Selasa, 23 Juli 2019

REVIEW JURNAL kapita selekta PAI


Review Artikel Jurnal
Disusun sebagai Tugas Ujian Tengah Semester
Nama 
: Mualifah Khoirunnisa
Kelas
: PAI J
NIM
: 210317316
No. Urut Ujian
: 1
Point yang direview
Hasil Review
Judul Artikel
INTERNALISASI NILAI-NILAI HUMANISTIK RELIGIUS
PADA GENERASI Z DENGAN DESIGN FOR CHANGE
Penulis
Achmad Faqihuddin
Nama Jurnal
Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,  Vol. 12, No. 2, Agustus 2017
Alamat Website Artikel Jurnal
Latar Belakang Masalah
     Generasi Z adalah anak yang lahir sekitar tahun 1998 keatas,  mereka memiliki kecenderungan dan ketergantungan terhadap penggunaan alat elektronik seperti internet. Kecenderungan tersebut berdampak kurang baik terhadap kehidupan sosial anak, spiritual anak, dan gaya hidup mereka. Mereka cenderung bersifat egois, apatis, dan individualis. Juga akibat dari kemajuan teknologi yang begitu pesat, memunculkan masalah baru berupa banyaknya kejadian pembulian di kalangan pelajar, kekerasan dan juga tindakan kriminal. Hal-hal tersebut menunjukkan jauhnya anak dari sikap sosial yang baik dan nilai-nilai humanis. Sedangkan agama Islam banyak mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan kepada pemeluknya, namun realitanya nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada agama mulai lutur termakan oleh kemajuan teknologi, khususnya internet.
Rumusan Masalah
     Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai religius humanistik yang dilakukan oleh Guru PAI SMAN 26 Bandung dan uji efektifitas penggunakan design for change dalam internalisasi nilai-nilai tersebut.
Tujuan Pembahasan
      Mengetahui strategi kreatif yang dilakukan oleh Guru PAI SMAN 26 Bandung dalam mengajarkan dan menginternalisasikan nilai-nilai keagamaan dan nilai humanistik religius kepada siswanya yang merupakan Generasi Z.
Metode Penelitian
    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penentuan sampling berupa purposeful sampling. Adapaun  metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yakni: observasi (observation), wawancara (interview), dan dokumentasi (documentation). analisis dapat dilakukan dengan tiga langkah, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifkasi (conclusion drawing/ verifcation)
Teori yang Digunakan
     Dalam buku Grown Up Digital ditulis secara rinci empat
generasi yang lahir setelah perang dunia kedua. Yaitu
pertama, Baby Boom lahir antara tahun 1946-1964. Kedua, Generasi X lahir antara tahun 1965-1976. Ketiga, Generasi Y lahir antara tahun 1977-1997. Keempat, Generasi Z yang lahir antara tahun 1998- sekarang. Generasi Z merupakangenerasi yang tumbuh bersama kemajuan teknologi, sehingga memandang teknologi adalah bagian dari mereka. Namun tidak menuntut kemungkinan juga penggunaan smartphone oleh Generasi Z mengarah kepada perilaku adiktif apabila mengarah
kepada ketergantungan yang berlebihan pada
smartphone. Hasil riset menunjukkan bahwa dampak negatif dari kemajuan teknologi dan mudahnya akses internet adalah munculnya sifat konsumtif, individualistis, kurang peka terhadap lingkungan, menginginkan segala sesuatu didapatkan dengan instan. Fenomena individualistis, kurang peka terhadap lingkungan, cyberbullying, cybercrime, mengakses media porno dan masalah lain yang muncul dari Generasi Z jelas bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional.
     Dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan pada masalah, zaman dahulu manusia berpegang teguh pada ajaran agamanya untuk mengatasi masalahanya. Namun karena perkembangan zaman banyak manusia yang mulai berkiblat kepada kemanjuan teknologi dalam hal apapun, termasuk penyelesaian masalah yang dihadapinya. Hal tersebu berdampak pada berkurangnya nilai-nilai religius pada diri anak, seperti nilai-nilai humanistik dan spiritual. Sedangkan pada dasarnya mausia diciptakan sebagai hamba Allah dan sebagai pemimpin di bumi yang menyeimbangkan hubungannya dengan Tuhan dan hubungannya kepada sesama hamba, tapi kenyataannya karena telah banyak terkontaminasi dengan kemajuan teknologi manusia menjadi perusak di bumi.
     Karakteristik dan ciri-ciri yang nampak dari siswa SMAN 26 Bandung sesuai dengan ciri dan karakteristik generasi Z, yaitu lahir pada tahun 1998 ke atas, ketergantungan terhadap penggunaan internet, menunjukkan perilaku individualis, konsumtif, dan mayoritas siswa memiliki telpon pintar (Hp).  Bahkan mereka cenderung tidak menghargai proses dan menuntut segala sesuatu secara instan untuk terwujud. Dampak positif dari kemajuan teknologi yang ditunjukkan oleh siswa SMAN 26 Bandung adalah, mereka menguasai teknologi dengan baik, menerima informasi dari berbagai sumber, bersifat terbuka dalam segala hal, mampu berpikir kritis, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
     Adapun konsep pendidikan yang humanis religius adalah
konsep pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam humanisme dan religiusitas. Lima nilai dasar
itu adalah kebebasan, kreativitas, kerja sama, kejujuran, dan aktualisasi diri. Sedangkan nilai religiusitas meliputi pengetahuan (ilmu keagamaan), keimanan (‘aqīdah), praktik keagamaan (syari’ah), pengamalan keagamaan (akhlaq), dan penghayatan keagamaan (ma’rifah). Sehingga guru PAI bertanggung jawab dalam menciptakan suasana sekolah dan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kemauan Generasi Z. Guru di SMAN 26 Bandung harus paham bagaimana cara belajar yang dilakukan oleh Generasi Z atau siswa mereka, dengan harapan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru cocok dengan kemauan siswanya yang telah sedikit banyak menguasai perkembangan teknologi. Bahwa strategi internal sekolah dapat dilakukan melalui empat pilar yaitu proses belajar, budaya sekolah, pembiasaan dan kegiatan ko-kurikuler juga ekstrakurikuler. Program yang digulirkan oleh SMAN 26 Bandung dalam membina akhlak Generasi Z lebih banyak program pembinaan ibadah ritual dengan metode pembelajaran dan pembiasaan. Namun kenyataannnya hal tersebut belum cukup, pemebelajaran ibadah ritual juga harus diseimbangakan dengan ibadah sosial. Awalnya strategi yang digunakan oleh Guru PAI SMAN 26 Bandung sesuai dengan konsep pendidikan karakter Lickona, dimana orientasi pendidikan mengarah pada tiga komponen karakter yaitu pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling) dan tingkah laku moral (moral behavior). Guru PAI di SMAN 26 Bandung mengembangkan kreativitas mengajarya dengan metode Design for Change khususnya untuk internalisasi nilai-nilai humanistik religius. esign For Change merupakan sebuah gerakan dimana anak-anak menggagas sebuah perubahan di sekitar mereka. Pendekatan dalam metode Design For Change adalah :
1.    Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tidak hanya sebatas
pada ibadah ritual;
2.    Kesholehan pribadi harus diiringi dengan kesholehan
sosial;
3.     Membangun paradigma pentingnya hablun min Allāh dan hablun min al-nās;
4.    Siswa diajak aktif dalam proses pembelajaran;
5.    Siswa diajak mengetahui masalah di sekitar mereka;
6.    Siswa diajak menjadi bagian dari agent of change;
7.    Siswa diajak menggagas ide perubahan untuk masalah di
sekitar mereka;
8.    Mengedepankan kebebasan, kreativitas, kerja sama
(kolaborasi), kejujuran, dan aktualisasi diri;
9.    Pembelajaran komprehensif meliputi pengetahuan (ilmu
keagamaan), keimanan (‘aqīdah), praktik keagamaan
(
syari’ah), pengamalan keagamaan (akhlaq), dan penghayatan keagamaan (ma’rifah);
10.             Siswa terlibat langsung dalam memberikan solusi bagi permasalahan di sekitar mereka;
     Metode ini sangat cocok untuk materi yang berkaitan
dengan sosial, salah satu contohnya materi Berbuat
Ihsan atau Berbuat Baik, dalam implementasi biasanya dipadukan dengan metode Mind Mapping. Siswa diajak untuk menjadi agent of change.
Hasil Penelitian
     Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan  signifikan antara kemampuan mengajar guru yang kreatif, kemampuan pengelolaan kelas yang dilakukan guru, dan kemampuan pengelolaan pengajaran,  terhadap peningkatan hasil belajar siswa, juga sikap humanistik peserta didik. Guru yang menerapkan teknik design fir change, terbukti mampu menginternalisasikan nilai-nilai humanistik religius kepada peserta didik. Terbukti dari sikap peserta didik yang lebih peduli terhadap sesama, tidak egois, peka terhadap permasalahan sosial yang ada disekitarnya, bahkan mereka mencoba menularkan kegitan baik yang mereka lakukan melalui media internet yang mereka kuasai.
    Hasil internalisasi nilai-nilai humanistik religius dan
proses pendidikan SMAN 26 Bandung khususnya pada Pelajaran
PAI dan Budi Pekerti berdampak positif bagi siswa dan merubah
siswa menjadi pribadi yang lebih baik dan peduli sesama. Hal
ini menjawab fenomena yang muncul pada generasi Z yang
cenderung individualistis, kurang peka terhadap lingkungan.
penilaian
     Secara keseluruhan jurnal ini sudah sesuai dengan penulisan jurnal ilmiah pada umumnya, jurnal ini memiliki judul yang menggambarkan informasi yang dikandungnya, abstrak yang tertulis juga sangat memudahkan pembaca untuk memahami isi dari keseluruhan jurnal tanpa harus membaca keseluruhannya, namun pendahuluan terlalu banyak dan sedikit membuat bingung, jurnal ini juga telah memaparkan bahan dan metode penelitian dengan rinci, sangat disayangkan bahwa penulisan jurnal ini kurang sistematis dalam pembagian point pembahasannya, juga terdapat kata-kata bermakna sama yang digunakan, sehingga menjadikan kalimat kurang efektif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar