BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Dasar Metode Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Prinsip-prinsip Metode Mengajar?
3. Apa Faktor dalam Memilih Metode Mengajar?
4. Bagaimana Teknik Mengajar Dalam Pendidikan Islam?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui Dasar Metode Pendidikan Islam
2. Mengetahui Prinsip-prinsip Metode Mengajar
3. Mengetahui Faktor dalam Memilih Metode Mengajar
4. Mengetahui Teknik Mengajar dalam Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DASAR METODE PENDIDIKAN ISLAM
Menurt bahasa , istilah metode sering
diartikan “ cara”. Kata “ metode” berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan
hodos.Meta berati melalui, dan hodos berati jalan atau cara. Dengan
demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan ini ditempatkan pada posisinya
sebagai cara menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan ilmu, atau atau tersistematisasinya suatu pemikiran.[1]
Metode
pendidikan Islam dalam penerapanya banyak menyangkut
permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri,
sehingga dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan itu hanyalah merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasardasar metode pendidikan secara umum antara lain : Pertama dasar agama.; Kedua biologis; Ketiga dasar psykologis; dan Keempat dasar sosiologis.[2]
permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri,
sehingga dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan itu hanyalah merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasardasar metode pendidikan secara umum antara lain : Pertama dasar agama.; Kedua biologis; Ketiga dasar psykologis; dan Keempat dasar sosiologis.[2]
1. Dasar Agama
Dasar religius adalah dasar yang diturunkan
dari ajaran agama. Urgensi ini terletak pada tujuannya agar seluruh proses
bahkan hasil dari pendidikan Islam dapat bermakna. Konstruksi agama membutuhkan
aktualisasi dalam berbagai dasar pendidikan yang lain yang sudah disebutkan di
atas.[3]
Sehingga dalam pemilihan dan pelaksanaan metode yang dilakukan oleh guru harus
sesuai dengan ajaran agama Islam, dan tidak menyimpang dari al-Qur’an dan
Hadis. Kedua sumber ajaran agama Islam tersebut menjadi tuntunan dalam
pelaksanaan metode pendidikan Islam. Dalam al-Qur’an banyak termuat ayat yang
menjelaskan bagaimana Allah memberikan ilmu kepada malaikan, nabi, rasul,
bahkan manusia. Sedangkan dalam hadis banyak dijelaskan bagaimana atau metode
apa saja yang digunakan Rasulullah dalam membimbing sahabat-sahabatnya.
2. Dasar Biologis
3. Dasar Psikologis
Tugas pendidikan jalur sekolah yang utama
sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang
kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill
kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat
yang cenderung berubah secara cepat.[4]
Sehingga dapat dikatakan bahwa tugas pendidikan adalah mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Sehingga metode yang digunakan dalam
kegiatan belajar adalah metode yang sesuai dengan keadaan psikologis peserta
didik. Kesesuaian antara metode dan kondisi psikologis peserta didik akan
mempengaruhi perkembangan potensi peserta didik yang dihasilkan dari kegiatan
belajar.
4. Dasar Sosiologis
Sosiologi mengacu kepada hubungan antara individu,
antara masyarakat, dan individu dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan
aspek individu secara alami, artinya aspek ini telah ada sejak manusia
dilahirkan. Karena itu aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu
dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang.[5]
Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara pendidik dan peserta
didik yang merupakan interaksi timbal balik yang saling berusaha memberi dampak
positif. Sehingga dasar sosiologis menjadi salah satu dasar dalam metode
pendidikan Islam karena pentingnya fungsi dari metode yang memperlancar proses
interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
B. PRINSIP-PRINSIP METODE MENGAJAR
Hasan Langgulung mengemukakan adanya tiga prinsip yang mendasari metode
mengajar dalam Islam, yaitu:
1. Sifat-sifat metode dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama
pendidikan Islam, yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengakui sebagai hamba
Allah.
2. Berkenaan dengan metode mengajar yang prinsip-prinsipnya terdapat dalam
al-Qur’an atau disimpulkan dari padanya.
3. Membangkitkan motivasi dan adanya kedisiplinan atau dalam istilah al-Qur’an
disebut ganjaran (tsawab) dan hukuman (‘iqab).
Metode pendidikan Islam menjembatani kedua kutub yang berbeda tadi, dimana
dicari keseimbangan antara kepentingan siswa dan kepentingan masyarakat
(termasuk guru) dalam proses belajar mengajar.[6]
Dalam menggunakan metode Pendidikan
Islam harus memperhatikan prinsip-prinsip dari metode Pendidikan Islam, karena
dari prinsip-prinsip tersebut mampu memberikan pengarahan dan petunjuk dalam
pelaksanaan metode pendidikan tersebut, sehingga para pendidik mampu menerapkan
metode yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhannya. Prinsip-prinsip metode
Pendidikan Islam, antara lain:
1. Mempermudah
Pendidik tidak harus menggunakan metode yang muluk-muluk,
cukup dengan metode yang sederhana saja yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan dan pendidik mampu menyampaikan dengan baik, sehingga mudah
diserap, dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.
2. Berkesinambungan
Berkesinambungan
dijadikan sebagai prinsip metode Pendidikan Islam, karena dengan asumsi bahwa
Pendidikan Islam sebuah proses yang akan berlangsung terus-menerus. Sehingga
dalam menggunakan metode pendidikan seorang pendidik perlu memperhatikan
kesinambungan pelaksanaan pemberian materi. Jangan hanya karena mengejar target kurikulum,
seorang pendidik menggunakan metode yang tidak efektif yang pada gilirannya
akan memberikan pengaruh yang negatif pada peserta didik, karena peserta didik
merasa dibohongi oleh pendidik.
3. Fleksibel dan Dinamis
Dengan prinsip
ini diharapkan akan muncul metode-metode yang relatif baru dari para pendidik
Islam. Sebab dengan prinsip kelenturan dan kedinamisan ini memberikan peluang
yang sangat luas bagi para pendidik untuk mengembangkan metode yang sudah ada,
khususnya dalam menerapkan metode ilmu pengetahuan modern dan teknologi,
sehingga pendidikan Islam mampu berbicara banyak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang benarbenar utuh (manusia yang menguasai Iptek dan
berhati Imtaq).[7]
Berikut ini prinsip-prinsip dalam menggunakan metode pembeljaran di sekolah
atau madrasah. Prinsip-prinsip ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling
berhubungan erat satu sama lain. Misalnya, prinsip individualitas hanya mungkin
dilaksanakan bila ada prinsip kebebasan, pusat minat, dan aktifitas, dan lain
sebagainya.[8]
C.
FAKTOR DALAM MEMILIH METODE MENGAJAR
Dalam pemilihan tersebut banyak yang harus
dipertimbangkan, antara lain:
1. Keadaan murid;
2. Tujuan yang hendak dicapai;
3. Situasi yang mencakup hal umum;
4. Alat-alat yang tersedia;
5. Kemampuan pengajar;
6. Sifat dan bahan pengajaran.[9]
Ketepatan (efektivitas) penggunaan metode pembelajaran bergantung pada
kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber dan fasilitas,
situasi kondisi dan waktu.[10]
D.
TEKNIK MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Metode pendidikan atau lebih operasionalnya, metode mengajar adalah
cara-cara praktis dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dengan kata lain,
cara guru untuk menyampaikan informasi kepada pesrta didiknya, sebagai rentetan
kejadian terarah bagi guru yang menyebabkan timbulnya proses belajar pada
peserta didik. Jadi metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan guru dalam
penyempaian materi ajar kepada muridnya di dalam kelas. Sebagai guru untuk para
sahabatnya, Rasulullah SAW. juga dalam menyampaikan pengajarannnya menggunakan
metode.[11]
Metode erat kaitannya dengan teknik, bahkan keduanya sering disamakan.
Teknik merupakan bentuk pelaksanaan dari metode. Teknik berkaitan dengan
kepribadian seseorang. Bagaimana seseorang melakukan sebuah metode menjadi ciri
khas dari seorang pendidik yang melaksanakan metode. Maka di bawah ini beberpa
metode beserta teknik yang dilakukan dalam mengaplikasikan metode tersebut
ketika kegiatan belajar mengajar.
1. Metode Keteladanan atau Demonstrasi
Dalam mendidik para sahabat, Rasulullah SAW.
menggunakan metode salah satunya dengan keteladanan. Sehubungan dengan hal ini
ditemukan banyak hadis. Sebagai contoh dapat dilihat dalam pengajaran kaifiyah
shalat, bacaan shalat, kedisiplinan waktu dalam menegakkan sholat, dan
pembentukan ketekunan beribadah. Dalam mendirikan shalat, umat Islam
diperintahkan agar mengikuti cara yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. agar umat
dapat mengerjakannya, sudah seyogianya beliau memberiakan contoh. Selain itu,
hal tersebut dilakukan agar sahabat mudah memahami dan tidak melakukan
kesalahan.[12]
Dari uraian di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam melakukan pengajaran dan pendidikan
Rasulullah menggunakan metode demonstrasi dengan teknik pemberian contoh secara
langsung di hadapan sahabat. Sedangkan teknik lain yang bisa dilakukan dalam
menerapkan metode demonstrasi, misalnya dengan mengemukakan atau
mendemonstrasikan kisah-kisah Nabi yang dapat menjadi teladan.
2. Metode Pembiasaan dan Hukuman
Pembiasaan yang dilakukan oleh orangtua
terhadap anak dalam mendirikan shalat harus dilaksanakan secara bertahap dan
disiplin. Berdasarkan hadis-hadis dan riwayat di atas dapat dipahami bahwa
perintah Rasulullah SAW. untuk memukul anak yang meninggalkan shalat setelah
berumur 10 tahun hanyalah pukulan ringan yang tidak melukai dan tidak
menyakitkan.[13]
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
metode pembiasaan dapat dilakuakan dengan teknik bertahap dan dengan disiplin,
atau bisa juga dilakukan dengan konsisten. Sedangkan metode hukuman sebagaiaman
yang Rasulullah lakukan, yaitu dengan memberikan pukulan ringan yang tidak
menyakitkan, atau bisa dilakukan dengan memberikan hukuman lain yang semuanya
memberikan efek jera.
3. Metode Dialog atau Hiwar atau Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat dinlai sebagai metode
yang tepat, apabila pelaksanaannya ditunjukkan untuk:
a. Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi
perhatiannya;
b. Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa;
c. Mengarahkan pengamatan dan pemmikiran mereka.[14]
Sehingga metode tanya jawab dapat dilakukan guru dengan teknik, memberi
pertanyaan di awal materi, memberi pertanyaan yang membangkitkan minat siswa,
dengan pertanyaan yang menarik dan lain sebagainya sesuai dengan keinginan guru
sebaai orang yang melaksanakan metode tersebut.
4. Metode Perumpamaan
Perumpamaan berarti pemberian contoh, yaitu
menuturkan sesuatu guna menjelaskan suatu keadaan yang selaras dan serupa
dengan yang dicontohkan, lalu menonjolkan kebaikan dan keburukan yang tersamar.
Perumpamaan terbaik adalah perumpamaan Qurani dan nabawi, yaitu perumpamaan
yang terdapat dalam Alquran dan hadis.[15]
Dalam mempraktekan metode perumpamaan sebagai
metode pembelajaran dalam kelas, guru dapat menggunakan teknik pemberian
dongeng, kisah, dan cerita yang dari cerita tersebut dapat menjadi perumpamaan
bagi peserta didik.
5. Metode Ceramah
Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep,
prinsip, dan fakta yang ditutup dengan janya jawab antara guru dan siswa.
Metode ceamah dapat dilakukan oleh guru dalam situasi berikut:
a. Untuk memberikan pengarahan; petunjuk di awal pembelajaran;
b. Waktu terbatas, sedangkan materi atau informasi banyak yang akan
disampaikan;
c. Lembanga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar, sedangkan jumlah siswa
banyak.[16]
Selain itu penerapan metode dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan
teknik ceramah yang semua dijelaskan oleh guru. Atau bisa juga ceramah yang
dilakukan oleh murid sebagai sumber informasi. Juga bisa dengan menggabungkan
banyak metode untuk mendukung metode ceramah yang digunakan.
6. Metode Targhib dan Tarhib
Targhib adalah janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan,
kelezatan, dan kenikmatan. Dengan metode ini, beliau menggugah dan menimbulkan
rasa senang pada diri pesrta didik (sahabat) untuk melakukan sesuatu. Beliau
menyampaikan informasi yang mneyenangkan hati berupa janji pahala dari Allah
SWT. untuk orang yang melakukan suatu
kegiatan.sementara itu, tarhib adalah ancaman atau intimidasi melalui
hukuman yang disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan, atau
perbuatan yang telah dilarang Allah SWT.[17]
Metode ini juga sering dikenal dengan sebutan hadiah dan hukuman. Metode in
dapat dilakukan dengan teknik penonjolan kesalahan sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah. Atau
juuga bisa dengan memberi hadiah berupa pujian, barang, tropi dll bagi yang
sukses dalam belajar. Dan memberikan hukuman berupa kewajiban menyalin buku
pelajaran dll bagi yang melanggar peraturan kelas.
7. Metode Pengulangan dan Latihan
8. Metode Mauizhah
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cet.
Ke-1 (Bandung: Alfabeta, 2013), 165.
[2] http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/qathruna/article/download/252/251/
[6] Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet. Ke-1 (Yogyakarta:Sukses
Offset, 2009),59-60
[7] http://digilib.uinsby.ac.id/7700/23/Mar%27atin%20Qonitah_D01205212.pdf
[8] Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis Dan Pemikiran Tokoh, cet.
Ke-1 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 258.
[9]
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet.
Ke-10 (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2008), 33-34.
[11] Nanang Gojali, Tafsir & Hadis Tentang Pendidikan, cet. Ke-1
(Bandung: Pustaka Setia, 2013), 233.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar