1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangRisiko merupakam kata yang sering didengar hampir setiap hari. Biasanya kata
tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak disukai, sesuatu yang ingin
dihindari. Dengan begitu resiko adalah ssesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas
terjadinya suatu peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut
menyebabkan suatu kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun
kerugian besar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari suatu perusahaan.1Dengan demikian, perlu diadakannya pengelolaan risiko yang menjadi hal penting
bagi suatu organisasi maupun perusahaan. Diharapkan setelah adanya pengelolaan risiko
maka suatu perusahaan tersebut dapat menghadapi suatu kenyataan yang terjadi di waktu
yang akan mendatang. Sehingga suatu perusahaan tersebut tidak mengalami
kebangkruttan.
Maka di dalam makalah ini yang akan membahas tentang manajemen risiko yang
terutama akan difokuskan pada pembahasan pengertian risiko, pengertian manajemen
risiko, tujuan manajemen risiko, fungsi manajemen risiko, manfaat manajemen risiko,
macam-macam risiko, tahap – tahap manajemen risiko.B. Rumusan Masalah1. Apa Konsep Dasar Manajemen Risiko?
2. Apa Saja Macam-Macam Risiko?
3. Bagaimana Tahap-Tahap Manajemen Risiko?C. Tujuan PembahasanUntuk mengetahui tentang:
1. Konsep Dasar Manajemen Risiko.
2. Macam-Macam Risiko.
3. Tahap-Tahap Manajemen Risiko.1 Zahrotul Munawaroh, Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Program Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pendidikam, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.26, No.2,2017, hlm.71.
2BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Manajemen Resiko1. Pengertian Manajemen Resiko
a. Definisi Risiko
Ada banyak definisi tentang risiko (risk). Risiko dapat diartikan sebagai
bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya(future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada
saat ini. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert risiko adalah uncertainly
about future event.
Adapaun Joel G. Siegel dan Jee K. Shim mendefinisakan risiko pada tiga
hal:
1) Pertama adalah keadaan yang mengarah sekumpulan hasil khusus, dimana
hasilnya akan diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui
olehpengambil keputusan.
2) Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan atau variabel keuangan
lainnya.
3) Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang
mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko
ekonomi, ketidakpastian politik dan masalah industri.
Lebih jauh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian dan
analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan risiko disatukan
dengan keputusan keuangan dan investasi. Sementara itu David K. Eiteman,
Arthut I. Stonehill dan Michael H. Moffett mengatakan bahwa risiko dasar adalahmismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities.2Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko adalah bentuk suatu kepastian yang
akan terjadi di waktu mendatang dengan keputusan yang sudah dipertimbangkan
sejak saat ini.2 Irfan Fahmi, Manajemen Resiko Teori, Kasus dan Solusi,(Bandung: Alfabeta, 2018), hlm.2.
3b. Definisi Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang
bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai
permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen
secara komprehensif dan sistematis. Manajemen risiko didefinisikan sebagai
serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan bank.3Jadi Manajemen Risiko adalah suatu bidang ilmu yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, menemukan cara penyelesaian,
mengimplementasi dan mengadministrasi suatu risiko yang terjadi pada
perusahaan maupun organisasi.
2. Tujuan Manajemen Resiko
Tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen resiko dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu: Tujuan sebelum terjadinya peril, Tujuan sesudah terjadinya peril.a. Tujuan sebelum terjadinya perilTujuan yang ingin dicapai yang menyangkut hal-hal sebelum terjadinya perilada beberapa macam, antara lain:
1) Hal-hal yang bersifat ekonomis, misalnya upaya untuk menanggulangi
kemungkinan kerugian dengan cara yang paling ekonomis, yang dilakukan
melalui analisis keuangan terhadap biaya program keselamatan, besarnya
premi asuransi, biaya dari bermacam-macam teknik penanggulangan maka
resiko.
2) Hal-hal yang bersifat nonekonomis, yaitu upaya untuk mengurangi
kecemasan, sebab adanya kemungkinan terjadinya peril tertentu dapat
menimbulkan kecemasan dan ketakutan, sehingga dengan adanya upaya
penanggulangan maka kondisi itu dapat diatasi.43) Tindakan penanggulangan resiko dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang
berasal dari pihak ketiga atau pihak luar perusahaan, seperti:3 Sri Hayati, Manajemen Risiko Untuk Bank Perkreditan Rakyat dan Lembaga Keuangan Mikro,(
Yogyakarta: CV Andi Offset, 2017), hlm. 5.4 Reni Maralis dan Aris Triyono, Manajemen Resiko,(Yogyakarta : CV Budi Utama, 2019), hlm. 9.
4a) Memasang atau memakai alat-alat keselamatan kerja tertentu di tempat
kerja pada waktu bekerja untuk menghindari kecelakaan kerja, misalnya:
pemasangan rambu-rambu, pemakaian alat pengaman misal, gas masker
untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam undang-undang
keselamatan kerja.
b) Mengasuransikan aktiva yang digunakan sebagai agunan, yang dilakukan
oleh debitur untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh kreditur.
b. Tujuan setelah terjadinya peril.Pada pokoknya mencakup upaya untuk penyelamatan operasi perusahaan
setelah terkena peril, yang dapat berupa:
1) Menyelamatkan operasi perusahaan, artinya manajer risiko harus
mengupayakan pencarian strategi bagaimana agar kegiatan tetap berjalan
sehabis perusahaan terekena peril, meskipun untuk sementara waktu yang
beroperasi hanya sebagian saja.
2) Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut sesudah
perusahaan terkena peril. Hal ini sangat penting terutama untuk perusahaan
yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat secara langsung.
3) Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun tidak
sepenuhnya. Paling tidak cukup untuk menutup biaya variabelnya. Untuk
mencapai tujuan ini bilamana perlu perusahaan untuk sementara melakukan
kegiatan usaha di tempat lain.
4) Mengusahakan tetap berlanjutnya pengembangan usaha bagi perusahaan yang
sedang melakukan pengembangan usaha, misalnya: yang sedang
memproduksi barang baru atau memasuki pasar baru. Jadi harus berupaya
untuk mengatur strategi agar pengembangan yang sedang dirintis tetap bisa
berlangsung.
5) Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari perusahaan.
Artinya harus dapat menyusun kebijaksanaan untuk meminimumkan pengaruh
buruk dari suatu peril yang diserita perusahaan terhadap keryawannya.55 Ibid.,hlm.10.
53. Fungsi Pokok Manajemen Risiko
Fungsi manajemen risiko pada pokonya mencakup:
a. Menemukan kerugian potensial.
Artinya berupaya untuk menemukan atau mengidentifikasi seluruh risiko murni
yang dihadapi oleh perusahaan, yang meliputi:
1) Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan.
2) Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi
perusahaan.
3) Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain.
4) Kerugian-kerugian yang timbul karena: penipuan, tindakan-tindakan criminal
lainnya, tidak jujurnya karyawan dan sebagainya.
5) Kerugian-kerugian yang timbul akibat “keyman” meninggal dunia, sakit atau
menjadi cacat.
Untuk itu cara-cara yang dapat ditempuh oleh manajer risiko antara lain
dengan melakukan inspeksi fisik di tempat kerja, mengadakan angket kepada
semua pihak di perusahaan, menganalisis semua variabel yang tercakup dalam
peta aliran proses produksi dan sebagainya.
b. Mengevaluasi kerugian potensial
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap potensial yang dihadapi
oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai:
1) Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian, artinya memperkirakan
jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama suatu periode tertentu atau
berapa kali terjadinya kerugian tersebut selama suatu periode tertentu (
biasanya satu tahun.
2) Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya besarnya kerugian yang
diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian
tersebut, terutama terhadap kondisi financial perusahaan.
c. Memilih teknik atau cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari
teknik-teknik yang tepat guna menanggulangi kerugian.
6Pada pokoknya ada empat cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi
risiko, yaitu: mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi,
mengasuransikan dan menghindari. Di mana tugas dari manajer resiko adalah
memilih salah satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi suatu risiko atau
memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat untuk menanggulangi
risiko.64. Manfaat Manajemen Risiko
Dengan diterapkannya manajemen risiko di suatu perusahaan ada bebrrapa
manfaat yang akan diperolrh, yaitu:
a. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap
keputusan. Sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati dan selalu
menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh
yang mungkin timbul baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari
risiko dan menghindari dar pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari
segi finansial.
d. Memungkinkan perusahaan memperoleh kerugian yang minimum.
e. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk management concept) yang
dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan
mekanisme secara suistainable (berkelanjutan).7B. Macam-macam RisikoRisiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran, risiko kerugian,
fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya. Untuk memudahkan pemahaman
dan analisis terhadap resiko, salah satu cara untuk mengelompokkan risiko-risiko
tersebut. Salah satu cara untuk mengelompokkan resiko adalah dengan melihat tipe-tipe
risiko. Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko spekulatif dengan
penjelasan sebagai berikut :6 Ibid., hlm.11.7 Irfan Fahmi, Manajemen Resiko Teori, Kasus dan Solusi,hlm. 4.
71. Risiko murni ( pure risks) adalah risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi
kemungkinan keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk
risiko tipe ini. Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran,
dan semacamnya. Contoh lain adalah risiko banjir menghantam rumah kita. Kejadian
seperti itu akan merugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak secara
langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaran atau banjir,
di samping individu yang terkena dampaknya, masyarakat secara keseluruhan juga
akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan resiko murni.
2. Resiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan
juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini.
Contoh tipe risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan
keuntungan, meskipun ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita memegang
(membeli) saham. Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan), bisa
juga analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, tetapi malah turun ( kita
memperoleh kerugian). Resiko spekulatif juga bisa dinamakan sebagai risiko bisnis.
Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan
menguntungkan individu lainnya. Misalkan suatu perusahaan mengalami kerugian
karena penjualannya turun, perusahaan lain barangkali akan memperoleh keuntungan
dari situasi tersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif
tersebut.8Disamping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakan antara
risiko yang dinamis dan yang statis.
1. Risiko Statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh, risiko
terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam tertentu. Karakteristik
risiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu.
2. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh, perubahan
kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru.
Misal, jika masyarakat semakin kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum (legal8 Mamduh M Hanafi, Risiko, Proses Manajemen Resiko, dan Enterprise Risk Management,EKMA4262/MODUL1,hlm 17.
8risk) yang muncul karena masyarakat lebih berani mengajukan gugatan hukum (sue)terhadap perusahaan, akan semakin besar.
Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan objektif dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Risiko objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi perameter yang objektif.
Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa
di ukur melalui standar deviasi, misal, standar deviasi return saham adalah 25% per
tahun.
2. Risiko subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata
lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko
tertentu. Sebagai contoh, untuk standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%,
dua orang dengan kepribadian yang berbeda akan mempunyai cara pandang yang
berbeda. Orang yang konservatif akan mengganggap risiko investasi di pasar modal
terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi di pasar modal
dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua orang tersebut melihat pada
risiko objektif yang sama, yaitu standar deviasi return sebesar 25% per tahun.9Sedangkan resiko berdasarkan kemunculannya, pada pelaksanaan terutama pada
program pendidikan terdapat dua jenis risiko yaitu risiko internal dan eksternal. Jenis
resiko tersebut juga sejalan dengan pendapat Sopuntan yang mengatakan bahwa menurut
sumber atau penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan ke dalam:
1. Risiko intern, yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti:
kerusakan aktiva karena ulah karyawan sendiri, kecelakaan kerja, miss manajemen
dan sebagainya.
2. Risiko ekstern, yaitu risiko yang berasal luar perusahaan, seperti risiko pencurian,
penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan policy pemerintah dan sebagainya.109 Ibid.,hlm.18.10 Zahrotul Munawaroh, Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Program Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pendidikam, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.26, No.2,2017, hlm.76.
9C. Tahap-Tahap Manajemen Resiko.Dalam proses pengelolaan risiko langkah-langkah yang harus dilalui pada pokoknya
adalah:
1. Mengidentifikasi atau menentukan terlebih dahulu objektif (tujuan) yang ingin di
capai dari pengelolaan risiko. Misalnya, pelayanan terhadap pelanggan tetap bisa
dilakukan, perusahaan tetap beroperasi, karyawan dapat bekerja dengan tenang, dan
seterusnya.
2. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian atau peril atau
mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi. Langkah ini adalah yang paling sulit,
tetapi juga paling penting, sebab keberhasilan pengelolaan risiko sangat tergantung
pada hasil identifikasi ini.
3. Mengevaluasi atau mengukur besarnya kerugian potensial, di mana yang dievaluasi
dan diukur adalah:
a. Besarnya kemungkinan peril yang akan terjadi selama suatu periode tertentu (
frekuensinya)
b. Besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan perusahaan
atau keluarga (kegawatannya).
4. Mencari cara atau kombinasi cara-cara yang paling baik, paling tepat, dan paling
ekonomis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat terjadinya suatuperil. Upaya-upaya tersebut antara lain meliputi:
a. Menghindari kemungkinan terjadinya peril.b. Mengurangi kesempatan terjadinya peril.c. Memindahkan kerugian potensial kepada pihak lain (mengasuransikan).
d. Menerima dan menikul kerugian yang timbul (meretensi).
5. Mengkoordinir dan mengimplementasikan keputusan-keputusan yang telah diambil
untuk menanggulangi resiko. Misalnya membuat perlindungan yang layak terhadap
kecelakaan kerja, menghubungi, memilih, dan menyelesaikan pengalihan risiko
kepada perusahaan asuransi.11Mengimplementasi dan mengkaji ulang keputusan manajemen risiko langkah ini
merupakan metode optimal untuk menangani risiko yang telah diidentifikasi,11 Reni Maralis dan Aris Triyono, Manajemen Resiko,hlm.13.
10organisasi atau seseorang harus mengimplementasikan metode yang dipilih. Akan
tetapi, manajemen risiko harus merupakan proses yang terus menerus di mana
keputusan-keputusan terdahulu, yang telah diputuskan, harus dikaji ulang secara
teratur. Kadang-kadang malah muncul risiko baru atau terjadi perubahan signifikan
dari kerugian yang diharapkan atau keadaan semakin memburuk.126. Mengadministrasikan, memantau, dan mengevaluasi semua langkah-langkah atau
strategi yang telah diambil dalam menanggulangi risiko. Hal ini sangat penting
terutama untuk dasar kebijakan pengelolaan risiko di masa mendatang.1312 Hinsa Siahan, Manajemen Risiko Konsep, Kasus, dan Implementasi,(Jakarta: Gramedia, 2007), hlm. 18.13 Reni Maralis dan Aris Triyono, Manajemen Resiko,hlm.14.
11BAB III
PENUTUPA. KESIMPULAN
1. Konsep Dasar Manajemen Risiko.
a. Definisi Risiko adalah bentuk suatu kepastian yang akan terjadi di waktu
mendatang dengan keputusan yang sudah dipertimbangkan sejak saat ini.
b. Definisi Manajemen Risiko adalah suatu bidang ilmu yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, menemukan cara penyelesaian,
mengimplementasi dan mengadministrasi suatu risiko yang terjadi pada
perusahaan maupun organisasi.
c. Tujuan Manajemen Risiko ada 2 yaitu Tujuan sebelum terjadinya peril dan
Tujuan sesudah terjadinya peril.d. Fungsi Pokok Manajemen Risiko ada 3 yaitu menemukan kerugian potensial,
mengevaluasi kerugian potensial, memilih teknik atau cara untuk menanggulangi
kerugian.
e. Manfaat Manajemen Risiko ada 5 yaitu perusahaan memiliki pijakan yang kuat
dalam mengambil keputusan, mampu member arah bagi suatu perusahaan,
mendorong para manajer dalam mengambil keputusan, memungkinkan
perusahaan memperoleh kerugian yang minimum, dengan adanya konsep
manajemen risiko maka risiko dapat dirancang secara detail.
2. Macam – Macam Manajemen Risiko.
a. Risiko Murni dan Risiko Spekulatif.
b. Risiko Objektif dan Risiko Subjektif.
c. Risiko Statis dan Risiko Dinamis.
d. Risiko Ekstern dan Risiko Intern.
3. Tahap –Tahap Manajemen Risiko.
Mengidentifikasi dan menentukan tujuan, mengidentifikasi kemungkinankemungkinan yang terjadi, mengevaluasi dan mengukur potensial kerugian,mencari
penyelesaian masalah, mengkoordinir dan mengimplementasi keputusan-keputusan
yang dibuat,mengadministrasi, memantau, dan mengevaluasi semua langkah-langkah.
12DAFTAR PUSTAKAFahmi, Irfan. 2018. Manajemen Resiko Teori, Kasus dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Hayati, Sri . 2017.Manajemen Risiko Untuk Bank Perkreditan Rakyat dan Lembaga Keuangan
Mikro. Yogyakarta: CV Andi Offset.
M Hanafi, Mamduh. Risiko, Proses Manajemen Resiko, dan Enterprise Risk Management,EKMA4262/MODUL1.
Maralis, Reni dkk. 2019. Manajemen Resiko. Yogyakarta : CV Budi Utama.
Munawaroh, Zahrotul. 2017. Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Program
Pendidikan Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikam. Jurnal Administrasi
Pendidikan Vol.26. No.2.
Siahan,Hinsa. 2007. Manajemen Risiko Konsep, Kasus, dan Implementasi. Jakarta: Gramedia.
13MANAJEMEN RISIKOMakalah ini disusun untuk meemenuhi salah satu tugas pada mata kuliah“Manajemen Pemasaran Pendidikan”Dosen Pengampu:Rully Prasetyawati, M.Pd.Disusun oleh kelompok 6:Rizqi Suryani 210317339
Shokhibul Latoiful
Yulian Krismanto
210317331
210317329
KELAS PAI J/SEMESTER 6
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar