Harga Diri, Religiusitas Dan Kesediaan Dipoligami
Hayani
Jurnal Psikologi Indonesia
Vol. 5, No. 03, 2016 Persona
Mualifah Khoirunnisa, 210317316, PAI J, 16
A. Problem Akademik
Maraknya praktek poligami yang berdampak positif dan negaif, khususnya bagi
keluarga pelaku poligami. Sebagian masyarakat menganggap bahwa poligami
merupakan hal yang baik dengan berbagai alasan. Namun pada praktiknya sendiri
tidak semua wanita mau untuk dipoligami. Beberapa menerima dengan alasan
tertentu, beberapa menolak dengan berbagai alasan, dan beberapa belum bisa
memberi keputusan. Maka perlu diketahi hubungan antara harga diri seorang
wanita, tingkat tinggi rendahnya religiusitasnya dan kesediananya untuk
dipoligami.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di gang Wayo, Ds Kedung Banteng, Tanggulangin,
Sidoarjo. Populasi yang digunakan adalah wanita yang sudah menikah dan belum
menikah dari usia 17-60 tahun yang berada di daerah tersebut. Dan didapatkan
sampel sebanyak 109 orang wanita. 109 wanita tersebut diambil dengan metode
purposive sampling. 109 wanita tersebut diberi pertanyaan kesediaannya
dipoligami dengan pilihan bersedia, tidak bersedia, dan belum bisa memutuskan.
C. Hasil Pembahasan
Jumlah wanita dengan harga diri sedang yang tidak bersedia dipoligami (43)
lebih banyak dari pada wanita dengan harga diri sedang yang tidak mau
dipoligami (20), dan wanita dengan harga diri sedang yang bersedia dipoligami
hanya berjumlah 1 orang.
Sedangkan perempuan dengan harga diri tinggi yang bersedia dipoligami
memiliki jumlah yang sama dengan yang tidak mau dipoligami masing-masing berjumlah 19 orang. Jumlah
tersebut lebih banyak dibandingkan dengan jumlah wanita yang memiliki harga
diri tinggi dan belum bisa memutuskan mau atau tidak dipoligami (7).
Hasil wanita dengan religiusitas tinggi dan bersedia di poligami sebanyak
20 wanita, jumlah ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang tidak
bersedia dipoligami (49), dan yang tidak memutuskan (23).
Sedangkan wanita dengan religiusitas sedang dan bersedia dipoligami (0),
tidak bersedia dipoligami (13), dan tidak memutuskan (4).
Dari pemaparan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yag signifikan anatara harga diri seorang wanita dengan kesediannya untuk
dipoligami. Bahwa wanita dengan harga diri yang tinggi lebih siap untuk
dipoligami. Sengakan tidak ada hubungan anatara religiusitas seorang wanita
dengan ketersediaannya dipoligami. Ini ditunjukkan dari jumlah wanita dengan religiusitas
tinggi dan rendah yang bersedi dipoligami lebih sedikit jumlahnya dengan yang
tidak bersedia.
D. Pengaruh Terhadap Pendidika Islam
Poligami menjadi pengetahuan yang perlu diajarkan dalam pendidikan Islam. Mengingat
banyaknya dampak yang muncul dari praktek poligami, perlu rasanya poligami
diangkat menjadi sebuah kajian agar semua orang paham apa yang dimaksud dengan
poligami, dampaknya, tujuannya dan juga pengarunya bagi hubungan rumah tangga
khususnya. Sehingga harapanya orang yang melakukan praktek poligami, benar-benar
telah memenuhi syarat dan ketentuan yang mengharuskannya berpoligami sehingga
tidak merusak hubungan rumah tangga antara suami dan istri.
Rasanya sangat perlu pendidikan rumah tangga yang didalamanya berkaitan
dengan poligami agar menjadi kajian pra nikah. Hal tersebut bertujuan agar baik
laki-laki maupun perempuan lebih bijak dalam mengambil sikap mengenai poligami.
Juga membuka mata perempuan maupun laki-laki dalam memandang poligami agar
lebih obyektif, bahwa poligami bukan merupakan sesuatu yang dilarang namun juga
bukan sesuatu yang baik dilakukan mengingat dampaknya yang sangat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar