“TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN NON-TES”
Makalah ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
“Model Penilaian Kelas”
Dosen Pengampu:
Bustanul Yuliani, M.Pd.I
Disususun oleh kelompok 6:
Ari Hidayatul
Mustafit : 210317216
Mualifah khoirunnisa : 210317316
Ramdhani Muhammad Huseyn A : 210317312
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan
akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan data
mengenai suatu variabel. Adapun dalam bidang pendidikan, instrumen digunakan
untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai
hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar,
keberhasilan proses belajar mengajar, dan keberhasilan pencapaian suatu program
tertentu.
Penilaian pada aspek sikap dilakukan bersama-sama dengan penilaian pada
aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Penilaian pada aspek sikap---baik
spiritua maupun sosial---menggunakan teknik pengamatan (observasi), penilaian
diri (self assessment), dan penilaian antarteman (peer assessment).
Penilaian pada sikap memungkinkan bagi guru untuk melakukan intervensi jika
seorang siwa mengungkapkan dirinya dengan cara yang tidak tepat. Karena, setiap
teknik penilaian yang dikemukakan tersebut bersifat saling melengkapi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Bentuk-bentuk Instrumen Penilaian Non-Tes?
2. Apa Fungsi dari Setiap Bentuk Instrumen Non-Tes?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk-bentuk Instrumen Non-Tes
Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya menilai kepribadian anak secara
menyeluruh yang meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan,
riwayat hidup, dan lain-lain. Teknik ini berhubungan dengan kegiatan belajar
dalam pendidikan, baik secara individual maupun secara kelompok.
Kuesioner dan wawancara pada umunya digunakan untuk menilai aspek kognitif
seperti pendapat atau pandangan seseorang serta harapan dan aspirasinya di
samping aspek afektif dan perilaku individu. Skala biasanya digunakan untuk
menilai aspek afektif seperti skala sikap dan skala minat serta aspek kognitif
seperti skala penilaian. Observasi biasanya digunakan untuk memperoleh data
mengenai perilaku individu atau proses kegiatan tertentu. Studi kasus digunakan
untuk memperoleh data yang komprehensif mengenai kasus-kasus tertentu dari
individu. Sosiometri pada umumnya digunakan untuk menilai aspek perilaku
individu, terutama hubungan sosialnya. Catatan kumulatif digunakan untuk
memperoleh data dan informasi yang mendalam dan menyeluruh mengenai individu
yang dilakukan terus menerus sehingga diperoleh data dan informasi yang
komprehensif. Kelebihan nontes dari tes adalah sifatnya leboh komprehensif.
Dalam dunia pendidikan Indonesia,
peraturan mengenai penilaian domain sikap tertuang dalam Permendikbud No. 104
Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah, dimana penilaian sikap siswa dilakukan melalui metode
observasi, penilaian diri (self assesment), penilaian antar peserta didik (peer
evaluation), maupun jurnal.
Berikut adalah beberapa instrumen nontes yang sering digunakan dalam
evaluasi di bidang pendidikan. Diantaranya adalah:
1. Observasi
Observasi dapat dilakukan menggunakan dua cara
yaitu: (1) informal dan tidak terenana (insidental), serta (2) formal dan
terencana. Observasi secara informal dan tidak terencana terjadi ketika guru
mengamati secara spontan sikap siswa selama aktivitas pembelajaran dan pada
saat terjadi interaksi antara guru dan siswa. Observasi informal bersifat tidak
terstruktur dan tidak ada format atau prosedur yang ditetapkan.
Observasi adalah suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan yang
sistematis.
Ada dua macam observasi:
a.
Observasi
partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini
pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedng diamati.
b.
Observasi
sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar
secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
c.
Observasi
eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
Observasi merupakan teknik penilaian
yang dilakukan secara berkesinambungan denganmenggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumenyang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh
gurusecara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak
langsung dengan bantuanorang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta
didik, dan karyawan sekolah.
Dalam observasi menggunakan instrumen lembar pengamatan dan rubrik. Instrumen observasi yang umum digunakan dalam mengobervasi akivitas
belajar siswa proses pembelajaran antara lain: check list, anecdotal record dan
rating scale. Check listatau daftar cek adalah instrumen observasi yang memuat
daftar dari semua aspek tingkah laku yang akan diamati. Bila tingkah laku yang
diamati itu muncul maka diberi tanda cek (v), yang tidak muncul dikosongkan.
Bentuk instrumen yang digunakan
untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan
untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala
penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu
rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau
perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai
kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif
sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
1)
Selalu,
sering, kadang-kadang, tidak pernah
2)
Sangat
baik, baik, cukup baik, kurang baik
(lihat lembar contoh
instrumen).
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk
penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek.
Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor
menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya :
1)
Dilakukan
dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup indikator
atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.
2)
Menggunakan
pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian.
3)
Pencatatan
dilakukan selekas mungkin.
4)
Kesimpulan
dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.
2. Penilaian Diri
Penilaian
diri; merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berbagai hal.
Penilaian
diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan
daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik.
Skala
penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala Likert
adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau
fenomena. Sedangkan skala semantic differential yaitu skala untuk
mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak
dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri
garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini
biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang
dimiliki seseorang.
3. Penilaian Antar teman
Penilaian
antarteman; merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal.
Teknik
penilaian diri atau pelaporan diri didefinisikan sebagai teknik penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif.
Penilaian
antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didikuntuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating
scale) dengan tekniksosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah
satu dari keduanya atau menggunakandua-duanya.
Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang terperinci
dan lengkapyang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal
yang diketahuinya degan mengadakan komunikasi tertulis, dengan memberikan
daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden secara
tertulis juga.
4.
Jurnal
Jurnal; merupakan catatan pendidik selama
proses pembelajaran yang berisi informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang terkait dengan kinerja ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara
deskriptif.
Instrumen yang digunakan paada penilaian
jurnal adalah catatan anekdok (catatan insidental), yang berupa sikap spiritual dan sikap sosial
anak. Anecdotal record atau catatan anekdot adalah instrumen obervasi
yang digunakan untuk mencatat kejadiankejadian penting yang muncul diluar kasus
yang sedang diamati.
Jurnal
merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku. Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian
dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan
dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu,
kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah,
menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa
sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak
dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang. Terkait dengan
pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku peserta
didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan
ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
yang diajar. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian
dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat jurnal adalah:
1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif
2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah
kejadian / peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3) Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda).
B. Fungsi dari Setiap Bentuk Instrumen Non-Test
1. Observasi
a. Merupakan sumber informasi yang amat berguna untuk menganalisis
perkembangan belajar siswa.
b. Guru dapat melihat proses siswa mendapatkan prestasi: saat melakukan
kesalahan, saat aktif, frustasi, termotivasi, marah, tidak setuju, gembira, dan
sebagainya hingga akhirnya berhasil.
c. Merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi sejauh mana sikap siswa menjadi
dasar penilaian yakni sebagai validitas internal.
2. Penilaian diri
a. Adapun karakter yang diukur adalah 5 jujur, disiplin, kerja keras,
dan mandiri yang berhubungan dengan pembentukan sikap ilmiah.
b. Teknik ini dianggap sebagai teknik yang paling dapat diandalkan untuk
mengungkapkan aspek psikologis seseorang, hal ini salah satunya disebabkan oleh
adanya asumsi bahwa yang paling mengenal seseorang adalah dirinya sendiri.
c. Teknik self assessment untuk menilai
disiplin, menghargai, dan tanggung jawab.
3. Penilaian antar teman
a. Mengetahui kekurangan dirinya di mata temannya
b. Dapat menjadi bahan evaluasi diri
c. Sebagai refleksi diri untuk dapat lebih baik
4. Jurnal
a. Mengetahui faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
pembelajaran
b. Sebagai
feedback pengembangan dan perbaikan pembelajaran
c. Untuk memperoleh masukan/feedback bagi peningkatan
profesionalisme guru mendeteksi kekuatan dan kelemahan berdasar persepsi siswa
d. Pembinaan
sikap siswa dengan memperhatikan teori pembentukan dan perubahan sikap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan Indonesia, peraturan mengenai penilaian
domain sikap tertuang dalam Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
dimana penilaian sikap siswa dilakukan melalui metode observasi, penilaian diri
(self assesment), penilaian antar peserta didik (peer evaluation), maupun jurnal.
Manfaat
tiap-tiap bentuk instrumen non-test
Observasi: menjadi sumber informasi
yang amat berguna untuk menganalisis perkembangan belajar siswa.
Guru dapat melihat proses siswa mendapatkan prestasi:
saat melakukan kesalahan, saat aktif, frustasi, termotivasi, marah, tidak
setuju, gembira, dan sebagainya hingga akhirnya berhasil.
Merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi sejauh mana
sikap siswa menjadi dasar penilaian yakni sebagai validitas internal.
Penilaian diri: Adapun karakter yang diukur adalah 5 jujur, disiplin, kerja keras,
dan mandiri yang berhubungan dengan pembentukan sikap ilmiah.
Teknik ini dianggap sebagai teknik yang paling dapat
diandalkan untuk mengungkapkan aspek psikologis seseorang, hal ini salah
satunya disebabkan oleh adanya asumsi bahwa yang paling mengenal seseorang
adalah dirinya sendiri.
Teknik self assessment untuk menilai
disiplin, menghargai, dan tanggung jawab.
Penilaian antar teman:
Mengetahui kekurangan dirinya di mata temannya
Dapat menjadi bahan evaluasi diri
Sebagai refleksi diri untuk dapat lebih baik
Jurnal: Mengetahui faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi pembelajaran
Sebagai feedback pengembangan dan perbaikan
pembelajaran
Untuk memperoleh masukan/feedback bagi
peningkatan profesionalisme guru mendeteksi kekuatan dan kelemahan berdasar
persepsi siswa
Pembinaan sikap siswa dengan memperhatikan
teori pembentukan dan perubahan sikap.
DAFTAR PUSTAKA