Sabtu, 29 Februari 2020

TEORI DAN PERANANNYA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF


TEORI DAN PERANANNYA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Mualifah Khoirunnisa          210317316
Ibadurrahman Tsabit Imani            2103173
Septiana Rahmawati             2103173
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian teori?
2.      Apa jenis-jenis teori?
3.      Apa unsur-unsur teori?
4.      Apa fungsi teori dalam penelitian kuantitatif?
5.      Bagaimana peranan teori dalam penelitian kuantitatif?
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui pengertian teori
2.      Mengetahui jenis-jenis teori
3.      Mengetahui unsur-unsur teori
4.      Mengetahui fungsi teori dalam penelitian kuantitatif
5.      Mengetahui peranan teori dalam penelitian kuantitatif









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teori
Teori adalah pendapat, cara, dan aturan melakukan sesuatu.[1]
Dari definisi-definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa teori berpijak dari fenomena empiris dan berusaha menjelaskan cara kerja fenomena tersebut dan meramalkan akibat yang ditimbulkannya. Jika ada yang menganggap teori tidak sesuai dengan dunia nyata, maka hal ini adalah keliru. Teori adalah simplifikasi dari dunia nyata meskipun sebuah teori hanya menjelaskan sebagaian aspek dari dunia nyata. Penjelasannya sebagai berikut:
1.      Teori hanya menjelaskan beberapa aspek dari fenomena di dunia nyata. Ia tidak menjelaskan semua aspek yang ada di dunia nyata.
2.      Suatu teori fokus pada satu sisi dan mengabaikan sisi yang lain
3.      Teori dan fenomena berkembang terus. Fenomena dunia nyata, terutama sekali fenomena sosial bersifat dinamis dan berubah terus-menerus. Hal ini membuat teori juga berkembang dan disempurnakan sehingga dapat menjelaskan fenomena dunia nyata. Itulah sebabnya teori bersifat tentative dan terbuka untuk menerima pemikiranpemikiran baru.[2]
B.     Jenis-jenis Teori
Teori digolongkan kepada 4 macam, yaitu asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi.[3]
1.      Asumsi
Asumsi adalah suatu anggapan dasar tentang realita, harus diverifikasi secara empiris.[4]
2.      Konsep
Konsep adalah istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu.[5]
3.      Konstruk
Konstruk adalah konsep yang ciri-cirinya dapat diamati langsung seperti pemecahan masalah. Konsep seperti ini lebih tinggi tarafnya daripada abstraksi yang ciri-cirinya dapat diamati langsung. Jadi konstruk adalah konsep sedangkan tidak semua konstruk adalah konsep.[6]
4.      Proposisi
Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Suatu pernyataan yang menjelaskan kebenaran atau menyatakan perbedaan atau hubungan antara beberapa konsep. Ada dua macam proposisi, yaitu Hipotetis dan Tesis. Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan untuk diuji kebenarannya secara empirik sedangkan Tesis adalah proposisi yang memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan yang telah dibenarkan oleh suatu pengujian secara empirik dan cermat.[7]
C.     Unsur-unsur teori
Berdasarkan uraian di atas, unsur-unsur teori dapat disederhanakan menjadi (1) kategori konseptual dan kawasan konseptual dan (2) hipotesis atau hubungan generasi di antara kategori dan kawasannya serta integrasi. Aspek merupakan unsur suatu kategori, sedangkan kategori adalah unsur konseptual suatu teori. Hipotesis dicapai melalui analisis perbandingan antarkelompok. Sedangkan analisis perbandingan antarkelompok menghasilkan kategori dan mempercepat adanya hubungan antarkelompok. Unsur teori ke tiga yaitu integrasi. Instegrasi merupakan gabungan hipotesis dan kategori konseptual sehingga diperoleh hipotesis yang lebih khusus.[8]
D.    Fungsi teori dalam penelitian kuantitatif
Teori memiliki berbagai fungsi. Adapun fungsi teori antara lain, teori mempunyai fungi sebagai suatu ikhtisar fakta dan hukum yang  dapat diterapkan, teori berfungsi untuk transformasi. Suatu teori baru dapat untuk menstransformasikan atau dapat mengadakan perubahan hubungan antara hukum dan fakta. Sesuatu yang sudah dikneal maknanya dapat ditransformasikan menjadi unsur baru dalam teori yang baru. Dengan demikian akan terjadi permbaharuan isi an bentuk  dalam ilmu yang sedang digeluti.[9]
Teori juga memiliki fungsi, yaitu (1) meramalkan, menjelaskan, dan menemukan teori lain, (2) memberikan perspektif jaringan, (3) memberikan alasan perlunya penelitian, (4) menyusun pertanyaan sebagai pokok masalah, (5) menampilkan hubungan antarvariabel, konsep, dan menerangkan fenomena sebagai masukan dalam mengambil persoalan dan informasi pembanding.[10]
bahwa secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menjelaskan (explanation). Digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variable yang akan diteliti. Kedua, meramalkan (prediction). Digunakan untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Ketiga, pengendalian (control). Digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.[11]
E.     Peranan teori dalam penelitian kuantitatif
Teori memiliki peran yang sangat penting. Teori berperan membantu mendapatkan pengertian dan mengorganisasikan pengalaman. Di dalam teori terdapat posisi yang berperan penting dalam mengikhtisarkan informal sehingga penafsiran, penilaian, dan pernyataan kerampatan dapat terlaksana dengan mudah.[12]
Teori mempunyai peranan sebagai berikut:
1.      Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya. Teori sebagai orientasi utama dari ilmu. Fungsi pertama dari teori adalah memberi batasan terhadap ilmu dengan cara memperkecil jangkauan (range) dari fakta yang akan dipelajari. Karena banyak fenomena yang dapat dipelajari dari berbagai aspek, maka teori membatasi aspek mana saja yang akan dipelajari dari suatu fenomena tertentu.
2.      Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana fenomena-fenomena yang relevan disistematiskan, diklarifikasikan, dan dihubung-hubungkan. Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi. Tugas dari ilmu juga mengembangkan sistem klasifikasi dari struktur konsep. Dalam pengembangan tersebut, ilmu memegang peranan penting, karena konsep serta klasifikasi selalu berubah karena pentingnya suatu fenomena berubah-ubah.
3.      Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sistem generalisasi. Teori meringkaskan fakta. Teori meringkaskan hasil penelitian. Dengan adanya teori, generalisasi terhadap hasil penelitian dapat dilakukan dengan mudah. Teori juga dapat memadu generalisasigeneralisasi satu sama lain secara empiris sehingga dapat diperoleh suatu ringkasan hubungan antargeneralisasi atau pernyataan.
4.      Teori memberikan prediksi terhadap fakta. Teori memprediksi fakta-fakta. Penyingkatan fakta-fakta oleh teori akan menghasilkan uniformitas dari pengamatan-pengamatan. Dengan adanya uniformitas tersebut, maka dapat dibuat prediksi terhadap faktafakta yang akan datang. Teori fakta-fakta apa yang dapat mereka harapkan muncul berdasarkan pengamatan fenomena- fenomena sekarang.
5.      Teori memperjelas celah-celah di dalam pengetahuan kita. Teori menjelaskan celah kosong. Karena meringkaskan fakta-fakta sekarang dan memprediksikan fakta-fakta yang akan datang, yang belum diamati, maka teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas daerah mana dalam khazanah ilmu pengetahuan yang belum dieksplorasi.[13]
Peranan teori:
1.      Teori sebagai orientasi utama dari ilmu
2.      Teori sebagai konsepsualisasi dan klasifikasi
3.      Teori meringkas fakta
4.      Teori memprediksi fakta-fakta
5.      Teori memperjelas celah kosong.[14]
BAB III
PENUTUP    


[1] Hari Wahyono, Makna dan Fungsi teori Dalam Peoses Berpikir Ilmiah dan Dalam Proses Penelitian Bahasa, vol. 23, No. 1, 15 Maret 2005, 23.
[3] Kinayati Djojosuroto & M.L.A Sumaryati, Prinsip-Prinsip Penelitian Bahasa & Sastra. 20.
[4] Kinayati Djojosuroto & M. L. A Sumaryati, 20.
[5] M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia, 2002, 17.
[6] Kinayati Djojosuroto & M. L. A Sumaryati, 18-19.
[8] Lexy .J. Maleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, 38.
[9] Hari Wahyono, 205.
[11] Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:Alfabeta, 2007,
[12] Hari Wahyono, 205.
[13] Nazir 2005 19-20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar