Asqalani menjelaskan masalah bahasa dan I’rab, dan menguraikan masalah penting yang tidak ditemukan di kitab lainnya, juga menjelaskan dari segi balagah dan sastranya, mengambil hukum, serta memaparkan berbagai masalah yang diperdebatkan oleh para ulama, baik menyangkut fiqh maupun ilmu kalam secara terperinci dan tidak memihak. Di samping itu, dia mengumpulkan seluruh sanad hadsi dan menelitinya, serta menenrangkan tingkat kesahihan dan keda’ifannya.
c. umdatul qari
kitab adalah buah karya Al-Allama syaikh Badrudin Mahmud bin Ahmad Al-Aini Al-Hanafi, lahir tahun 762 H. dan wafat tahun 855 H.
kitab ini merupakan syarah yang sederhana, berisi riwayat hidup para perawi, menjelaskan nasab dan membahas bahasa, I’rab, ma’ani dan bayan. Di dalam kitab tersebut juga terdapat pembahasan masalah fiqh dan sastra. Penyajian kitab ini menggunakan metode Tanya jawab.
d. Irsyadus sariilasahihil Bukhari
Penulisannya adalah al-Allama syaikh Sihabudin Ahmad bin Muhammad Al-Khatib Al-Misri Al-Syafi’I, terkenal dengan panggilan Al-Qastalani wafat pada tahun 922 H.
Dibanding dengan kitan syaroh terdahulu, kitab yang satu ini lebih ringkas. Al-Qastalani banyak merujuk banyak penulis kitab syarah sebelumnya, terutama Fathul Bari.
2. Sahih Muslim
a. Al-Mu’allimu bifawaidi KitabiMuslim
b. I’malul Muallimi Fisahri Sahih Muslim
c. Al-Minhaj  FI Syarhi Sahihi Muslim bin Hajjaj
H. Jumlah Hadis
1. Sahih Bukhari
Ibnu salah dalam muqaddimahnya menyebutkan, jumlah hadis sahih Bukhari sebanyak 7.275 buah, termasuk hadis yang terulang, atau sebanyak 4.000 hadis tanpa pengulangan. Perhitungan itu diikuti oleh Syaikh Muhyidin an-Nawawi dalam kitabnya at-Taqrib.
2. Sahih Muslim
Ahmad bin Salamah, penulis naskah sahih Muslim, emngatakan bahwa sahih Muslim itu berisi 12.000 hadis. Namun Ibnu Salah menyebutkan dari Abi Quraisy, bahwa jumlah hadis sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah.
I. Mukhtasar
1. Sahih Bukhari
a. Bahjatun Nufus Wa Gayatuha
Ditulis oleh Syaikh Abu Muhammad Abdullah bin Sa’ad bin Abu Jamrah al-Andalusi, wafat tahun 695 H. Memuat sekitar 300 hadis. Kitab ini banyak mengungkap persoalan hakikat dan pentakwilan, uraiannya ditekankan pada segi makna daripada lafaz, dan lebih memperhatikan segi akhlak dari pada hukum.
b. Mukhtasar Imam Zainuddin
Penulisnya adalah Imam Zainuddin Abdul Abbas Ahmad bin Abdul Latif asy-Syarij az-Zubaidi, wafat tahun 893 H. Beliau membuang hadis yang disebutkan berulang, mengumpulkan hadis yang yang bermakna sama, dan menyebutkan nama sahabat tanpa mencantumkan nama sanad secara lengkap.
2. Sahih Muslim
Di antara kitab Mukhtasar (ringkasan) Sahih Muslim adalah:
a. Mukhtasar tulisan Syaikh Abu Abdullah Syafarudin Muhammad bin Abdullah al-Mursi. Wafat tahun 656 H.
b. Mukhtasar karya Syaikh Imam Ahmad bin Umar bin Ibrahim al-Qurtubi, wafat tahun 656 H. pada syarah tersebut ia menjelaskan, “Setelah menyusun ikhtisar itu, lalu mebuat bab-babnya, membuat syarahnya, menerangkan kata-kata yang sulit, menguraikan kalimat dan beristidlal dengan hadis.” Syarah ini diberi nama al-Mufhim Lima Usykila min Talkhisi Sahihil Muslim. Isi syarah ini banyak mengutip dari syarah sahih Muslim Imam Nawawi dan Fathul Bari Ibnu Hajar.
c. Mukhtasar yang disusun oleh Imam Zakiyyudin Abdul Azim bin Abdul Qawa al-Munziri, wafat tahun 656 H. Mukhtasar ini telah diberi syarah oleh Syaikh Usman bin Abdul Malik al-Misri yang wafat tahun 738 H.
J. Mencakup selruh Hadis Sahih?
Dalam kitab sahinya, Bukhari dan Muslim tidak memuat seluruh hadis yang sahih. Bukhari menuturkan: “Aku tidak memasukkan ke dalam Jami’us Sahih kecuali hadis yang sahih. Dan kutinggalkan banyak hadis sahih karena akan membosankan.”
Dia juga berkata: “Aku hafal 100.000 hasis sahih dan 200.000 hadis yang tidak sahih.”
Padahal di dalam kitab Sahihnya belum mencapai 10.000 hadis yang dihafalnya.
Di dalam kitab sahihnya, Muslim juga berkata:
“Tidak semua hadis yang sahih menurutku, kumasukkan ke dalam kitab sahih. Aku hanya mencantumkan hadis yang telah disetujui oleh para ulama hadis.”
Itulah pernyataan Bukhari dan Muslim, mereka tidak mencantumkan semua hadis sahih ke dalam kitabnya. Di samping itu masih banyak hadis sahih yang terdapat dalam empat kitab sunan Abu Dawud, Tirmizi, Nasa’I, dan Ibnu Majah, yang tidak disebutkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dalam Musnad Imam Ahmad terdapat bayak hadis sahih sebanding dengan Muslim dan Bukhari. Tetapi hadis-hadis tersebut tidak terdapat pada kedua kitab sahih itu. Hakim Abu Abdullah telah menyusun sebuah kitab besar (al-Mustadrak) yang menghimpun hadis-hadis sahih yang tidak termuat dalam Sahih Bukhari Muslim. Walaupun hadis yang dikumpulkan oleh Hakim tidak seluruhnya sahih, namun cukup banyak yang sahih. Dalam Mu’jam Kabir dan Ausat karya Tabarani, dalam Musnad Abu Ya’la, Musnad al-Bazzar dan lain-lain, cukup banyak hadis yang dinyatakan sahih oleh para ahli hadis. Dengan demikian, jelaslah perkataan ulama hadis yang berbunyi, “Sedikit sekali hadis sahih yang ditinggalkan oleh Bukhari dan Muslim” adalah tidak benar. Oleh karena itu, tidak seorang pun bisa mengingkari hadis sahih yang tidak terdapat dalam sahih Bukhari dan Muslim.
K.   Antara Sahih Bukhari dan Muslim
Para ulama sepakat bahwa kitab hadis yang paling sahih adalah kitab sahih Bukhari dan Muslim. Dan kitab Bukhari lebih sahih dibanding Muslim.
Imam Nasa’I mengatakan, “Tidak ada kitab hadis yang paling baik selain kitab karya Muhammad bin Ismail al-Bukhari.” Yang dimaksud dengan paling “baik” adalah “sahih”. Pengakuan dari ulama seperti Nasa’I ini adalah pengakuan yang jujur. Sebab Imam Nasa’I adalah ulama hadis yang sangat teliti, kritis, dan tidak sembarangan berucap, serta ulama terkemuka di masanya.
Daraqutni memberi penilian, “Seandainya tidak ada Bukhari, niscaya tidak ada Muslim.”
Namun Abu Ali an-Naisaburi lebih mengutamakan Imam Muslim. Dia pernah berkata:
مَا تَحْتَ أَدِ يْمِ السَّمَاءِ كِتَابُ أَصَحُّ مِنْ كِتَابِ مُسْلِمٍ بْنِ الحَجَّاج
Tidak ada di kolong langit ini kitab yang lebih sahih selain kitab Muslim bin al-Hallaj.
Pendapat ini dikutip oleh sebagian ulama Magribi dan Abu Muhammad Ibnu Hazim az-Zahiri.
Sebenarnya, orang yang mengutamakan sahih Muslim ini disebabkan:
1. Karena kebagusan dan susunannya teratur
2. Hadis yang periwayatannya sejalan dan dalam satu tema dikumpulkan di satu tempat, tanpa memotong hadis untuk dimasukkan ke bab lain.
3. Dia hanya meriwayatkan hadis marfu’ dan tidak meriwayatkan hadis mauquf dan muallaq.
4. Factor-faktor lain yang telah dipaparkan sebelumnya di buku ini.
Walaupun begitu, kitab sahih Bukhari dan Muslim merupakan kitab yang paling sahih yang pernah ditulis oleh para ahli hadis. Pengarangnya telah memberikan sumbangan dan pengabdian yang sangat besar kepada agama dan umat Islam. Kita patut bersyukur dengan mneghormati mereka atas jasanya yang tidak bisa dipungkiri lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar