PEMBELAJARAN
PAI MELALUI MEDIA TELEVISI/VIDEO
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas
”Pembelajaran
PAI Berbasis TIK”
Dosen Pembimbing:
Zamzam
Mustofa, M.Pd.
Disusun oleh kelompok 5
Ari Hidayatul Mustafit (210317216)
Isrokah
Jajuli (210317330)
Mualifah Khoirunnisa (210317316)
Kelas/Semester: PAI J/6
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
2020
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupak usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensinya dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, keperibadian,kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Guru merupakan pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam
melaksanakan tugas pembelajaran guru hendaknya menguasai media pembelajaran.[1]
Dewasa ini, dalam pelaksanaan pembelajaran masih
banyak guru yang belum menggunakan media video dalam pembelajaranya secara
maksimal. Banyak kendala yang dihadapi dalam penggunaan media video tersebut.
Kendala-kendala yang dihadapi dapat berasal dari dalam diri guru dan dari luar
dari guru itu sendiri. Kendala dalam guru seperti belum menguasai penggunaan
media, belum mengetahui kriteria pemilihan media dan kurangnya
membuat/merancang media video tersebut. Kendala
dari luar guru bisa berupa karena minimnya fasilitas disekolah dan kurangnya perhatian dari pihak sekolah.
Dan kurangnya dana dialokasikan dalam pengadaan media tersebut.
Dalam pembelajaran
pendidikan agama islam masih banyak yang guru yang belum menggunakan dan
memanfaatkan media video dalam pembelajaran. Melihat hal ini maka dalam makalah
ini akan membahas tentang Konsep Pembelajaran Pai Melalui Media Video.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Media Pembalajaran?
2. Apa pengertian
Media Video?
3. Apa pengertian
Televisi?
4. Bagaimana
penggunaan media Televisi dan Video dalam pendidikan?
C.
Tujuan
Pembahasaan
1. Mengetahui
pengertian Media Pembalajaran
2. Mengetahui
pengertian media Video
3. Mengetahui
pengertian Televisi
4. Mengetahui
penggunaan media Televisi dan Video dalam pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius
yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu,
kata media juga berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium, dan secara harfiah berarti peranatara atau pengantar, yaitu
peranatara atau pengantar sumber pesan dengan penerimaan pesan. Dengan kata lain
media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
intruksional di laingkungan siswa, yang dapat merancang siswa untuk belajar.
Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.[2]
Secara garis besar, media pembelajaran terbagi atas:
1. Media audia, yaitu media yang hanya
dapat didengar atau yang memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara;
2. Media visual, yaitu media yang
hanya dapat dilihat dan tidak mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan,
foto, dan sebagainya;
3. Media audio visual,
yaitu media yang mengandug unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang
dapat dilihat, seperti rekaman video, film, dan sebagainya.
4. Orang (people), yaitu
orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya, seriap orang bisa berperan
sebagai sumber belajar, tetapi secara umum dapat dibagi dua kelompok, yaitu:
(a) orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara
profesional, seperti guru, instruktur, konselor, widyaiswara, dan lain-lain;
(b) orang yang memiliki profesi, selain tenaga yang berada di lingkungan
pendidikan, seperti dokter, atlet, pengacara, arsitek, dan sebagainya;
5. Bahan (materials),
yaitu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku
paket, alat peraga, transparasi, film, slide, dan sebagainya;
6. Alat (device),
yaitu benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan perangkat
keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran, seperti komputer,
radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya;
7. Teknik (technic),
yaitu cara atau prosedur yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar,
simulasi, permainan, dan sejenisnya;
8. Latar (setting),
yaitu lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun di luar sekolah, baik
yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk
pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun,
pasar, toko, museum, kantor, dan sebagainya.[3]
Media pembelajaran
adalah alat yang digunakan sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa. Media pembelajaran juga dapat sisebut sebagai sumber belajar,
karena dari media tersebut seseorang memperoleh ilmu pengetahuan, atau
informasi baru yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Sehingga sangat
tepat penggunaan media dalam pembelajaran agar mempermudah pesan atau informasi
disampaikan oleh guru dan diterima dengan cepat dan tepat oleh siswa.
Seiring
perkembangan zaman, banyak hal yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dan
media pembelajaran. Seperti media yang bersifat visual, audio, video, berbasis
internet, televisi, dan banyak lainnya. Yang apabila alat-alat tersebut dioleh
dengan baik dapat menjadi media pembelajaran yang banyak manfaatnya bagi
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
B. Pengertian Video
Film atau gambar merupakan kumpulan gambar-gambar
dalam frem. Alam media ini setiap frem diproyeksikan melalui lensa proyektor secara
mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan
cepat dan bergantian sehingga smemberikan visualisasi yang continu. Sama halnya dengan film, video dapat
menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiyah atau
suara yang sesuai. Film dan video dapat meyajikan informasi, memaparkan proses,
menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, meyingkat atau
memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. [4]
Film dan video
dalam masyarakat sering dianggap sebagai suatu media yang sama, meskipun
seungguhnya terdapat perbedaan antara keduanya. Tayangan video dapat berupa
film, namun belum tentu tayangan film berupa video. Video sering berupa susunan
gambar mati yang ditayangkan secara berurutan dan durasinya lebih pendek
dibandingkan dengan film. Sedangkan film menyajikan visualisasi gambar yang
bersifat audio visual, adanya gambar disertai suara yang sesuai dengan gambar
tersebut sehingga menjadikan gambar yang tayang lebih hidup. Mudahnya video
dapat dikatakan sebagai gambar bergerak, sedangkan film adalah alat komunikasi
yang menyampaikan pesan melalui gambar yang bersuara.
Beberapa kelebihan
media video diantaranya:
1. Dapat
menstimulasi efek gerak
2. Dapat
diberi suara maupun warna
3. Tidak
memerlukan keahlian khusus dalam peyajiannya.,
4. Tidak
memerlukan ruangan gelap dalam peyajiaanya
Kekurangan:
1. Memerlukan
peralatan khusus dalam
peyajiaanya
2. Memerlukan
tenaga listrik
3. Memerlukan
keterampilan dan kerja team dalam pembuatannya[5]
Kelebihan dan
kekurangan media video yang telah disebutkan di atas semakin memperkuat
perbedaan antara media video dan film. Video tidak memerlukan
keahlian khusus dalam peyajiannya,
karena video dapat berupa tayangan gambar yang berurutan dan didukung dengan
suara yang berupa musik atau penjelasan. Sehingga media video dapat
dimanfaatkan lebih luas oleh semua orang, termasuk dalam pendidikan. Seorang
guru dapat membuat video atau menampilkan video sebegai media pembelajarannya.
Karakteristik video
pembelajaran yaitu:
1.
Clarity of massage (kejelasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan
pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh
sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang
dan bersifat retensi.
2.
Stand alone (berdiri sendiri)
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3.
User friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya)
Media video menggunakan bahasa yang sederhana, mudah
dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil,
bersifat membantu dan bersahabat dengan pemaikanya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon, mengakses sesuai keinginan.
4.
Representasi isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi
simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun
sains dapat dibut menjadi media video.
5.
Visualisasi dengan media
Materi dikemas secara multimedia terdapat di dalam teks,
animasi, sound, dan video sesuai dengan runtutan materi. Materi-materi yang
digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila
langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi.
6.
Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi
rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech
sistem komputer.
7.
Dapat digunakan secara klasikal atau individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara
individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga di rumah. Dapat pula
digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat
dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah
tersedia dalam prgram.[6]
C. Pengertian Televisi
Televisi
adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan hidup bersama suara
melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya
dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya
yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi
pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur
tetapi juga yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, televisi
memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain:
1. Dituntun
oleh guru-guru – seorang guru atau guru menuntun siswa melalui
pengalaman-pengalaman visual,
2. Sistematis
– siaran berkaitan dengan mata pelajaran dengan silabus dengan tujuan dan
pengalaman belajar yang terencana,
3. Teratur
dan berurutan – siaran disajikan dengan selang waktu yang berurutan dimana
siaran dibangun atau mendasari siaran lainya
4. Terpadu
– siaran berkiatan dengan pengalaman belajar lainnya seperi latihan, membaca,
diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah. [7]
Video menjadi salah
satu tayangan yang dihadirkan oleh televisi. Televisi mampu menghadirkan
tayangan gambar yang hidup seperti film, maupun mati seperti tayangan video
pendek. Televisi merupakan alat elektronik yang menampilakan sajian gambar yang
disertai suara dalam satu tayangan. Televisi juga menyajikan banyak tayangan
program yang dapat dipilih sesuai dengan
keinginan penonton.
Seperti halnya
media radio, salah satu alasan cepat populernya media massa televisi ini adalah
karena karakteristiknya yang audio visual dan dengan kekuatan audio visual itu
menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi khalayak
dalam hal sikap, tingkah laku dan pola berfikirnya, maka pantaslah kalau dalam
waktu relatif singkat televisi telah menempati posisi jajaran teratas dari
jajaran media massa.[8]
Televisi telah
menjadi suatu fenomena besar di abad ini, hal ini harus diakui bahwa perannya
sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan wawasan dan pendapat
umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produk-produk industri tertentu,
disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun
memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton,
betah duduk berlama-lama di depan pesawat penerimanya.[9]
Telah diuraikan di
muka kelebihan media massa televisi, antara lain dengan sifatnya yang audio
visual, yang mampu menyebarluaskan informasinya secara langsung. Kalau
peristiwa atau kejadian disirkan secara langsung, sebagai media massa akan
sangat menguntungkan, karena faktor kecepatan dan ketepatan dalam penyampaian
informasi/pesan sangat diutamakan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa media
massa televisi, tidak mepunyai kelemahan.[10]
Keuntungan
1. Televisi
dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film,
objek, spesimen, dan drama.
2. Televisi
bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3. Televisi
dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang,
tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melaui penyiaran langsung atau rekaman.
4. Televisi
dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5. Televisi
dapat menyajikan program-prgram yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan
tingakatan pendidikan yang berbeda-beda.
6. Televisi
dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata:
misalnya ekspresi wajah, dental operation, dan lain-lain.
7. Televisi
dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran,
yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses
itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk
menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian
yang bersamaan.
Keterbatasan
1. Televisi
hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2. Televisi
pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3. Guru
tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4. Layanan
pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua
siswa untuk melihat rinci gambar yang disiarkan.
5. Kekhawatiran
muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa
jadi bersikap pasif selama penayangan.[11]
Dari uraian di atas
daat diketahui beberapa kelebihan televisi sehingga dapat digunakan sebagai
salah satu media pembelajaran, diantaranya:
1.
Menyajikan tayangan audio visual yang menarik dan menghibur
2.
Dapat menjangkau sesuatu yang diluar jangkauan
3.
Menyajikan informasi baru dengan cara yang menarik
4.
Memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan sehari-hari
5.
Cepat dalam menyampaikan informasi
Namun, kelebihan
tersebut dapat menjadi kelemahan apabila penggunaan televisi tidak diberi
arahan. Televisi penyaji tayangan yang menghibur dapat membuat orang-orang
ketagihan dan kecanduan dalam menonton televisi, khususnya anak-anak. Selain
itu semakin banyaknya program tayangan televisi menuntut pengguna televisi
untuk lebih selektif dalam memilih tayangan yang bermanfaat bagi hidupnya.
Kehadiran televisi yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat membuat
perubahan gaya hidup masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap televisi
menjadikan informasi yang ditanyangkan oleh televisi dianggap sebagai informasi
yang akurat dan tayangan yang dilihat dari televisi dapat menjadi contoh.
Padahal perlu adanya saringan akan hal tersebut.
D.
Televisi Dan Video Sebagai Media Pendidikan
Televisi dan video
merupakan media yang dapat digunakan untuk meyampaikan pesan kepada orang lain
melalui tayangan gambar yang memiliki suara. Tayangan gambar dan suara yang
dimiliki oleh televisi dan video tersebut sangat memudahkan penyampaian dan
penerimaan pesan, sehingga pesan akan tersampaikan dengan cepat dan dapat
diterima dengan tepat. Karena kelebihan yang dimiliki oleh video dan televisi
sebagaimana dipaparkan di atas, pantas saja apabila di masa sekarang sangat
diperlukan penggunaan keduanya sebagai pendukung dalam kegaitan belajar
mengajar. Tidak hanyaa memanfaatkan kelebihan media video dan televisi dalam
pembelajaran, tetapi juga mengembangkan konten video dan program tayangan
televisi yang lebih mendidik. Sehingga dunia pendidikan banyak memanfaatkan
tayangan televisi dan video sebagai tayangan yang patut untuk ditiru.
Pengalaman tiruan
yang didapat justru akan memberikan kesan yang mendalam bagi penonton, dan
inilah salah satu karakteristik media televisi yang sangat baik dimanfaatkan
untuk merencanakan program siaran, khususnya program siaran pendidikan, sebab
akan membuat khlayak penonton tertarik pada hal-hal yang baru serta mempunyai
keinginan untuk mengetahui lebih banyak, dampak yang demikian ini merupakan
gejala kejiwaan, di mana khalayak merasakan adanya perubahan emosinya, termasuk
di dalamnya berkenaan dengan kesenangan, kesedihan, kegembiraan, kesusahan,
kegusaran,percintaan dan sebagainya, karena itu media televisi benar-benar
sebagai pekerja seni yang hasil karyanya dapat mengendapkan atau membangkitkan
emosi khalayak, atau dengan kata lain program siaran yang disajikan melalui
media ini memungkinkan untuk mempengaruhi tingkah laku di mana prosesnya
berjalan di bawah sadar mereka.[12]
Adanya arahan dan
pembatasan dalam menghadirkan tayangan televisi dan video dirasa sangat
diperlukan, mengingat eratnya hubungan antara televisi dengan masyarakat.
Masyarakat khususnya anak-anak bisa saja meniru semua yang tayang dalam
televisi. Maka perlu adanya bimbingan dan arahan dari orang tua agar yang
ditonton dan ditiru anak-anak merupakan sesuatu yang baik.
Pengaruh media memang tidak selalu negatif. Ada
manfaat positif. Kalau mempunyai mannfaat positif artinya anak-anak
kita perlu menonton tontonan yang bermanfaat, makanya perlu pendampingan
terutama pada saat menonton tayangan yang perlu mendapatkan penjelasan.
Sedangkan tontonan yang tidak layak sebaiknya untuk tidak ditonton termasuk
orang tua atau keluarga lain.[13]
Kelemahan yang
cukup menonjol pada media televisi, ialah komunikasi yang terjadi hanya satu
arah saja, sehingga khalayak pemirsa pasif karenanya. Artinya, pemirsa tidak
dapat memberikan tanggapan-tanggapan secara langsung. Karena itu, tidak
mengherankan kalau banyak orang yang mengatakan bahwa televisi sebagai suatu
media yang mendorong orang hanya untuk bermalas-malasan saja, bahkan cenderung
dinilai berpengaruh negatif terhadap tingkah laku seseorang. Sebetulnya,
televisi sebagai pembawa pesan bersifat “netral”. Artinya dapat berpengaruh
positif ataupun negatif. Terjadi pengaruh positif maupun negatif terhadap
khalayak penonton, khususnya anak-anak, bukan bersumber pada medianya melainkan
bagaimana memanfaatkan media tersebut. Dengan demikian, peran orang tua sangat
dominan terhadap adanya pengaruh positif maupun negatif terhadap anak-anak itu.[14]
Dengan bantuan
siaran pendidikan melalui televisi, kekurangan tenaga pengajar dan ruang
belajar dapat teratasi, karena seorang guru dapat menghadapi jumlah murid yang
relatif tidak terbatas jumlahnya.[15]
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media
film dan video sebagai media belajar adalah sebagai berikut:
1. Film
dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka
membaca berdiskusi, praktek, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam
sekitar, dan bahkan dapat menunjukkan obyek secara normal yang tidak dapat
dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.
2. Film
dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan
secara berulang jika diperlukan. Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar
dalam beranang.
3. Disamping
mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan
segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan yang menyajikan proses
berjangkitnya penyakit diare atau eltor, dapat membuat siswa sadar terhadap
pentingnya keberhasilan makanan dan lingkungan.
4. Film
dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan
dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan video, seperti slogan yang sering
didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.
5. Film
dan video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok kecil,
kelompok yang heterogen maupun perorangan.
6. Dengan
kemampuan dan teknin pengambilan gambar frame demi frame, film
yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam
satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang, mulai dari
lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.[16]
Menurut UU RI No.24 Thn. 1997 tentang penyiaran,
mempertimbangkan:
a.
Bahwa penyiaran merupakan bagian integral dari pembagunan
nasional sebagai pengamalan pancasila dalam upaya mewujudkan cita-cita
proklamasi kemerdekaan Indonesia berdasarkan UUD 1945.
b.
Bahwa penyiaran melalui media komunikasi massa elektronik
yaitu radio, televisi, dan media elektronik lainnya memiliki kemampuan serta
pengaruh yang besar dalam pembentukan pendapat, sikap, dan perilaku manusia
serta memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kecerdasan kehidupan
bangsa yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c.
Bahwa dengan kemmapuan dan pengaruh yang besar serta
perannya yang strategis tersebut, pertumbuhan dan perkembangan lembaga serta
kegiatan penyiaran di Indonesia, perlu dibina dan diarahkan sehingga dapat
manfaat besar bagi terwujudnya tujuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b di atas.[17]
Dari berbagaihal
positif yang didapatkan apabila menggunakan media televisi dan video sebagai
media pembelajaran rasanya perlu bagi seluruh tenaga kependidikan untuk
mengembangkan penggunaannya. Penggunaan televisi dan video sebagai media
pembelajaran ternyata juga telah diatur oleh pemerintah dalam UU RI yang telah
dipaparkan di atas. UU tersebut telah mengatur bagaimanya sebaiknya tayangan
televisi agar bermanfaat dan tepat guna dalam penayangannya.
Kelemahan-kelemahan media seperti video dan
televisi dapat ditekan dengan peran guru sebagai kunci dalam kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung. Kemampuan dan ketersediaan alat yang
mendukung seperti televisi dan video menjadi hal penting untuk mengembangkan
pembelajaran berbasis video dan televisi di sekolah-sekolah. Maka perlu adanya
perhatian untuk meratakan sarana prasarana sekolah dan peningkatan kemampuan
guru dalam mengajar sebagai wujud pengembangan pembelajaran menggunakan media
dan video.
Bagi guru PAI
sendiri, masih langka menggunakan media video dan televisi dalam proses
pembalajaran. Yang banyak di temukan saat ini adalah pembelajaran PAI yang
hanya menggunakan metode ceraman dan media seadanya. Ini perlu menjadi
perhatian bagi para calon guru PAI untuk lebih terbuka terhadap perkembangan
teknologi yang mungkin dapat mendukung kegiatan belajarnya. Guru PAI harus
lebih kreatif dan melek teknologi untuk menghadirkan pembelajaran PAI yang
lebih interaktif dengan bantuan televisi maupun video. Beberapa contoh yang
dapat diguanakan oleh guru PAI dalam pemanfaatan media televisi dan video dalam
pembelajaran adalah:
1.
Tayangan program TV Upin Ipin sebagai media pendidikan
akhlak.
2.
Tayangan prgram majlis talim dan kultum yang tayang di TV
3.
Video yang mengajarkan tata cara shalat dan haji, dan
masih banyak lainnya.
Penggunaan media
video sebagai media tambahan dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 pada
sekolah dasar didasarkan atas 3 alasan. Pertama, didasarkan atas hasil tinjauan
terhadap buku siswa dan buku guru yang didalamnya memuat cotoh media
pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran. Contoh media yang
digunakan dalam buku siswa dan buku guru yaitu menggunakan media lingkungan dan
media gambar. Media video pembelajaran yang tidak tercantum di dalam buku siswa
dan buku guru, sehingga media ini cukup menarik dan efektif jika digunakan
sebagai media tambahan pada kurikulum 2013. Alasan kedua, dipilih media video
sebagai media tambahan pada kurikulum 2013 adalah hal ini sesuai dengan
pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik.[18]
Dukungan dan
dorongan penggunaan media video dan televisi dalam kegiatan pembelajaran sangat
besar. Sebagaiaman dipaparkan di atas UU tentang penyiaranpun telah mengatur
bagaimana memberikan tayangan yang mendidik. Juga tuntutan dari kurikulum yang
saat ini dilaksanakan yaitu kurikulum K13 yang mau tidak mau guru dituntut
kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan media dalam pembelajarannya.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Media merupakan
alat penyampain pesan, sedangkan pembelajaran adalah proses penyampaian pesan
dari guru kepada murid. Maka media pembaljaran adalah alat penyampaian pesan
yang digunakan dalam kegaitan pembelajaran dengan tujuan membantu memudahkan
sebuah pesan atau informasi dari guru dapat tersamapiakan dengan udah dan tepat
kepada murid. Dan murid dapat menerima informasi dengan cara yang mudah dan
menarik.
Jenis media
pembelajaran yang dapat digunakan seperti video, televisi, radio, media cetak,
dan masih banyak lainnya. Media pembelajaran juga dapat berperan sebagai sumber
belajar yang memberi informasi baru terhadap siswa. Video merupakan alat yang
menampilkan gambar yang memiliki suara. Video biasanya tersusun dari gambr mati
yang ditampilkan secara berurutan yang dilengkapi dengan suara pendukung atau
narator. Video berbeda dengan film, film dapat menjadi salah satu tampilan
dalam video, tapi tayangan video belum tentu berupa film.
Sedangkan televisi
adalah alat informasi yang banyak dipercaya masyarakat yang menampilkan
berbagai program yang bersifat audio visul. Begitu besar kepercayaan masyarakat
terhadap apa yang ditayangkan di televisi sehingga apa yang tayang ditelevisi
dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Besarnya dampak dari televisi
yaitu dapat merubah perilaku seseorang maka penggunaan televisi sebagai media
pembelajaran diharapkan mampu dengan mudah membentuk perilaku peserta didik.
Penggunaan televisi
dan video dalam kegiatan pebelajaran bukan merupakan hal baru. Kehadiran
televisi dan video dengan karakteristiknya sudah lama dilirih para guru untuk
digunakan sebagai media pembelajaran. Untuk menggunakan video dan televisi
dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya bekal persiapan yang maang dari
seorang guru. Guru harus menentukan tayangan apa yang sesuai dengan
pembelajaran yang akan disampiakan. Guru juga harus kreatif memanfaatkan video.
Selain digunakan untuk memutar video-video yang berkaitan dengan materi
pembelajaran guru juga dapat memanfaatkan video untuk merekan kegiatan
pembalajaran yang nantinya dapat diputar ulang sebagai tontonan yang mendidik.
- Saran
Makalah ini
diharpkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman teman-teman terhadap
pengguanaan video dan televisi dalam pembelajaran. Meskipun dalam penyusunannya
masih banyak kekurangan dan kekeliruan, harapannya kekeliruan itu dapat menjadi
pembelajaran bersama agar kedepannya dapat menghadirkan mkalah yang lebih baik
dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar. 2013. Media Pembelajaran
edisi revisi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Darwanto.
2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarata: Pustaka Pelajar.
Farid Mumahhad DKK.
Model Media Pembelajaran Melui Tayangan Televisi Dalam Meningkatkan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak-anak Pedesaan Di Sulawesi Selatan. Jurnal
Komunikasi KAREBA, vol.2 no.2 April-Juni.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Hardianto.
2011. Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Islam. Vol.3, No. 1, Januari-Juni.
Kusnadi Cecek dan Sujipto Bambang. 2013. Media Pembelajaran
Manual dan Digital, Edisi ke-2. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ningsih Agusti.
2015. Video Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung
Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, vol. 4, No. 1,
Jurnal Pancaran.
Putri
Olivia. Arini Tika dkk. 2016. Evaluasi Media Pembelajaran Video
Intruksional. Skirpsi. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
UU RI No.24
Thn. 1997.
[1] Hardianto, Media Pembelajaran
Dalam Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.3, No. 1,
Januari-Juni 2011. Hlm. 1-2.
[2] Hamdani, Strategi Belajar
Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 243.
[4] Cecek Kustandi dan Bambang Sutjipto,
Media Pembelajaran Manual dan Digital, Edisi ke-2 (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2013), 64.
[5] Hamdani, Strategi Belajar
Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 188-189.
[6] Olivia
Putri, Tika Arini dkk, Evaluasi Media Pembelajaran Video Intruksional, Skirpsi,
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta, 2016, 3-4.
[7] Cecep Kustandi dan Bambang
Sutjipto, 65-66.
[11] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran edisi revisi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), 53-54.
[13] Mumahhad
Farid, DKK. Model Media Pembelajaran Melui Tayangan Televisi Dalam
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak-anak Pedesaan Di Sulawesi
Selatan, (Jurnal Komunikasi KAREBA, vol.2 no.2 April-Juni 2013, 145.
[16] Cecep Kustandi dan Bambang
Sutjipto,Media Pembelajaran Manual …,64.
[18] Agusti
Ningsih, Video Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung
Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, vol. 4, No. 1,
Jurnal Pancaran, 2015, 57.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar