TEORI DAN PERANANNYA DALAM PENELITIAN
KUANTITATIF
Mualifah Khoirunnisa 210317316
Ibadurrahman Tsabit Imani 2103173
Septiana Rahmawati 2103173
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori?
2. Apa jenis-jenis teori?
3. Apa unsur-unsur teori?
4. Apa fungsi teori dalam penelitian kuantitatif?
5. Bagaimana peranan teori dalam penelitian kuantitatif?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian teori
2. Mengetahui jenis-jenis teori
3. Mengetahui unsur-unsur teori
4. Mengetahui fungsi teori dalam penelitian kuantitatif
5. Mengetahui peranan teori dalam penelitian kuantitatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori
Teori adalah pendapat, cara, dan aturan melakukan sesuatu.[1]
Dari definisi-definisi di atas, bisa
disimpulkan bahwa teori berpijak dari fenomena empiris dan berusaha menjelaskan
cara kerja fenomena tersebut dan meramalkan akibat yang ditimbulkannya. Jika
ada yang menganggap teori tidak sesuai dengan dunia nyata, maka hal ini adalah
keliru. Teori adalah simplifikasi dari dunia nyata meskipun sebuah teori hanya
menjelaskan sebagaian aspek dari dunia nyata. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Teori hanya menjelaskan beberapa aspek dari fenomena di dunia
nyata. Ia tidak menjelaskan semua aspek yang ada di dunia nyata.
2. Suatu teori fokus pada satu sisi dan mengabaikan sisi yang lain
3. Teori dan fenomena berkembang terus. Fenomena dunia nyata, terutama
sekali fenomena sosial bersifat dinamis dan berubah terus-menerus. Hal ini
membuat teori juga berkembang dan disempurnakan sehingga dapat menjelaskan
fenomena dunia nyata. Itulah sebabnya teori bersifat tentative dan terbuka
untuk menerima pemikiranpemikiran baru.[2]
B. Jenis-jenis Teori
Teori digolongkan kepada 4 macam, yaitu asumsi, konsep, konstruk, dan
proposisi.[3]
1. Asumsi
Asumsi adalah suatu anggapan dasar
tentang realita, harus diverifikasi secara empiris.[4]
2. Konsep
Konsep adalah istilah, terdiri dari
satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide
(gagasan) tertentu.[5]
3. Konstruk
Konstruk adalah konsep yang
ciri-cirinya dapat diamati langsung seperti pemecahan masalah. Konsep seperti
ini lebih tinggi tarafnya daripada abstraksi yang ciri-cirinya dapat diamati
langsung. Jadi konstruk adalah konsep sedangkan tidak semua konstruk adalah
konsep.[6]
4. Proposisi
Proposisi adalah hubungan yang logis
antara dua konsep. Suatu pernyataan yang menjelaskan kebenaran atau menyatakan
perbedaan atau hubungan antara beberapa konsep. Ada
dua macam proposisi, yaitu Hipotetis dan Tesis. Hipotesis adalah proposisi yang
dirumuskan untuk diuji kebenarannya secara empirik sedangkan Tesis adalah
proposisi yang memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan yang telah dibenarkan
oleh suatu pengujian secara empirik dan cermat.[7]
C. Unsur-unsur teori
Berdasarkan
uraian di atas, unsur-unsur teori dapat disederhanakan menjadi (1) kategori
konseptual dan kawasan konseptual dan (2) hipotesis atau hubungan generasi di
antara kategori dan kawasannya serta integrasi. Aspek merupakan unsur suatu
kategori, sedangkan kategori adalah unsur konseptual suatu teori. Hipotesis
dicapai melalui analisis perbandingan antarkelompok. Sedangkan analisis
perbandingan antarkelompok menghasilkan kategori dan mempercepat adanya
hubungan antarkelompok. Unsur teori ke tiga yaitu integrasi. Instegrasi
merupakan gabungan hipotesis dan kategori konseptual sehingga diperoleh
hipotesis yang lebih khusus.[8]
D. Fungsi teori dalam penelitian kuantitatif
Teori memiliki berbagai fungsi. Adapun fungsi teori antara lain, teori
mempunyai fungi sebagai suatu ikhtisar fakta dan hukum yang dapat diterapkan, teori berfungsi untuk transformasi.
Suatu teori baru dapat untuk menstransformasikan atau dapat mengadakan
perubahan hubungan antara hukum dan fakta. Sesuatu yang sudah dikneal maknanya
dapat ditransformasikan menjadi unsur baru dalam teori yang baru. Dengan
demikian akan terjadi permbaharuan isi an bentuk dalam ilmu yang sedang digeluti.[9]
Teori
juga memiliki fungsi, yaitu (1) meramalkan, menjelaskan, dan menemukan teori
lain, (2) memberikan perspektif jaringan, (3) memberikan alasan perlunya
penelitian, (4) menyusun pertanyaan sebagai pokok masalah, (5) menampilkan
hubungan antarvariabel, konsep, dan menerangkan fenomena sebagai masukan dalam
mengambil persoalan dan informasi pembanding.[10]
bahwa
secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menjelaskan (explanation).
Digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk
variable yang akan diteliti. Kedua, meramalkan (prediction). Digunakan untuk
merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya
hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Ketiga,
pengendalian (control). Digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian
sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan
masalah.[11]
E. Peranan teori dalam penelitian kuantitatif
Teori memiliki peran yang sangat penting. Teori berperan membantu
mendapatkan pengertian dan mengorganisasikan pengalaman. Di dalam teori
terdapat posisi yang berperan penting dalam mengikhtisarkan informal sehingga
penafsiran, penilaian, dan pernyataan kerampatan dapat terlaksana dengan mudah.[12]
Teori mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara
memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya.
Teori sebagai orientasi utama dari ilmu. Fungsi pertama dari teori adalah
memberi batasan terhadap ilmu dengan cara memperkecil jangkauan (range) dari
fakta yang akan dipelajari. Karena banyak fenomena yang dapat dipelajari dari
berbagai aspek, maka teori membatasi aspek mana saja yang akan dipelajari dari
suatu fenomena tertentu.
2. Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana
fenomena-fenomena yang relevan disistematiskan, diklarifikasikan, dan
dihubung-hubungkan. Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi. Tugas dari
ilmu juga mengembangkan sistem klasifikasi dari struktur konsep. Dalam
pengembangan tersebut, ilmu memegang peranan penting, karena konsep serta
klasifikasi selalu berubah karena pentingnya suatu fenomena berubah-ubah.
3. Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi
empiris dan sistem generalisasi. Teori meringkaskan fakta. Teori meringkaskan
hasil penelitian. Dengan adanya teori, generalisasi terhadap hasil penelitian
dapat dilakukan dengan mudah. Teori juga dapat memadu generalisasigeneralisasi
satu sama lain secara empiris sehingga dapat diperoleh suatu ringkasan hubungan
antargeneralisasi atau pernyataan.
4. Teori memberikan prediksi terhadap fakta. Teori memprediksi
fakta-fakta. Penyingkatan fakta-fakta oleh teori akan menghasilkan uniformitas
dari pengamatan-pengamatan. Dengan adanya uniformitas tersebut, maka dapat
dibuat prediksi terhadap faktafakta yang akan datang. Teori fakta-fakta apa
yang dapat mereka harapkan muncul berdasarkan pengamatan fenomena- fenomena
sekarang.
5. Teori memperjelas celah-celah di dalam pengetahuan kita. Teori
menjelaskan celah kosong. Karena meringkaskan fakta-fakta sekarang dan
memprediksikan fakta-fakta yang akan datang, yang belum diamati, maka teori
dapat memberikan petunjuk dan memperjelas daerah mana dalam khazanah ilmu
pengetahuan yang belum dieksplorasi.[13]
Peranan teori:
1. Teori sebagai orientasi utama dari ilmu
2. Teori sebagai konsepsualisasi dan klasifikasi
3. Teori meringkas fakta
4. Teori memprediksi fakta-fakta
5. Teori memperjelas celah kosong.[14]
BAB III
PENUTUP
[1] Hari Wahyono, Makna dan Fungsi teori Dalam Peoses Berpikir Ilmiah dan
Dalam Proses Penelitian Bahasa, vol. 23, No. 1, 15 Maret 2005, 23.
[2] Rachmat Kriyantono, Ph.D, Teori: Sebuah Pengantar, http://rachmatkriyantono.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/TEORI-KOMUNIKASI-PENGANTAR1.pdf
[5] M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi
Penelitian dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia, 2002, 17.
[12] Hari Wahyono, 205.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar