Senin, 20 Juli 2020

Penilaian PTK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Secara umum, instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan data mengenai suatu variabel. Adapun dalam bidang pendidikan, instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar, keberhasilan proses belajar mengajar, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.[1]
Penilaian pada aspek sikap dilakukan bersama-sama dengan penilaian pada aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Penilaian pada aspek sikap---baik spiritua maupun sosial---menggunakan teknik pengamatan (observasi), penilaian diri (self assessment), dan penilaian antarteman (peer assessment). Penilaian pada sikap memungkinkan bagi guru untuk melakukan intervensi jika seorang siwa mengungkapkan dirinya dengan cara yang tidak tepat. Karena, setiap teknik penilaian yang dikemukakan tersebut bersifat saling melengkapi.[2]
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Bentuk-bentuk Instrumen Penilaian Non-Tes?
2.      Apa Fungsi dari Setiap Bentuk Instrumen Non-Tes?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui Bentuk-bentuk Instrumen Non-Tes
2.      Mengetahui Fungsi dari Setiap Bentuk Instrumen Non-Tes



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Bentuk-bentuk Instrumen Non-Tes
Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya menilai kepribadian anak secara menyeluruh yang meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup, dan lain-lain. Teknik ini berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individual maupun secara kelompok.[3]
Kuesioner dan wawancara pada umunya digunakan untuk menilai aspek kognitif seperti pendapat atau pandangan seseorang serta harapan dan aspirasinya di samping aspek afektif dan perilaku individu. Skala biasanya digunakan untuk menilai aspek afektif seperti skala sikap dan skala minat serta aspek kognitif seperti skala penilaian. Observasi biasanya digunakan untuk memperoleh data mengenai perilaku individu atau proses kegiatan tertentu. Studi kasus digunakan untuk memperoleh data yang komprehensif mengenai kasus-kasus tertentu dari individu. Sosiometri pada umumnya digunakan untuk menilai aspek perilaku individu, terutama hubungan sosialnya. Catatan kumulatif digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang mendalam dan menyeluruh mengenai individu yang dilakukan terus menerus sehingga diperoleh data dan informasi yang komprehensif. Kelebihan nontes dari tes adalah sifatnya leboh komprehensif.[4]
Berikut adalah beberapa instrumen nontes yang sering digunakan dalam evaluasi di bidang pendidikan. Diantaranya adalah:
1.      Observasi
Observasi dapat dilakukan menggunakan dua cara yaitu: (1) informal dan tidak terenana (insidental), serta (2) formal dan terencana. Observasi secara informal dan tidak terencana terjadi ketika guru mengamati secara spontan sikap siswa selama aktivitas pembelajaran dan pada saat terjadi interaksi antara guru dan siswa. Observasi informal bersifat tidak terstruktur dan tidak ada format atau prosedur yang ditetapkan.[5]
      Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan yang sistematis.
Ada dua macam observasi:
a.       Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedng diamati.
b.      Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
c.       Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.[6]
2.      Angket
Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang terperinci dan lengkapyang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya degan mengadakan komunikasi tertulis, dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden secara tertulis juga.[7]
Berdasarkan dari cara menjawab pertanyaannya, angket dapat dibagi dua, yaitu angket terbuka dan tertutup. Dilihat dari bentuk pertanyaannya, angket dibedakan menjadi tiga yaitu angket terbuka, angket tertutup, dan angket terbuka tertutup. Angket terbuka adalah angket yang menggunakan pertanyaan terbuka. Responden diberikan jawaban dengan bebas untuk menjawab pertanyaan yang disediakan. Angket tertutup adalah angket yang menggunakan pertanyaan tertutup. Responden memilih jawaban-jawaban yang sudah disediakan. Angket terbuka dan tertutup adalah angket yangt pertanyaannya berupa gabungan dari pertanyaan terbuka dan tertutup, baik dalam suatu item, maupun dalam keseluruhan item.[8]
3.      Wawancara
Wawancara (interview) adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dalam wawancara ini responden tidak di beri kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.       Wawancara bebas, responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
b.      Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan terlebih dahulu.[9]
4.      Daftar Cek
Daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (V) di tempat yang disediakan.[10]
5.      Skala Bertingkat/ Rating Scale
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Sebagai contoh, skor atau biji yang diberikan oleh guru di sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. Siswa yang mendapat skor 8, digambarka di tempat yang lebih kanan dalam skala, dibandingkan penggambaran skor 5. Biasanya angka-angka yang digunakan diterapkan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi. Dengan demikian, skala ini dinamakan skala bertingkat. Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif, maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala.[11]
a.       Skala penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum atau suatu kategori yang bermakna nilai.[12]
b.      Skala sikap
Adalah penilaian terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran, maupun sesudah pembelajran. Penilaian sikap dapat menggunakan teknik pengukuran melalui alat ukur berupa format observasi sikap, inventori, dan angket/kuesioner.[13]
6.      Studi kasus
Studi kasusu pada dasrnya mempelajari secara intensif seorang individu tang dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Kasus-kasus tersebut (pilih salah satu yang paling diperlukan) dipelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Mendalam artinya mengungkapkan semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhinya.[14]
7.      Sosiometri
Salah satu cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyesuaikan dirinya, terutama hubungan sosial siswa dengan teman sekelasnya. Sosiometri dapat dilakukan dengan cara menugaskan kepada semua siswa di kelas tersebut untuk memilih satu atau dua temannya yang paling dekat atau paling akrab.[15]
8.      Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa hidupnya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.[16]
B.     Fungsi dari Setiap Bentuk Instrumen Non-Test
1.      Observasi
a.       Merupakan sumber informasi yang amat berguna untuk menganalisis perkembangan belajar siswa.
b.      Guru dapat melihat proses siswa mendapatkan prestasi: saat melakukan kesalahan, saat aktif, frustasi, termotivasi, marah, tidak setuju, gembira, dan sebagainya hingga akhirnya berhasil.
c.       Merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi sejauh mana sikap siswa menjadi dasar penilaian yakni sebagai validitas internal.[17]
2.      Angket
a.       Memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
b.      Data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program pembelajaran.[18]
3.      Wawancara
a.       Hubungan dapat dibina lebih baik sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya.[19]
4.      Daftar Cek
a.       Menggambarkan atau mengevaluasi seseorang, obyek, atau peristiwa tertentu.
b.      Menemukan faktor-faktor yyang relevan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian.
c.       Pencatatan lebih rinci dan sistematis terhadap faktor-faktor yang sedang diteliti.[20]
d.      Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian dapat mengacu pada rumusan-rumusan instruksional.[21]
5.      Skala Nilai/ Rating Scale
a.       Skala penilaian lebih tepat untuk mengukur suatu proses, misalnya proses mengajar pada guru, proses belajar pada siswa, atau hasil belajar dalam bentuk perilaku seperti keterampilan, hubungan sosial siswa, dan cara memecahkan masalah.[22]
6.      Studi kasus
a.       Dapat memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah pada pihak pihak yang lain, karena diperoleh langsung dari proses belajar baik di kelas, laboratorium, lapangan, dan lain-lain.
b.      Dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.[23]
7.      Sosimetri
a.       Hasil dari sosiometri dapat dijadikan bahan bagi guru dalam mempelajari para siswanya, terutama dalam menganalisis sebab-sebab seorang siswa yang disenangi, atau sebaliknya menjadi yang terisolasi.
b.      Sebagai salah satu alat dalam menemukan kasus-kasus siswa di sekolah dilihat dari hubungan sosialnya, dan dijadikan alat untuk melengkapi data mengenai perkembangan siswa.
c.       Data yang diperoleh dapat digunkaan untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, mengembangkan minat dan hobi para siswa, menyusun organisasi kelas atau kelompok belajar, memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa, memberikan bimbingan belajar, atau melaksanakan kegiatan atau proyek sekolah.[24]
8.      Riwayat Hidup
a.       Sebagai perlengkapan bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.[25]
b.      Memperkaya hasil dari teknik non test yang lain.
c.       Memberikan sumber keterangan untuk mengadakan penilaian tentang data pribadi siswa, memberikan bimbingan belajar secara optimal dan mengarahkan pilihan karir jabatan dimasa mendatang.[26]











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA



[1] Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, cet. Ke-2 (Bandung:Pustaka Setia, 2017), 191.
[2] Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustiana Wahyu Harumurti, Penilaian Belajar Siswa di Sekolah, cet. Ke-5 (Yogyakarta: Penerbit Kanisiua, 2018), 147.
[3] Ibid.,200.
[4] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet. Ke-16 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 67.
[5] Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustiana Harumurti,155.
[6] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, cet. Ke-1 (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 41-46.
[7] Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, cet. Ke-2 (Bandung: Pustaka Setia, 2017),  201-204.
[8] Ibid.,
[9] Suharsimi Arikunto, 42.
[10] Ibid. 43-44.
[11] Suharsimi Arikunto, 45.
[12] Nana Sudjana, 77.
[13] Ida Farida, Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional, cet. Ke-1 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), 14.
[14] Nana sudjana, 78.
[15] Ibid. 79-88
[16] Suharsimi Arikunto, 46.
[17] Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustiana Wahyu Harumurti, 151-157.
[18] http://yurnaswaraj.blogspot.com/2015/11/teknik-tes-dan-nontes.html
[19] http://digilib.uinsby.ac.id/10439/5/bab%202.pdf
[20] http://bk14054.blogspot.com/2015/07/daftar-cek-dan-daftar-cek-masalah.html
[21] http://andinurdiansah.blogspot.com/2010/09/instrumen-non-tes.html
[22] Nana Sudrajat, 79.
[23] Ibid.,
[24] Nana Sudjana, 102-104.
[25] http://heng-ky.blogspot.com/2013/01/tehnikevaluasi-pendidikan-tes-dan-non_7.html
[26]http://husnilmubaroq.blogspot.com/2014/12/teknik-tes-dan-teknik-non-tes-sebagai_31.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar