Senin, 20 Juli 2020

Pembelajaran PAI Berbasis TIK




PEMBELAJARAN PAI MELALUI  MEDIA TELEVISI/VIDEO
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
”Pembelajaran PAI Berbasis TIK”
Dosen  Pembimbing:
Zamzam Mustofa, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 5
Ari Hidayatul Mustafit                                 (210317216)
Isrokah Jajuli                                                (210317330)
Mualifah Khoirunnisa                                  (210317316)


Kelas/Semester: PAI J/6
    JURUSAN TARBIYAH
  PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
                          INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
     2020

 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupak usaha sadar dan  terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, keperibadian,kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan tugas pembelajaran guru hendaknya menguasai media pembelajaran.[1]
Dewasa ini, dalam pelaksanaan pembelajaran masih banyak guru yang belum menggunakan media video dalam pembelajaranya secara maksimal. Banyak kendala yang dihadapi dalam penggunaan media video tersebut. Kendala-kendala yang dihadapi dapat berasal dari dalam diri guru dan dari luar dari guru itu sendiri. Kendala dalam guru seperti belum menguasai penggunaan media, belum mengetahui kriteria pemilihan media dan kurangnya membuat/merancang media video tersebut. Kendala dari luar guru bisa berupa karena minimnya fasilitas disekolah  dan kurangnya perhatian dari pihak sekolah. Dan kurangnya dana dialokasikan dalam pengadaan media tersebut. 
Dalam pembelajaran pendidikan agama islam masih banyak yang guru yang belum menggunakan dan memanfaatkan media video dalam pembelajaran. Melihat hal ini maka dalam makalah ini akan membahas tentang Konsep Pembelajaran Pai Melalui  Media Video.






B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Media Pembalajaran?
2.      Apa pengertian Media Video?
3.      Apa pengertian Televisi?
4.      Bagaimana penggunaan media Televisi dan Video dalam pendidikan?
C.    Tujuan Pembahasaan
1.      Mengetahui pengertian Media Pembalajaran
2.      Mengetahui pengertian media Video
3.      Mengetahui pengertian Televisi
4.      Mengetahui penggunaan media Televisi dan Video dalam pendidikan

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu, kata media juga berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, dan secara harfiah berarti peranatara atau pengantar, yaitu peranatara atau pengantar sumber pesan dengan penerimaan pesan. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di laingkungan siswa, yang dapat merancang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.[2]
Secara garis besar, media pembelajaran terbagi atas:
1.      Media audia, yaitu media yang hanya dapat didengar atau yang memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara;
2.      Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan sebagainya;
3.      Media audio visual, yaitu media yang mengandug unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film, dan sebagainya.
4.      Orang (people), yaitu orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya, seriap orang bisa berperan sebagai sumber belajar, tetapi secara umum dapat dibagi dua kelompok, yaitu: (a) orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional, seperti guru, instruktur, konselor, widyaiswara, dan lain-lain; (b) orang yang memiliki profesi, selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet, pengacara, arsitek, dan sebagainya;
5.      Bahan (materials), yaitu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga, transparasi, film, slide, dan sebagainya;
6.      Alat (device), yaitu benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran, seperti komputer, radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya;
7.      Teknik (technic), yaitu cara atau prosedur yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan, dan sejenisnya;
8.      Latar (setting), yaitu lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor, dan sebagainya.[3]
Media pembelajaran adalah alat yang digunakan sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Media pembelajaran juga dapat sisebut sebagai sumber belajar, karena dari media tersebut seseorang memperoleh ilmu pengetahuan, atau informasi baru yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Sehingga sangat tepat penggunaan media dalam pembelajaran agar mempermudah pesan atau informasi disampaikan oleh guru dan diterima dengan cepat dan tepat oleh siswa.
Seiring perkembangan zaman, banyak hal yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Seperti media yang bersifat visual, audio, video, berbasis internet, televisi, dan banyak lainnya. Yang apabila alat-alat tersebut dioleh dengan baik dapat menjadi media pembelajaran yang banyak manfaatnya bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

B.     Pengertian Video
Film atau gambar merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frem. Alam media ini setiap frem  diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga smemberikan visualisasi yang continu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiyah atau suara yang sesuai. Film dan video dapat meyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, meyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. [4]
Film dan video dalam masyarakat sering dianggap sebagai suatu media yang sama, meskipun seungguhnya terdapat perbedaan antara keduanya. Tayangan video dapat berupa film, namun belum tentu tayangan film berupa video. Video sering berupa susunan gambar mati yang ditayangkan secara berurutan dan durasinya lebih pendek dibandingkan dengan film. Sedangkan film menyajikan visualisasi gambar yang bersifat audio visual, adanya gambar disertai suara yang sesuai dengan gambar tersebut sehingga menjadikan gambar yang tayang lebih hidup. Mudahnya video dapat dikatakan sebagai gambar bergerak, sedangkan film adalah alat komunikasi yang menyampaikan pesan melalui gambar yang bersuara.
Beberapa kelebihan media video diantaranya:
1.      Dapat menstimulasi efek gerak
2.      Dapat diberi suara maupun warna
3.      Tidak memerlukan keahlian khusus dalam peyajiannya.,
4.      Tidak memerlukan ruangan gelap dalam peyajiaanya
Kekurangan:
1.      Memerlukan peralatan khusus dalam peyajiaanya
2.      Memerlukan tenaga listrik
3.      Memerlukan keterampilan dan kerja team dalam pembuatannya[5]
Kelebihan dan kekurangan media video yang telah disebutkan di atas semakin memperkuat perbedaan antara media video dan film. Video tidak memerlukan keahlian khusus dalam peyajiannya, karena video dapat berupa tayangan gambar yang berurutan dan didukung dengan suara yang berupa musik atau penjelasan. Sehingga media video dapat dimanfaatkan lebih luas oleh semua orang, termasuk dalam pendidikan. Seorang guru dapat membuat video atau menampilkan video sebegai media pembelajarannya.
Karakteristik video pembelajaran yaitu:
1.      Clarity of massage (kejelasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang dan bersifat retensi.
2.      Stand alone (berdiri sendiri)
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3.      User friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya)
Media video menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil, bersifat membantu dan bersahabat dengan pemaikanya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai keinginan.
4.      Representasi isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sains dapat dibut menjadi media video.
5.      Visualisasi dengan media
Materi dikemas secara multimedia terdapat di dalam teks, animasi, sound, dan video sesuai dengan runtutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi.
6.      Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer.
7.      Dapat digunakan secara klasikal atau individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga di rumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam prgram.[6]


C.    Pengertian Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi juga yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, televisi memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain:
1.      Dituntun oleh guru-guru – seorang guru atau guru menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual,
2.      Sistematis – siaran berkaitan dengan mata pelajaran dengan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana,
3.      Teratur dan berurutan – siaran disajikan dengan selang waktu yang berurutan dimana siaran dibangun atau mendasari siaran lainya
4.      Terpadu – siaran berkiatan dengan pengalaman belajar lainnya seperi latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah. [7]
Video menjadi salah satu tayangan yang dihadirkan oleh televisi. Televisi mampu menghadirkan tayangan gambar yang hidup seperti film, maupun mati seperti tayangan video pendek. Televisi merupakan alat elektronik yang menampilakan sajian gambar yang disertai suara dalam satu tayangan. Televisi juga menyajikan banyak tayangan program yang  dapat dipilih sesuai dengan keinginan penonton.
Seperti halnya media radio, salah satu alasan cepat populernya media massa televisi ini adalah karena karakteristiknya yang audio visual dan dengan kekuatan audio visual itu menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi khalayak dalam hal sikap, tingkah laku dan pola berfikirnya, maka pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati posisi jajaran teratas dari jajaran media massa.[8]
Televisi telah menjadi suatu fenomena besar di abad ini, hal ini harus diakui bahwa perannya sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produk-produk industri tertentu, disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama di depan pesawat penerimanya.[9]
Telah diuraikan di muka kelebihan media massa televisi, antara lain dengan sifatnya yang audio visual, yang mampu menyebarluaskan informasinya secara langsung. Kalau peristiwa atau kejadian disirkan secara langsung, sebagai media massa akan sangat menguntungkan, karena faktor kecepatan dan ketepatan dalam penyampaian informasi/pesan sangat diutamakan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa media massa televisi, tidak mepunyai kelemahan.[10]
Keuntungan
1.      Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, dan drama.
2.      Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3.      Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melaui penyiaran langsung atau rekaman.
4.      Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5.      Televisi dapat menyajikan program-prgram yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingakatan pendidikan yang berbeda-beda.
6.      Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata: misalnya ekspresi wajah, dental operation, dan lain-lain.
7.      Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran, yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan.
Keterbatasan
1.      Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2.      Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3.      Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4.      Layanan pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat rinci gambar yang disiarkan.
5.      Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.[11]
Dari uraian di atas daat diketahui beberapa kelebihan televisi sehingga dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran, diantaranya:
1.         Menyajikan tayangan audio visual yang menarik dan menghibur
2.         Dapat menjangkau sesuatu yang diluar jangkauan
3.         Menyajikan informasi baru dengan cara yang menarik
4.         Memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan sehari-hari
5.         Cepat dalam menyampaikan informasi
Namun, kelebihan tersebut dapat menjadi kelemahan apabila penggunaan televisi tidak diberi arahan. Televisi penyaji tayangan yang menghibur dapat membuat orang-orang ketagihan dan kecanduan dalam menonton televisi, khususnya anak-anak. Selain itu semakin banyaknya program tayangan televisi menuntut pengguna televisi untuk lebih selektif dalam memilih tayangan yang bermanfaat bagi hidupnya. Kehadiran televisi yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat membuat perubahan gaya hidup masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap televisi menjadikan informasi yang ditanyangkan oleh televisi dianggap sebagai informasi yang akurat dan tayangan yang dilihat dari televisi dapat menjadi contoh. Padahal perlu adanya saringan akan hal tersebut.

D.    Televisi Dan Video Sebagai Media Pendidikan
Televisi dan video merupakan media yang dapat digunakan untuk meyampaikan pesan kepada orang lain melalui tayangan gambar yang memiliki suara. Tayangan gambar dan suara yang dimiliki oleh televisi dan video tersebut sangat memudahkan penyampaian dan penerimaan pesan, sehingga pesan akan tersampaikan dengan cepat dan dapat diterima dengan tepat. Karena kelebihan yang dimiliki oleh video dan televisi sebagaimana dipaparkan di atas, pantas saja apabila di masa sekarang sangat diperlukan penggunaan keduanya sebagai pendukung dalam kegaitan belajar mengajar. Tidak hanyaa memanfaatkan kelebihan media video dan televisi dalam pembelajaran, tetapi juga mengembangkan konten video dan program tayangan televisi yang lebih mendidik. Sehingga dunia pendidikan banyak memanfaatkan tayangan televisi dan video sebagai tayangan yang patut untuk ditiru.
Pengalaman tiruan yang didapat justru akan memberikan kesan yang mendalam bagi penonton, dan inilah salah satu karakteristik media televisi yang sangat baik dimanfaatkan untuk merencanakan program siaran, khususnya program siaran pendidikan, sebab akan membuat khlayak penonton tertarik pada hal-hal yang baru serta mempunyai keinginan untuk mengetahui lebih banyak, dampak yang demikian ini merupakan gejala kejiwaan, di mana khalayak merasakan adanya perubahan emosinya, termasuk di dalamnya berkenaan dengan kesenangan, kesedihan, kegembiraan, kesusahan, kegusaran,percintaan dan sebagainya, karena itu media televisi benar-benar sebagai pekerja seni yang hasil karyanya dapat mengendapkan atau membangkitkan emosi khalayak, atau dengan kata lain program siaran yang disajikan melalui media ini memungkinkan untuk mempengaruhi tingkah laku di mana prosesnya berjalan di bawah sadar mereka.[12]
Adanya arahan dan pembatasan dalam menghadirkan tayangan televisi dan video dirasa sangat diperlukan, mengingat eratnya hubungan antara televisi dengan masyarakat. Masyarakat khususnya anak-anak bisa saja meniru semua yang tayang dalam televisi. Maka perlu adanya bimbingan dan arahan dari orang tua agar yang ditonton dan ditiru anak-anak merupakan sesuatu yang baik.
Pengaruh media memang tidak selalu negatif. Ada manfaat positif.   Kalau mempunyai mannfaat positif artinya anak-anak kita perlu menonton tontonan yang bermanfaat, makanya perlu pendampingan terutama pada saat menonton tayangan yang perlu mendapatkan penjelasan. Sedangkan tontonan yang tidak layak sebaiknya untuk tidak ditonton termasuk orang tua atau keluarga lain.[13]
Kelemahan yang cukup menonjol pada media televisi, ialah komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja, sehingga khalayak pemirsa pasif karenanya. Artinya, pemirsa tidak dapat memberikan tanggapan-tanggapan secara langsung. Karena itu, tidak mengherankan kalau banyak orang yang mengatakan bahwa televisi sebagai suatu media yang mendorong orang hanya untuk bermalas-malasan saja, bahkan cenderung dinilai berpengaruh negatif terhadap tingkah laku seseorang. Sebetulnya, televisi sebagai pembawa pesan bersifat “netral”. Artinya dapat berpengaruh positif ataupun negatif. Terjadi pengaruh positif maupun negatif terhadap khalayak penonton, khususnya anak-anak, bukan bersumber pada medianya melainkan bagaimana memanfaatkan media tersebut. Dengan demikian, peran orang tua sangat dominan terhadap adanya pengaruh positif maupun negatif terhadap anak-anak itu.[14]
Dengan bantuan siaran pendidikan melalui televisi, kekurangan tenaga pengajar dan ruang belajar dapat teratasi, karena seorang guru dapat menghadapi jumlah murid yang relatif tidak terbatas jumlahnya.[15]
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media film dan video sebagai media belajar adalah sebagai berikut:
1.      Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca berdiskusi, praktek, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar, dan bahkan dapat menunjukkan obyek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.
2.      Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan secara berulang jika diperlukan. Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar dalam beranang.
3.      Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor, dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya keberhasilan makanan dan lingkungan.
4.      Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan video, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.
5.      Film dan video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.
6.      Dengan kemampuan dan teknin pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang, mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.[16]



Menurut UU RI No.24 Thn. 1997 tentang penyiaran, mempertimbangkan:
a.       Bahwa penyiaran merupakan bagian integral dari pembagunan nasional sebagai pengamalan pancasila dalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia berdasarkan UUD 1945.
b.      Bahwa penyiaran melalui media komunikasi massa elektronik yaitu radio, televisi, dan media elektronik lainnya memiliki kemampuan serta pengaruh yang besar dalam pembentukan pendapat, sikap, dan perilaku manusia serta memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c.       Bahwa dengan kemmapuan dan pengaruh yang besar serta perannya yang strategis tersebut, pertumbuhan dan perkembangan lembaga serta kegiatan penyiaran di Indonesia, perlu dibina dan diarahkan sehingga dapat manfaat besar bagi terwujudnya tujuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas.[17]
Dari berbagaihal positif yang didapatkan apabila menggunakan media televisi dan video sebagai media pembelajaran rasanya perlu bagi seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan penggunaannya. Penggunaan televisi dan video sebagai media pembelajaran ternyata juga telah diatur oleh pemerintah dalam UU RI yang telah dipaparkan di atas. UU tersebut telah mengatur bagaimanya sebaiknya tayangan televisi agar bermanfaat dan tepat guna dalam penayangannya.
 Kelemahan-kelemahan media seperti video dan televisi dapat ditekan dengan peran guru sebagai kunci dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Kemampuan dan ketersediaan alat yang mendukung seperti televisi dan video menjadi hal penting untuk mengembangkan pembelajaran berbasis video dan televisi di sekolah-sekolah. Maka perlu adanya perhatian untuk meratakan sarana prasarana sekolah dan peningkatan kemampuan guru dalam mengajar sebagai wujud pengembangan pembelajaran menggunakan media dan video.
Bagi guru PAI sendiri, masih langka menggunakan media video dan televisi dalam proses pembalajaran. Yang banyak di temukan saat ini adalah pembelajaran PAI yang hanya menggunakan metode ceraman dan media seadanya. Ini perlu menjadi perhatian bagi para calon guru PAI untuk lebih terbuka terhadap perkembangan teknologi yang mungkin dapat mendukung kegiatan belajarnya. Guru PAI harus lebih kreatif dan melek teknologi untuk menghadirkan pembelajaran PAI yang lebih interaktif dengan bantuan televisi maupun video. Beberapa contoh yang dapat diguanakan oleh guru PAI dalam pemanfaatan media televisi dan video dalam pembelajaran adalah:
1.      Tayangan program TV Upin Ipin sebagai media pendidikan akhlak.
2.      Tayangan prgram majlis talim dan kultum yang tayang di TV
3.      Video yang mengajarkan tata cara shalat dan haji, dan masih banyak lainnya.
Penggunaan media video sebagai media tambahan dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 pada sekolah dasar didasarkan atas 3 alasan. Pertama, didasarkan atas hasil tinjauan terhadap buku siswa dan buku guru yang didalamnya memuat cotoh media pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran. Contoh media yang digunakan dalam buku siswa dan buku guru yaitu menggunakan media lingkungan dan media gambar. Media video pembelajaran yang tidak tercantum di dalam buku siswa dan buku guru, sehingga media ini cukup menarik dan efektif jika digunakan sebagai media tambahan pada kurikulum 2013. Alasan kedua, dipilih media video sebagai media tambahan pada kurikulum 2013 adalah hal ini sesuai dengan pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik.[18]
Dukungan dan dorongan penggunaan media video dan televisi dalam kegiatan pembelajaran sangat besar. Sebagaiaman dipaparkan di atas UU tentang penyiaranpun telah mengatur bagaimana memberikan tayangan yang mendidik. Juga tuntutan dari kurikulum yang saat ini dilaksanakan yaitu kurikulum K13 yang mau tidak mau guru dituntut kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan media dalam pembelajarannya.









BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Media merupakan alat penyampain pesan, sedangkan pembelajaran adalah proses penyampaian pesan dari guru kepada murid. Maka media pembaljaran adalah alat penyampaian pesan yang digunakan dalam kegaitan pembelajaran dengan tujuan membantu memudahkan sebuah pesan atau informasi dari guru dapat tersamapiakan dengan udah dan tepat kepada murid. Dan murid dapat menerima informasi dengan cara yang mudah dan menarik.  
Jenis media pembelajaran yang dapat digunakan seperti video, televisi, radio, media cetak, dan masih banyak lainnya. Media pembelajaran juga dapat berperan sebagai sumber belajar yang memberi informasi baru terhadap siswa. Video merupakan alat yang menampilkan gambar yang memiliki suara. Video biasanya tersusun dari gambr mati yang ditampilkan secara berurutan yang dilengkapi dengan suara pendukung atau narator. Video berbeda dengan film, film dapat menjadi salah satu tampilan dalam video, tapi tayangan video belum tentu berupa film.
Sedangkan televisi adalah alat informasi yang banyak dipercaya masyarakat yang menampilkan berbagai program yang bersifat audio visul. Begitu besar kepercayaan masyarakat terhadap apa yang ditayangkan di televisi sehingga apa yang tayang ditelevisi dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Besarnya dampak dari televisi yaitu dapat merubah perilaku seseorang maka penggunaan televisi sebagai media pembelajaran diharapkan mampu dengan mudah membentuk perilaku peserta didik.
Penggunaan televisi dan video dalam kegiatan pebelajaran bukan merupakan hal baru. Kehadiran televisi dan video dengan karakteristiknya sudah lama dilirih para guru untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Untuk menggunakan video dan televisi dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya bekal persiapan yang maang dari seorang guru. Guru harus menentukan tayangan apa yang sesuai dengan pembelajaran yang akan disampiakan. Guru juga harus kreatif memanfaatkan video. Selain digunakan untuk memutar video-video yang berkaitan dengan materi pembelajaran guru juga dapat memanfaatkan video untuk merekan kegiatan pembalajaran yang nantinya dapat diputar ulang sebagai tontonan yang mendidik.

  1. Saran
Makalah ini diharpkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman teman-teman terhadap pengguanaan video dan televisi dalam pembelajaran. Meskipun dalam penyusunannya masih banyak kekurangan dan kekeliruan, harapannya kekeliruan itu dapat menjadi pembelajaran bersama agar kedepannya dapat menghadirkan mkalah yang lebih baik dan bermanfaat.



























DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar. 2013. Media Pembelajaran edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Darwanto. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarata: Pustaka Pelajar.
Farid Mumahhad DKK. Model Media Pembelajaran Melui Tayangan Televisi Dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak-anak Pedesaan Di Sulawesi Selatan. Jurnal Komunikasi KAREBA, vol.2 no.2 April-Juni.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hardianto. 2011. Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Islam. Vol.3, No. 1, Januari-Juni.
Kusnadi Cecek dan Sujipto Bambang. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital, Edisi ke-2. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ningsih Agusti. 2015. Video Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, vol. 4, No. 1, Jurnal Pancaran. 
Putri Olivia. Arini Tika dkk. 2016. Evaluasi Media Pembelajaran Video Intruksional. Skirpsi. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
UU RI No.24 Thn. 1997.


[1] Hardianto, Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.3, No. 1, Januari-Juni 2011. Hlm. 1-2.
[2] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 243.
[3] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, 244-245.
[4] Cecek Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, Edisi ke-2 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), 64.
[5] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 188-189.
[6] Olivia Putri, Tika Arini dkk, Evaluasi Media Pembelajaran Video Intruksional, Skirpsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2016, 3-4.
[7] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, 65-66.
[8] Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: 89.
[9] Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarata: Pustaka Pelajar, 2007, 27.
[10] Darwanto, Televisi Sebagai Media..., 26.
[11] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran edisi revisi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), 53-54.
[12] Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media..., 91.           
[13] Mumahhad Farid, DKK. Model Media Pembelajaran Melui Tayangan Televisi Dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak-anak Pedesaan Di Sulawesi Selatan, (Jurnal Komunikasi KAREBA, vol.2 no.2 April-Juni 2013, 145.
[14] Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media, 93.
[15] Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media, 96-97.
[16] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto,Media Pembelajaran Manual …,64.
[17] UU RI No.24 Thn. 1997
[18] Agusti Ningsih, Video Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, vol. 4, No. 1, Jurnal Pancaran, 2015, 57.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar