Selasa, 23 Juli 2019

MPAI "PRINSIP UMUM MPAI"


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Dasar Metode Pendidikan Islam?
2.      Bagaimana Prinsip-prinsip Metode Mengajar?
3.      Apa Faktor dalam Memilih Metode Mengajar?
4.      Bagaimana Teknik Mengajar Dalam Pendidikan Islam?
C.     TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Mengetahui Dasar Metode Pendidikan Islam
2.      Mengetahui Prinsip-prinsip Metode Mengajar
3.      Mengetahui Faktor dalam Memilih Metode Mengajar
4.      Mengetahui Teknik Mengajar dalam Pendidikan Islam

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    DASAR METODE PENDIDIKAN ISLAM
Menurt bahasa , istilah metode sering diartikan “ cara”. Kata “ metode” berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos.Meta berati melalui, dan hodos berati jalan atau cara. Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan ini ditempatkan pada posisinya sebagai cara menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu, atau atau tersistematisasinya suatu pemikiran.[1]
Metode pendidikan Islam dalam penerapanya banyak menyangkut
permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri,
sehingga dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan itu hanyalah merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasardasar metode pendidikan secara umum antara lain : Pertama dasar agama.; Kedua biologis; Ketiga dasar psykologis; dan Keempat dasar sosiologis.[2]
1.      Dasar Agama
Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Urgensi ini terletak pada tujuannya agar seluruh proses bahkan hasil dari pendidikan Islam dapat bermakna. Konstruksi agama membutuhkan aktualisasi dalam berbagai dasar pendidikan yang lain yang sudah disebutkan di atas.[3] Sehingga dalam pemilihan dan pelaksanaan metode yang dilakukan oleh guru harus sesuai dengan ajaran agama Islam, dan tidak menyimpang dari al-Qur’an dan Hadis. Kedua sumber ajaran agama Islam tersebut menjadi tuntunan dalam pelaksanaan metode pendidikan Islam. Dalam al-Qur’an banyak termuat ayat yang menjelaskan bagaimana Allah memberikan ilmu kepada malaikan, nabi, rasul, bahkan manusia. Sedangkan dalam hadis banyak dijelaskan bagaimana atau metode apa saja yang digunakan Rasulullah dalam membimbing sahabat-sahabatnya.
2.      Dasar Biologis
3.      Dasar Psikologis
Tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat.[4] Sehingga dapat dikatakan bahwa tugas pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Sehingga metode yang digunakan dalam kegiatan belajar adalah metode yang sesuai dengan keadaan psikologis peserta didik. Kesesuaian antara metode dan kondisi psikologis peserta didik akan mempengaruhi perkembangan potensi peserta didik yang dihasilkan dari kegiatan belajar.
4.      Dasar Sosiologis
Sosiologi mengacu kepada hubungan antara individu, antara masyarakat, dan individu dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek ini telah ada sejak manusia dilahirkan. Karena itu aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang.[5] Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik yang merupakan interaksi timbal balik yang saling berusaha memberi dampak positif. Sehingga dasar sosiologis menjadi salah satu dasar dalam metode pendidikan Islam karena pentingnya fungsi dari metode yang memperlancar proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
B.     PRINSIP-PRINSIP METODE MENGAJAR
Hasan Langgulung mengemukakan adanya tiga prinsip yang mendasari metode mengajar dalam Islam, yaitu:
1.      Sifat-sifat metode dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengakui sebagai hamba Allah.
2.      Berkenaan dengan metode mengajar yang prinsip-prinsipnya terdapat dalam al-Qur’an atau disimpulkan dari padanya.
3.      Membangkitkan motivasi dan adanya kedisiplinan atau dalam istilah al-Qur’an disebut ganjaran (tsawab) dan hukuman (‘iqab).
Metode pendidikan Islam menjembatani kedua kutub yang berbeda tadi, dimana dicari keseimbangan antara kepentingan siswa dan kepentingan masyarakat (termasuk guru) dalam proses belajar mengajar.[6]
Dalam menggunakan metode Pendidikan Islam harus memperhatikan prinsip-prinsip dari metode Pendidikan Islam, karena dari prinsip-prinsip tersebut mampu memberikan pengarahan dan petunjuk dalam pelaksanaan metode pendidikan tersebut, sehingga para pendidik mampu menerapkan metode yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhannya. Prinsip-prinsip metode Pendidikan Islam, antara lain:
1.      Mempermudah
Pendidik tidak harus menggunakan metode yang muluk-muluk, cukup dengan metode yang sederhana saja yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan pendidik mampu menyampaikan dengan baik, sehingga mudah diserap, dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.
2.      Berkesinambungan
Berkesinambungan dijadikan sebagai prinsip metode Pendidikan Islam, karena dengan asumsi bahwa Pendidikan Islam sebuah proses yang akan berlangsung terus-menerus. Sehingga dalam menggunakan metode pendidikan seorang pendidik perlu memperhatikan kesinambungan pelaksanaan pemberian materi. Jangan hanya karena mengejar target kurikulum, seorang pendidik menggunakan metode yang tidak efektif yang pada gilirannya akan memberikan pengaruh yang negatif pada peserta didik, karena peserta didik merasa dibohongi oleh pendidik.
3.      Fleksibel dan Dinamis
Dengan prinsip ini diharapkan akan muncul metode-metode yang relatif baru dari para pendidik Islam. Sebab dengan prinsip kelenturan dan kedinamisan ini memberikan peluang yang sangat luas bagi para pendidik untuk mengembangkan metode yang sudah ada, khususnya dalam menerapkan metode ilmu pengetahuan modern dan teknologi, sehingga pendidikan Islam mampu berbicara banyak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang benarbenar utuh (manusia yang menguasai Iptek dan berhati Imtaq).[7]
Berikut ini prinsip-prinsip dalam menggunakan metode pembeljaran di sekolah atau madrasah. Prinsip-prinsip ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Misalnya, prinsip individualitas hanya mungkin dilaksanakan bila ada prinsip kebebasan, pusat minat, dan aktifitas, dan lain sebagainya.[8]
C.     FAKTOR DALAM MEMILIH METODE MENGAJAR
Dalam pemilihan tersebut banyak yang harus dipertimbangkan, antara lain:
1.      Keadaan murid;
2.      Tujuan yang hendak dicapai;
3.      Situasi yang mencakup hal umum;
4.      Alat-alat yang tersedia;
5.      Kemampuan pengajar;
6.      Sifat dan bahan pengajaran.[9]
Ketepatan (efektivitas) penggunaan metode pembelajaran bergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber dan fasilitas, situasi kondisi dan waktu.[10]
D.    TEKNIK MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Metode pendidikan atau lebih operasionalnya, metode mengajar adalah cara-cara praktis dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dengan kata lain, cara guru untuk menyampaikan informasi kepada pesrta didiknya, sebagai rentetan kejadian terarah bagi guru yang menyebabkan timbulnya proses belajar pada peserta didik. Jadi metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan guru dalam penyempaian materi ajar kepada muridnya di dalam kelas. Sebagai guru untuk para sahabatnya, Rasulullah SAW. juga dalam menyampaikan pengajarannnya menggunakan metode.[11]
Metode erat kaitannya dengan teknik, bahkan keduanya sering disamakan. Teknik merupakan bentuk pelaksanaan dari metode. Teknik berkaitan dengan kepribadian seseorang. Bagaimana seseorang melakukan sebuah metode menjadi ciri khas dari seorang pendidik yang melaksanakan metode. Maka di bawah ini beberpa metode beserta teknik yang dilakukan dalam mengaplikasikan metode tersebut ketika kegiatan belajar mengajar.
1.      Metode Keteladanan atau Demonstrasi
Dalam mendidik para sahabat, Rasulullah SAW. menggunakan metode salah satunya dengan keteladanan. Sehubungan dengan hal ini ditemukan banyak hadis. Sebagai contoh dapat dilihat dalam pengajaran kaifiyah shalat, bacaan shalat, kedisiplinan waktu dalam menegakkan sholat, dan pembentukan ketekunan beribadah. Dalam mendirikan shalat, umat Islam diperintahkan agar mengikuti cara yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. agar umat dapat mengerjakannya, sudah seyogianya beliau memberiakan contoh. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar sahabat mudah memahami dan tidak melakukan kesalahan.[12]
      Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam melakukan pengajaran dan pendidikan Rasulullah menggunakan metode demonstrasi dengan teknik pemberian contoh secara langsung di hadapan sahabat. Sedangkan teknik lain yang bisa dilakukan dalam menerapkan metode demonstrasi, misalnya dengan mengemukakan atau mendemonstrasikan kisah-kisah Nabi yang dapat menjadi teladan.
2.      Metode Pembiasaan dan Hukuman
Pembiasaan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak dalam mendirikan shalat harus dilaksanakan secara bertahap dan disiplin. Berdasarkan hadis-hadis dan riwayat di atas dapat dipahami bahwa perintah Rasulullah SAW. untuk memukul anak yang meninggalkan shalat setelah berumur 10 tahun hanyalah pukulan ringan yang tidak melukai dan tidak menyakitkan.[13]
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembiasaan dapat dilakuakan dengan teknik bertahap dan dengan disiplin, atau bisa juga dilakukan dengan konsisten. Sedangkan metode hukuman sebagaiaman yang Rasulullah lakukan, yaitu dengan memberikan pukulan ringan yang tidak menyakitkan, atau bisa dilakukan dengan memberikan hukuman lain yang semuanya memberikan efek jera.
3.      Metode Dialog atau Hiwar atau Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat dinlai sebagai metode yang tepat, apabila pelaksanaannya ditunjukkan untuk:
a.       Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatiannya;
b.      Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa;
c.       Mengarahkan pengamatan dan pemmikiran mereka.[14]
Sehingga metode tanya jawab dapat dilakukan guru dengan teknik, memberi pertanyaan di awal materi, memberi pertanyaan yang membangkitkan minat siswa, dengan pertanyaan yang menarik dan lain sebagainya sesuai dengan keinginan guru sebaai orang yang melaksanakan metode tersebut.
4.      Metode Perumpamaan
Perumpamaan berarti pemberian contoh, yaitu menuturkan sesuatu guna menjelaskan suatu keadaan yang selaras dan serupa dengan yang dicontohkan, lalu menonjolkan kebaikan dan keburukan yang tersamar. Perumpamaan terbaik adalah perumpamaan Qurani dan nabawi, yaitu perumpamaan yang terdapat dalam Alquran dan hadis.[15]
Dalam mempraktekan metode perumpamaan sebagai metode pembelajaran dalam kelas, guru dapat menggunakan teknik pemberian dongeng, kisah, dan cerita yang dari cerita tersebut dapat menjadi perumpamaan bagi peserta didik.
5.      Metode Ceramah
Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta yang ditutup dengan janya jawab antara guru dan siswa. Metode ceamah dapat dilakukan oleh guru dalam situasi berikut:
a.       Untuk memberikan pengarahan; petunjuk di awal pembelajaran;
b.      Waktu terbatas, sedangkan materi atau informasi banyak yang akan disampaikan;
c.       Lembanga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar, sedangkan jumlah siswa banyak.[16]
Selain itu penerapan metode dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan teknik ceramah yang semua dijelaskan oleh guru. Atau bisa juga ceramah yang dilakukan oleh murid sebagai sumber informasi. Juga bisa dengan menggabungkan banyak metode untuk mendukung metode ceramah yang digunakan.
6.      Metode Targhib dan Tarhib
Targhib adalah janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan, kelezatan, dan kenikmatan. Dengan metode ini, beliau menggugah dan menimbulkan rasa senang pada diri pesrta didik (sahabat) untuk melakukan sesuatu. Beliau menyampaikan informasi yang mneyenangkan hati berupa janji pahala dari Allah SWT. untuk  orang yang melakukan suatu kegiatan.sementara itu, tarhib adalah ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan, atau perbuatan yang telah dilarang Allah SWT.[17]
Metode ini juga sering dikenal dengan sebutan hadiah dan hukuman. Metode in dapat dilakukan dengan teknik penonjolan kesalahan  sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah. Atau juuga bisa dengan memberi hadiah berupa pujian, barang, tropi dll bagi yang sukses dalam belajar. Dan memberikan hukuman berupa kewajiban menyalin buku pelajaran dll bagi yang melanggar peraturan kelas.
7.      Metode Pengulangan dan Latihan
8.      Metode Mauizhah
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
B.     SARAN
DAFTAR PUSTAKA


[1] Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cet. Ke-1 (Bandung: Alfabeta, 2013), 165.
[2] http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/qathruna/article/download/252/251/
[3] M. Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, cet. Ke-1 (Yogyakarta:Kalimedia, 2017), 54-55.
[4] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, cet. Ke-11 (Depok:Rajagrafindo Persada, 2013), 69-70.
[5] Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, cet. Ke-I (Yogyakarta:Sukses Offset, 2009), 19-20.
[6] Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet. Ke-1 (Yogyakarta:Sukses Offset, 2009),59-60
[7] http://digilib.uinsby.ac.id/7700/23/Mar%27atin%20Qonitah_D01205212.pdf
[8] Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis Dan Pemikiran Tokoh, cet. Ke-1 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),  258.  
[9] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet. Ke-10 (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2008), 33-34.
[10] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, cet. Ke-10 (Bandung:Pustaka Setia, 2011), 83.
[11] Nanang Gojali, Tafsir & Hadis Tentang Pendidikan, cet. Ke-1 (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 233.
[12] Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, cet. Ke-4 (Jakarta: Amzah, 2016), 109-111.
[13] Ibid., 123-127.
[14] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, cet. Ke-10 (Bandung:Pustaka Setia,2011), 157-158.
[15] Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, 131-134.
[16] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, 156-157.
[17] Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, 137-138.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar