Sabtu, 29 Februari 2020

MATERI AQIDAH AKHLAK KELAS VIII SEMESTER 1 MTS


MATERI AQIDAH AKHLAK KELAS VIII SEMESTER 1 MTS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Studi Materi Aqidah Akhlaq Di MTs-MA”
Dosen Pengampu:
Siti Rohmatur Rosyidah R., M.Pd.
Disusun oleh:
Dandi Alvianto                      210317232
Diana Ambarsari                  210317313
Mualifah Khoirunnisa          210317316
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2019
A.    IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu dari rukum iman yang lima. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti mempercayai dan meyakini adanya kitab-kitab Allah. Kitab-kitab Allah STW. Adalah himpunan wahyu yang diturunkan kepada para rasul-Nya untuk disampaikan kepada sekalian manusia sebagai pedoman hidup.[1]
Dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 4 berbunyi:
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ... (البقرة :4)
Artinya:   Dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu  (QS. 2:4)
Dan yang dimaksud dengan beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para Rasul ialah dengan mengimani bahwa semua kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah azza wa jalla yang 4 diberikan kepada para Rasul -Nya sebagai pemberi petunjuk dan sumber hukum untuk menghukumi secara adil diantara mereka.[2] Jumlah kitab yang diturunkan menurut pendapat yang masyhur ada 104 buah. 60 buah untuk Nabi Syis, 30 buah untuk Nabi Ibrahim, 10 buah untuk Nabi Musa, diturunkan sebelum Taurat. Masih ditambah lagi Taurat untuk Nabi Musa, Zabur untuk Nabu Dawud, Injil untuk Nabi Isa, dan al-Quran untuk Nabi Muhammad.[3]



B.     AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI (TAWAKKAL, IKHTIYAR, SABAR, SYUKUR DAN QANA’AH)
1.      Tawakkal
Tawakal berasal dari wakkala yang berarti menyerahkan, mempercáyakan dan mewakilkan urusan kita kepada orang lain. Dalam kaitan mi penyerahan tersebut adalah kepada Allah Swt. Tujuannya, untuk mendapat kemaslahatan dan menghilangkan kemudharatan.[4] Tawakkal merupakan penyerahan segala perkara, ikhtiar, dan usaha yang dilakukan kepada Allah SWT serta berserah diri sepenuhnya kepada-Nya untuk mendapatkan kemaslahatan.[5]
Tawakal terbaik adalah seperti yang dilakukan nabi Ibrahim as ketika ia dibakar oleh api Namrudz, nabi Ibrahim saat itu berzikir "has biya Allahu wa ni 'mal wakiil" artinya: cukup untukku Allah saja, Diapenolong Terbaik. Imbasnya, Allah Swt. menolong secara langsung nabi Ibrahim dengan berfirman pada apiitu: "Wahai api, jadilah dingin, dan selamatkanlah Ibrahim". Sebagaiamana firman-Nya dalam QS. al-Anbiya ayat 69: Artinya: "dan kami berfirman . "hai api, jqdilah dingin, dan selamatkan Ibrahim.”[6]
Beberapa contoh penerapan sikap tawakkal dalam kehidupan sehari-hari adalah meyakini bahwa Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu sehingga sepantasnya kita menyerahkan segala urusan kepada Allah, mengetahui keutamaan dari sikap tawakkal, dan sadar sepenuhnya bahwa manusia adalah hamba Allah yang tidak mampu dan tidak memiliki apapun di dunia ini.
2.      Ikhtiyar
Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab (ikhtara-yakhtaruikhtiyaaran) yang berarti memilih. Ikhtiar diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih. Adapun menurut istilah, berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan keingina yang dicita-citakan, ikhtiyar juga juga dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.[7] Dalil tentang ikhtiar terdapat dalam al-Qur’an surah ar-Ra’du ayat 11, yang artinya: “.......Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka.”
Beberapa contoh perilaku ikhtiar dan hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari seperti; belajar dengan tekun sehingga hilang rasa malas, tidak mudah putus asa dan selalu memiliki harapan baru, juga meninggikan derajat kita di hadapan manusia dan juga Allah.
3.      Sabar
Sabar (al-shabru) menurut bahasa adalah menahan diri dari keluh kesah. Bersabar artinya berupaya sabar. Ada pula al-shibru dengan mengkasrah-kan shad artinya obat yang pahit, yakni sari pepohonan yang pahit.[8] Kata “sabar” artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di hati, ia juga berarti ketabahan. Imam al-Ghazali mendefinisikan sabar sebagai ketetapan hati melaksanakan tuntutan agama menghadapi rayuan nafsu.[9] Secara umum kesabaran dapat dibagi dalam dua pokok: pertama, Sabar jasmani yaitu kesabaran dalam menerima dan melaksanakan perintahperintah keagamaan yang melibatkan anggota tubuh, seperti sabar dalam melaksanakan ibadah haji yang melibatkan keletihan atau sabar dalam peperangan membela kebenaran. Termasuk pula dalam kategori ini, sabar dalam menerima cobaan-cobaan yang menimpa jasmani seperti penyakit, penganiayaan dan semacamnya. Kedua, adalah sabar rohani menyangkut kemampuan menahan kehendak nafsu yang dapat mengantar kepada kejelekan, seperti sabar menahan amarah, atau menahan nafsu lainnya.
Ciri Sabar : Tidak suka berkeluh kesah; tabah dalam menghadapi masalah; tidak mudah putus asa.
Keutamaan sabar: Memiliki jiwa yang kuat dan tahan uji; mendapat cinta dari Allah; merasa tenang[10]
4.      Syukur
Pengertian syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur berterima kasih, sedangkan kata nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat. Mensyukuri nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat atau menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya.[11]
وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ الَّلهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَحِيْمٌ (18)
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menemukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl [16] : 18)
Ciri Syukur : Gembira ketika mendapat nikmat; menggunakan nikmat dengan benar; mensyukuri yang sedikit; berterimakasih kepada sesama
Bentuk-bentuk syukur:
a.       Bersyukur dengan hati, yaitu mengakui dan menyadari dengan epenuhnya bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah SWT.
b.      Bersyukur dengan lisan, yaitu mengucapkan secara jelas ungkapan rasa syukur itu dnegan kalimat hamdalah. Beberapa doa yang diajarkan dan diamalkan juga dapat menjadi ungkapan syukur.
c.       Bersyukur dengan amal perbuatan, yaitu menngunakan nikmat yang telah Allah berikan untuk melakukan hal baik.
Hikmah dan manfaat syukur: Membuat seseorang merasa bahagia; akan ditambah nikmatnya oleh Allah; pandai berterimakasih dan disukai banyak orang[12]
5.      Qana’ah
Qana’ah adalah menerima apa adanya, tidak rakus dan selalu merasa cukup. Qana‘ah (sikap puas dengan apa yang ada, pent). Dikatakan juga bahwa qana’ah adalah sikap tenang dalam menghadapi hilangnya sesuatu yang biasa ada. Muhammad bin ‘Ali at-Tirmidzi menegaskan: qana’ah adalah kepuasan jiwa atas rejeki yang dilimpahkan kepadanya. ”Dikatakan qana’ah adalah menemukan kecukupan di dalam yang ada di tangan.[13]
Dalam pengertian yang lebih luas, sifat qana’ah akan tercermin pada beberapa perilaku seperti di bawah ini: a. Menerima dengan rela apa yang ada. b. Menerima dengan sabar ketentuan Allah. c. Memohon kepada Allah tambahan yang pantas disertai dengan usaha atau ikhtiar. d. Selalu bertawakkal kepada Allah. e. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.[14]
C.    AKHLAK TERCELA KEPADA DIRI SENDIRI (ANANIAH, PUTUS ASA, GHADAB, DAN TAMAK
1.      Ananiah
Kata ananiah berasal dari bahasa Arab ana yang berarti saya atau aku, kemudian mendapat tambahan kata iyah. Ananiah berarti ’keakuan’. Sifat ananiah biasa disebut egois, yaitu sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu dengan mengorbankan kepentingan orang lain.egois merupakan sifat tercela yang dibenci oleh Allah swt. dan manusia karena cenderung berbuat sesuatu yang dapat merusak tatanan pergaulan kehidupan bermasyarakat. Orang yang egois biasanya membangga-banggakan diri sendiri, mengganggap orang lain hina dan rendah. Padahal Allah swt. dengan tegas tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Firman Allah swt yang artinya : Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. An Nisa : 36 )
Contoh Ananiah; suka membanggakan diri sendiri, merasa diri paling benar, menganggap orang lain salah.[15] Maka sikap ananiyah dapat dihalau dengan beberapa hal berikut: a. Menyadari bahwa perbuatan ananiah dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain. b. Menyadari bahwa perilaku ananiah apabila dibiarkan akan mengarah pada sikap takabur yang dibenci Allah swt c. Menghindari bahwa manusia diciptakan sama dan mempunyai hak yang sama. d. Membiasakan diri untuk bersedekah dan beramal saleh e. Menekan hawa nafsu dan memupuk sikap tenggang rasa.[16]
2.      Putus Asa
Putus asa adalah sikap/perilaku yang merasa bahwa dirinya telah gagal atau tidak akan mampu dalam meraih suatu harapan atau cita-cita, dan ia tidak mau berusaha untuk melanjutkan apa yang diinginkan. Putus asa berarti habis harapan, tidak ada harapan lagi. Seseorang dikatakan putus asa apabila tidak lagi mempunyai harapan tentang sesuatu yang semula hendak dicapai.[17] Dalam al-Qur’an berbunyi: “Dan janganlah karnu beputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir.” (QS. Yusuf :87.
Ciri-ciri orang yang putus asa diantaranya; setelah mengalami kegagalan tidak mau bangkit lagi malah bermalas-malasan, tidak mempunyai gairah dan selalu tampak murung, lalu mudah tersinggung dan emosi. Maka sifat tersebut harus dihindari dengan cara belajar atas kegagalan dan kesuksesan orang lain serta selalu yakin bahwa kesuksesan dari Allah itu dekat bagi hambanya yang tidak mudah putus asa dan selalu berusaha.
3.      Ghadab
Marah berarti tidak rela terhadap sesuatu dan iri dari sesuatu. Jika dikatakan, “gadiba ‘alaihi ghadaban wa maghdhubatan,” berarti dia marah atau tidak rela atas sesuatu. “Ghadhiba lahu”, berarti marah atau tidak rela kepada seseorang untuk kepentingan orang lain.[18] Marah merupakan sesuatu yang harus kita hindari, karena tanpa sadar luapan emosi berupa amarah memberikan dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Beberapa dampak dari marah adalah permasalahan semakin runyam, dapat mengganggu kesehatan, apabila tidak dikendalikan dapat menimbulkan kerugian materi, kesehatan dan juga orang lain.
Amarah tersebut dapat kita tekan sebisa mungkin dengan melapangkan dada, bersikap sabar, dan selalu mengontrol diri untuk tidak mudah terpancing emosi.
4.      Tamak
Tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang bersifat
dunia
yang menyebabkan manusia menjadi hina, sifat ini
digambarkan seperti orang yang haus yang hendak
minum air laut, semakin banyak ia meminurn air laut, semakin
bertambah rasa dahaganya. Maksudnya, bertambahnya harta tidak
akan menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam
mengumpulkan harta akan menimbulkan harapan untuk mendapatkan
harta benda barn yang lebih banyak. Sifat kebendaan tanpa
memperhitungkan mana yang halal dan haram.[19]
Maka untuk menghindari sikap tamak kita harus selalu belajar bersyukur atas apa yang kita miliki, juga selalu merasa cukup atas apa yang kita peroleh, sekali waktu kita juga perlu menengok orang yang tidak lebih beruntung dari pada kita agar kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah darinya.


D.    ADAB KEPADA ORANG TUA DAN GURU
Orang tua dan guru merupakan orang wajib kita hormati. Guru, meskipun bukan orang yang melahirkan kita, tetapi guru adalah orang yang banyak berjasa dalam kehidupan kita. Sampai guru disebut sebagai orang tua kedua kita. Karena ketika kita berada di sekolah guru lah yang merawat, mendidik, membimbing kita sebagaimana orang tua kita di rumah. Sehingga bakti kita terhadap keduanya perlu menjadi perhatian. Tidak hanya itu adab kita kepada guru dan orang tua juga menentukan kualitas diri kita.
Berperilaku baik kepada keduanya memiliki beberapa kemuliaan, diantaranya: termasuk amalan yang paling mulia, merupakan salah satu sebab diampuninya dosa, termasuk sebab masuknya seseorang ke surga, merupakan sebab keridloan Allah, merupakan sebab bertambahnya umur, dan keberkahan rizki.[20]
Beberapa hal yang dapat kita lakukan ketika bergaul dengan orang tua adalah: mencintai dan menyayangi keduanya, menaati perintahnya, menanggung dan menafkahinya, menjaga perasaannya dan bersaha menyenangkan hatinya, memanggil dengan sebutan yang baik, tidak mendahulinya berjalan, tidak duduk ketika keduanya berdiri, dan tidak mengutamakan istri dan anak dari pada keduanya bagi laki-laki, dan masih banyak lagi.
Sedangkan beberapa hal yang dapat kita lakukan ketika bergaul dengan guru kita di sekolah adalah: menghormati dan menghargainya, tidak mencari kesalahan dan kelemahannya, selalu mendoakannya, mengambil hal bermanfaat dari guru, memberi salam dan meminta izin pada guru, memberi perhatian besar pada guru, dan masih banyak lagi.
E.     KISAH KETELADANAN NABI YUNUS DAN NABI AYUB AS.
1.      Kisah Nabi Yunus as.
Di daerah Mosul, Irak, terdapat sebuah kampung bernama Ninawa yang penduduknya berpaling dari jalan Allah Swt. dan menyembah berhala. Allah Swt. lalu mengutus Nabi Yunus as. untuk mengajak mereka beriman dan meninggalkan sesembahan selain Allah Swt.
Nabi Yunus as. termasuk nabi dari keturunan Bani Israil. Ia menyeru kaumnya untuk kembali kepada Allah Swt.. Akan tetapi mereka menolak beriman kepda Allah Swt. dan tetap memilih menyembah berhala. Mereka mendustakan Naabi Yunus as., mengolok-olok, dan menghinanya apalagi karena Nabi Yunus as. bukan dari kaum mereka.[21]
a.       Nabi Yunus as. meninggalkan kaumnya
Nabi Yunus as. tidak berputus asa, ia selalu berusaha mendakwahi mereka, namun mereka tetap menolak. Nabi Yunus as. pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi terhadap keimanan mereka. Kemudian Nabi Yunus as. mengancam akan berdoa kepada Allah Swt. untuk mendatangkan azab kepada kaumnya. Sepeninggal Nabi Yunus as. tiba-tiba mencullah awan gelap di pagi hari, semakin siang mereka melihat cahaya merah seperti api hendak turun dari langit. Mereka sangat ketakutan. Kaum Nabi Yunus as. lalu mengetahui bahwa Nabi Yunus as. telah pergi meninggalkan mereka sehingga mereka yakin azab akan turun. Semua orang saling menangis. Mereka berdoa dengan suara keras kepada Allah Swt. agar azab itu diangkat dari mereka. Saat Allah Swt. melihat jujurnya taubat mereka, maka Allah Swt. menghilangkan azab itu.
b.      Nabi Yunus as. dalam perut ikan
Setelah peristiwa itu, ia kemudian tiba di suatu tempat di pingir laut. Di sana ia menjumpai sejumlah orang yang bergegas naik perahu. Nabi Yunus as. meminta izin pada mereka agar diperbolehkan ikut, dan mereka mengizinkannya.
Namun ketika berada di tengah laut, tiba-tiba badai menerjang. Sang nahkoda meminta salah satu dari penumpang untuk turun agar yang lain terselamatkan. Setelah diundi berkali-kali, selalu nama Nabi Yunus as. yang keluar, sehingga iapun pasrah. Ia menganggap bahwa itu sudah kehendak Allah Swt., dan ia pun terjun ke laut. Begitu melompat kelaut, tiba-tiba seekor ikan besar menelannya.. Di dalam perut ikan itu Nabi Yunus as. menyadari kesalahannya telah meninggalkan kaumnya.
c.       Nabi Yunus as. dikeluarkan dari perut ikan
Atas kesungguhan doanya, Nabi Yunus as. dikeluarkan kembali dari perut ikan ke pinggir pantai, lalu Allah Swt. tumbuhkan di sana sebuah jenis pohon sejenis labu yang memiliki daun yang lebat yang dapat menaungi Nabi Yunus as. dan menjaganya dari panas terik matahari
d.      Nabi Yunus as. kembali ke kaumnya
Allah Swt. memerintahkan Nabi Yunus as. agar kembali kepada kaumnya untuk memberitahukan mereka, bahwa Allah Swt. telah menerima taubat mereka dan telah rida kepada mereka. Maka Nabi Yunus as. kembali ke kaumnya dan memberitahukan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari Allah Swt. Dan penduduk negeri yang berjumlah lebih 100.000 orang itu menyambut seruan Nabi Yunus as.. Mereka beriman kepadanya dan mendapat kesenangan sampai waktu yang telah ditentukan.[22]
2.      Hikmah dari kisah Nabi Yunus as.
a.       Allah Swt. menegur Nabi Yunus as. dengan cara yang halus
b.      Termasuk nikmat pula dari Allah Swt. kepada Nabi Yunus as. yaitu diterimanya dakwah beliau oleh penduduk negerinya yang berjumlah lebih dari 100.000 orang. Dan besarnya jumlah pengikut, termasuk sebagian keutamaan mereka.
c.       Seorang hamba apabila dia memiliki hubungan yang baik dengan Rabb-nya, di mana dia selalu beramal saleh ketika dia dalam keadaan senang, Allah Awt. tentu mensyukuri amal dan mengingatnya pula ketika ia dalam keadaan kesulitan, yakni dengan melepaskannya dari kesulitan itu atau meringankan keadaanya.
d.      Iman itu menyelamatkan pemmiliknya dari ketakutan dan kesulitan[23]

3.      Kisah Nabi Ayub AS.
Nabi Ayub as. adalah putra dari Aish bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Nabi Ayub, Aish adalah saudara kembar Nabi Yaqub. Jadi Nabi Ayub as. masih kemenakan Nabi Yaqub dan sepupu Nabi Yusuf.
Sebelumnya Nabi Ayub as. adalah nabi yang memiliki harta yang banyak dengan bermacam jenisnya, seperti hewan ternak, budak, dan tanah. Ia juga memiliki istri yang slaeh dan keturunan yang baik. Nemun demikian, ia tetap tekun beribadah, gemar berbua kebajikan, suka menolong orang yang menderita, terlebih dari golongan fakir miskin.[24]
a.       Keraguan Iblis terhadap ketaatan Nabi Ayub as.
Para malaikat di langit terkagum-kagum dan membicarakan tentang ketaatan Nabi Ayub as. dan keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah Swt.. Iblis yang mendengar pembicaraan para malaikat ini merasa iri dan ingin menjerumuskan Nabi Ayub as. agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka.
b.      Ujian dan cobaan Allah Swt. terhadap Nabi Ayub as.
1)      Harta kekayaan Nabi Ayub as. dihancurkan Iblis
Mula-mula iblis dan sekutunya membinasakan hewan ternak pemeliharaannya, disusul lumbung-lumbung gandum dan lahan pertaniannya yang terbakar dan musnah
2)      Anak-anak Nabi Ayub as. dicelakai Iblis
Berikutnya iblis mendatangi putra-putra Nabi Ayub as. yang sedang berada di sebuah gedung yang brsar dan megah. Mereka menggoyang-goyangkan tiang-tiang gedung sehingga gedung itu roboh dan anak-anak Nabi Ayub as, yang berada di dalamnya mati semua.
3)      Nabi Ayub as. diberi Penyakit
Iblis yang masih belum puas, lalu menaruh baksil di sekujur tubuh Nbi Ayub sehingga beliau menderita penyakit kulit yang sangat menjijikan. Oleh sebab itu, ia lalu dijauhi sanak famili dan tetangganya. Maka pergilah Nabi Ayub as. dan Rahmah (sang istri) ke sebuah tempat yang sepi dari manusia.[25]
4)      Istri Nabi Ayub as digoda Iblis
Waktu 7 tahun dalam penderitaan terus menerus memang merupakan ujian terberat bagi Nabi Ayb as. dan Rahmah. Namun ia tetap bersabar dan berzikir menyebut Asma Allah Swt. Istri Nabi Ayub tergoda atas godaan iblis, dengan demikian tinggallah kini Nabi Ayub seorang diri setelah ia mengusir Rahmah istrinya.[26]
c.       Nabi Ayub as. berhasil menjalani ujian berat
Dalam surah Al Anbiyaa’ ayat 83 juga dijelaskan tentang Nabi Ayub as. yang memohon kepada Allah agar menghilangkan derita yang menimpanya:
 šUqƒr&ur øŒÎ) 3yŠ$tR ÿ¼çm­/u ÎoTr& zÓÍ_¡¡tB ŽØ9$# |MRr&ur ãNymör& šúüÏH¿qº§9$# ÇÑÌÈ  
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang".
Allah menerima doa Nabi Ayub yang telah mencapai puncak kesabaran dan ketaguhan iman dalam menghadapi ujian dan cobaan. Allah lalu menwahyukan kepada nabi ayub agar menghentakan kakinya ke tanah. Setelah Nabi Ayub melakukannya, tiba-tiba memncarlah air yang sejuk. Kemudian ia mandi dari padanya, lalu ia sembuh dengan izin Allah. Dan iam meminum airnya sehingga tidak ada satupun penyakit yang ada dalam tubuhnya kecuali keluar dan dirinya kembali sehat seperti sebelumnya sebagai orang yang rupawan.
Sementara itu, Rahma tidak tega meninggalkan suaminya seorang diri. Dia datang untuk menjenguk dan tidak mengenali Nabi Ayub, karena ia tampak lebih sehat, segar dan tampan.  Nabi Ayub teringat sumpahnya, dan akhirnya menjalankan sumpahnya untuk memukul istrinya seratus kali, tapi ia bimbing karena bagaimanapun istrinya turut menderita selama 7 tahun.
Nabi Ayub merasa lega dengan jalan keluar yang diwahyukan Allah. Dengan seikat rumput yang jumlahnya seratus, dipukulnya istrinya sengan satu kali pikulan yang sangat pelan, maka sumpahnya terlaksana.
Allah memberikan kembali harta Nabi Ayub. Dan dari Rahmah, ia memperoleh anak bernama Basyar yang kemudian hari menjadi seorang Nabi yang dikenal denan nama Zulkifli.[27]
4.      Hikmah dari kisah Nabi Ayub as.
a.       Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah Swt.
b.      Dekat dengan Allah adalah kuncii tabah menjalani hidup
c.       Ada hikmah dibalik musibah
d.      Orang yang bersyukur memiliki sifat sabar.[28]

KESIMPULAN
1.      Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu dari rukum iman yang lima. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti mempercayai dan meyakini adanya kitab-kitab Allah.
2.      Perilaku akhlak terpuji: Tawakal (menyerahkan kepada Allah); ikhtiyar (berusaha); sabar (menahan diri dari keluh kesah); syukur (berterima kasih); qanaah (menerima apa adanya)
3.      Perilaku akhlak tercela: Ananiah (egois); putus asa (tidak ada harapan lagi); ghadab (marah); tamak (rakus)
4.      Berperilaku baik kepada orang tua dan guru memiliki beberapa kemuliaan, diantaranya: termasuk amalan yang paling mulia, merupakan salah satu sebab diampuninya dosa, termasuk sebab masuknya seseorang ke surga, merupakan sebab keridloan Allah, merupakan sebab bertambahnya umur, dan keberkahan rizki.
5.      Hikmah dari kisah Nabi Yunus as.: Allah Swt. menegur Nabi Yunus as. dengan cara yang halus; Termasuk nikmat pula dari Allah Swt. kepada Nabi Yunus as; Iman itu menyelamatkan pemmiliknya dari ketakutan dan kesulitan.
Hikmah dari kisah Nabi Ayub as.: Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah Swt.; dekat dengan Allah adalah kuncii tabah menjalani hidup; ada hikmah dibalik musibah; orang yang bersyukur memiliki sifat sabar.











DAFTAR PUSTAKA
Akidah akhlak, kelas VIII Semester 1 untuk MTs.

Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Birrul Walidain (Berbakti Kepada Kedua Orang Tua),islamhouse.com:2015, https://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single/id_birrul_walidain.pdf

Aqidah-akhlak-kls-8

Ikhwan, Asy’ari. 2015. KONSEP TAWAKKAL MENURUT M. QURAISH SHIHAB DAN RELEVANSINYA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL, Skripsi, Fakultas Ushuluddin Universitas Negeri Walisongo Semarang http://eprints.walisongo.ac.id/4461/1/104411007.pdf. 
Marzuki. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY, BAB 2 Aqidah/Keimanan. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2 SMP. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001803/pendidikan/Dr.+Marzuki,+M.Ag_.+Buku+PAI+SMP+-+8+Aqidah+Bab+2.pdf
Syaikh Amin bin Abdulla asy-Syaqawi, Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah, terjemaha oleh: Abu Umamah Arif Hidayatullah, Islam House.com: 2014. https://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single3/id_Beriman_Pada_Kitab-Kitab_Allah.pdf









[1] Aqidah-akhlak-kls-8-b hlm 4
[2]  Syaikh Amin bin Abdulla asy-Syaqawi, Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah, terjemaha oleh: Abu Umamah Arif Hidayatullah, Islam House.com: 2014. https://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single3/id_Beriman_Pada_Kitab-Kitab_Allah.pdf Hlm. 3-4.
[3] Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY, BAB 2 Aqidah/Keimanan. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2 SMP. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001803/pendidikan/Dr.+Marzuki,+M.Ag_.+Buku+PAI+SMP+-+8+Aqidah+Bab+2.pdf Hlm. 24
[4] Aqidah – Akhlak – kls- 8, 21.
[5] Asy’ari Ikhwan, KONSEP TAWAKKAL MENURUT M. QURAISH SHIHAB DAN RELEVANSINYA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL, Skripsi, Fakultas Ushuluddin Universitas Negeri Walisongo Semarang:2015. http://eprints.walisongo.ac.id/4461/1/104411007.pdf.  Hlm. 5.
[6] Aqidah – Akhlak – kls- 8, 22.
[10]Aqidah Akhlak MTS,   
[12] Aqidah-Akhlak-kls-8
[17] Aqidah akhlak kls 8, 35.
[19] Aqidah akhlak kls 8, 38
[20] ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Birrul Walidain (Berbakti Kepada Kedua Orang Tua), islamhouse.com:2015, https://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single/id_birrul_walidain.pdf 6.
[21] Akidah akhlak, kelas VIII Semester 1 untuk MTs. Hlm.48.
[22] Ibid. 48-49
[23] Ibid.  50.
[24] Ibid., 52
[25] ibid.
[26] Ibid.
[27] Ibid., 53-54.
[28] Ibid. 55.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar