BAB I
PENDAHULUAN
A. Acara
Kristalisasi
B. Hari / Tanggal
Rabu, 26 Oktober 2016
C. Tujuan
1. Mengetahui langkah-langkah pembuatan kristalisasi
2. Mengetahui keunggulan produk kristalisasi
3. Mengetahui peranan gula dalam pembuatan kristalisasi
4. Menilai secara organoleptik hasil kristalisasi
BAB II
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat:
Blender 1 buah
Timbangan 1
buah
Baskom plastic 2 buah
Wajan 1
buah
Pengaduk 1
buah
Piring plastic 1
buah
Ayakan 1 buah
Saringan 1
buah
Bahan:
Jahe 100 gram
Secang 450 gram
Gula pasir 3600 gram
Air 1500 ml
Serai 50 gram
B. Cara Kerja
a.
Jahe
Mengupas kulit jahe
dan mencuci dengan air
Menimbang
jahe 500 gram
Memblender
jahe dengan ditambhakan air 1500 ml
Menyaring
hasil jahe yang telah diblender
Menimbang
gula sebanyak 1500 gram
Memasak
air jahe dan gula serta diaduk terus menerus
Memisahkan
air jahe hingga tersisa di atas wajan sebanyak 500 ml
Menambahkan
gula sebanyak 370 gram ke dalah jahe diatas wajan
Mengaduk
jahe hingga mengental dan menjadi Kristal
Mendinginkan
Kristal jahe
Memblender
Kristal jahe menjadi serbuk halus
Menyaring
hasil serbuk jahe
Melarutkan
22 gram serbuk jahe ke dalam 200 ml air
Melakukan
uji organoleptic laruan jahe
b.
Pembuatan Secang instan
Menimbang kayu
secang 200 gram
Mencuci
kayu Secang
Merebus
kayu secang dengan air 500 ml hingga air menyusut mnejadi 100 ml
Menyaring
air secang
Memasukkan
air secang ke dalam wajan dengan ditambahkan gula 600 gram lalu diaduk hingga
mengkristal
Mendinginkan
secang Kristal dan mengahaluskannya dengan blender
Menyaring
secang halus dengan saringan
Menyeduh
secang 22 gram dengan air 200 ml
Menguji
organoleptic larutan secang
c.
Pembuatan secang +
jahe
Menimbang
kayu secang 150 gram
Mengupas
dan mencuci jahe 50 gram
Merrebus
secang dengan jahe serta air 500 ml
Mengaduk
secang hingga air mneyusut menjadi 100ml
Meyaring
sisa air secang jahe
Memasak
secang diatas wajan dengan ditambahkan gula 600 gram dengan terus diaduk hingga
menkristal
Mendinginkan
Kristal secang lalu menghaluskannya dengan blender
Menyaring
Kristal secang yang halus dengan saringan
Menyeduh
22 gram secang dengan 200 ml air
Menguji
organoleptic laruta secang
d.
Pembuatan secang +
jahe + serai
Menimbang
kayu secang 100 gram
Mengupas
jahe 50 gram dan menyiangi serai 50 gram
Memasak
secang, jahe, dan serai yang dimemarkan dengan air 500 ml mengaduk hingga air
mneyusut menjadi 100 ml
Menyaring
hasil masakan air secang
Memasak
air secang yang sudah disaring diatas wajan dengan ditambha gula 600 gram
Megaduk
air secang hingga mengkristal
Mendinginkan
Kristal secang lalu menghaluskannya dengan blender
Menyaring
secang yang halus dengan saringan
Menyeduh
22 gram secang dengan 200 ml air
Melakukan
uji organoleptic seduhan secang
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
|
Aroma
|
Rasa
|
Jahe
|
4,2
|
4,4
|
Jahe+Secang
|
3,4
|
4,2
|
Jahe+secang+Sere
|
3,2
|
4
|
Secang
|
2,8
|
3,6
|
Hasil rata-rata penilaian panelis
|
warna
|
Jahe
|
Coklat muda
|
Jahe+Secang
|
merah muda pekat
|
Jahe+secang+Sere
|
merah keorenan
|
Secang
|
merah muda terang
|
B.
Pembahasan
Kristalisasi merupakan metode pemisahan dengan
pemanasan untuk memisahkan zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar
metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi
pendinginan. Minuman serbuk instan didefinisikan sebagai produk panganberbentuk
butiran-butiran (serbuk) yang praktis dalam penggunaannya atau mudah untuk
disajikan (Anariawati, 2009). Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
01-4320-1996, serbuk minuman tradisional adalah produk bahan minuman berbentuk
serbuk atau granula yang dibuat dari campuran gula dan rempah-rempah dengan
atau tanpa tambahan makanan yang diizinkan. Produk minuman instan bukan hanya
sebagai minuman penyegar juga sebagai minuman yang memiliki aspek fungsional
bagi kesehatan, yaitu menjaga kesegaran tubuh (Rengga dan Handayani, 2009). Dalam
pembuatan minuman instan ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain
pemilihan bahan, pemasakan, dan pengkristalan. Gula pasir dalam pembuatan
minuman instan berpengaruh sebagai bahan pengkristal dan berfungsi sebagai pemanis
(Anariawati, 2009). Keuntungan dari suatu bahan ketika dijadikan minuman serbuk
adalah mutu produk dapat terjaga, tidak mudah terkotori, tidak mudah
terjangkiti penyakit, dan produk tanpa pengawet (Rengga dan Handayani, 2009).
Dengan demikian minuman serbuk instan merupakan minuman yang praktis karena
mudah dalam penyajiannya, yaitu hanya dengan menambahkan air panas atau air
dingin dengan diaduk sebentar sudah mendapatkan minuman siap saji dan siap
untuk dinikmati dalam waktu yang relatif singkat, sehingga sangat diminati
masyarakat, terutama yang memiliki aktivitas padat seperti orang-orang pekerja,
pelajar, mahasiswa dan ibu rumah tangga (Anariawati, 2009). Metode lain yang
efektif digunakan dalam pembuatan minuman serbuk yaitu dengan menggunakan metode
atau prinsip kristalisasi yaitu proses yang dilakukan dengan pemberian panas
pada bahan sampai terbentuk kristal. Kristalisasi merupakan proses pemisahan
ketika terjadi alih massa dari fase cair menjadi kristalisasi padat murni
melalui penurunan suhu atau pemekatan larutan (Earle, 2000). Tahapan yang
dilakukan dalam proses kristalisasi antara lain pencucian dan penghalusan
bahan, kemudian proses pemasakan atau kristalisasi yaitu ekstrak bahan ditambah
gula, biasanya gula Kristal berwarna putih, kemudian dipanaskan menggunakan api
kecil (suhu di bawah 1000C) dan dilakukan pengadukan terus menerus
sampai terbentuk kristal. Proses selanjutnya adalah pengayakan serbuk atau
kristal yang telah jadi hingga diperoleh bubuk yang lembut. Keuntungan metode
ini adalah dari segi biaya cukup murah, proses cepat dan serbuk yang dihasilkan
banyak (Rengga dan Handayani, 2009). Tidak menutup kemungkinan bahan lain dapat
pula dipilih untuk digunakan sebagai bahan dasar minuman serbuk instan, misalnya
kayu secang, bagian kayunya yang mengandung pigmen, tanin, asam galat, brasilin
dan sappanin yang berkhasiat untuk mengobati diare. Jenis kayu tersebut
khasiatnya dapat ditingkatkan, demikian rasa dan aromanya dengan menambahkan
serai dan jahe yang termasuk dalam kelompok empon-empon (Anariawati,
2009). Minuman serbuk instan dapat
dibuat dari bahan dasar yang dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu
empon-empon, buah-buahan, biji-bijian dan daun. Empon-empon yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar minuman serbuk instan antara lain empon-
empon, misalnya temu lawak, kencur, jahe, lempuyang dan temu kunyit. Pengolahan
empon-empon dalam pembuatan minuman serbuk instan untuk mengurangi rasa yang
kurang disukai, misalnya pahit, getir serta aroma langu dapat ditambahkan bahan
lain (Anariawati, 2009). Bahan lain yang juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan minuman serbuk instan adalah gula. Dimana gula menjadi penyebab
kristalisasi. Gula pasir yang digunakan dalam pembuatan minuman serbuk instan
adalah gula pasir yang berwarna putih bersih. Penambahan gula pasir dalam
pembuatan minuman serbuk instan adalah sebagai pemanis dan bahan pengkristal Selain
itu gula juga berfungsi sebagai bahan pengawet alami dan minuman serbuk instan.
Pada umumnya gula yang digunakan dalam pembuatan minuman serbuk instan
(pengkristalan) minimal 78% atau 78 gram dalam tiap 100 cc ekstrak bahan dasar
(Anariawati, 2009). Selain gula juga dibutuhkan air sebagai bahan
campuran. Fungsi air dalam pembuatan
minuman serbuk instan adalah sebagai pencucian bahan, sebagai cairan dalam
proses pemblansiran, pada pemblenderan bahan air ditambahkan untuk pengambilan
ekstrak. Air yang digunakan dalam proses pembuatan (pemasakan) minuman serbuk
instan adalah air yang bersih dan sehat dengan perbandingan antara air dan bahan
500 cc: 500 gram (Anariawati, 2009).
Pada praktikum kali ini praktikan diminta untuk
membuat serbuk instan minuman dari beberapa rempah dan dipadukan. Rempah tersebut berupa jahe, kayu secang,
perpaduan jahe dan secang, dan perpaduan jahe secang dan sereh dengan jumlah
yang telah ditentukan. Secara keseluruhan proses pembuatan diawali dengan
pembersihan dan penimbangan lalu perebusan hingga air menyusut selanjutnya
hasil saring ditambahnkan gula lalu direbus hingga mengkristal. Proses
pengkristalan dilakukan dengan wajan agar mempermudah proses penguapan cairan. Selanjutnya
hasil Kristal didinginkan dan dihaluskan dengan blender hingga hasilnya diayak
agar didapat hasil serbuk yang halus. Pemblenderan kedua dilakukan untuk
memblender kristal yang sudah dingin agar dihasilkan serbuk instan yang halus
(Anariawati, 2009). lalu dilakukan pengayakan Kecuali pada pembuatan serbuk
jahe perlakuan sebelum di masak adalah menghaluskan jahe dengan blender
ditambah dengan perbandingan air tertentu lalu disaring. Penyaringan dilakukan
untuk mendapatkan ekstrak jahe dan memisahkannya dari irisan-irisan jahe
(Anariawati, 2009). Pengayakan dilakukan untuk memperoleh keseragaman ukuran
serbuk sehingga sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengayakan dapat
dilakukan dengan alat atau ayakan ukuran 100 mesh (Tri Susanto, 1994).
selanjutnya ekstrak diolah menjadi kristal. Sedangkan ada pembuatan serbuk
instan dengan campuran jahe dan sereh hanya perlu di memarkan. Setelah semua
jenis serbuk minuman instan jadi maka dilakukan penyeduhan untuk uji
organoleptic dengan takaran 22 gram serbuk minuman instan dan 200 ml air.
Penggunaan rempah
jahe pada pembuatan minuman serbuk instan memiliki beberapa alasan diantaranya
karena jahe merupakan rempah yang memberi khasiat. Jahe (Zingiber officinale
Rosc) adalah salah satu bumbu dapur yang sudah lama dimanfaatkan sebagai
tanaman obat. Pemakaian jahe sebagai tanaman obat semakin berkembang dengan
pesat seiring dengan mulai berkembangnya pemakaian bahan-bahan alami untuk
pengobatan. Jahe mengandung minyak asiri yang dapat memberi bau yang khas.
Rimpang jahe juga mengandung gingerol, arginine, unsur pati seperti tepung
kanji, serta serat-serat resin dalam jumlah sedikit. Kandungan minyak asiri dan
oleoresin yang cukup tinggi pada rimpang jahe menyebabkan rempah ini memiliki
peranan penting dalam dunia pengobatan. Jahe dapat berfungsi untuk pencahar
(laxative), peluluh masuk angin (expetorant), sakit encok (rheumatism), serta
masih banyak khasiat yang lainnya (Anariawati, 2009). Jahe dapat berfungsi
untuk pencahar (laxative), peluluh masuk angin (expetorant), sakit encok
(rheumatism), serta masih banyak khasiat yang lainnya (Earle, 2000). Rasa pedas
dan pahit jahe disebabkan oleh oleoresin. Sifat pedas ini tergantung pada umur
panen. Semakin tua umurnya semakin terasa pedas dan pahit. Selain itu jenis
jahe juga menentukan kandungan oleoresin. Jahe yang rasa pedas memiliki
kandungan oleoresin yang tinggi. Begitu pula sebaliknya jahe yang memiliki rasa
kurang pedas berarti memiliki kandungan oleoresin yang rendah.
Kayu secang adalah
bagian dari pohon secang, mengandung pigmen, tannin, asam galat, brasilin, dan
sappanin yang berkhasiat untuk mengobati diare, namun pemanfaatannya belum
begitu maksimal karena pengolahannya yang kurang praktis (Anariawati, 2009). Secang
wangi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minuman herbal khas Indonesia
yang kaya anti-oksidan. Secang wangi mampu membantu memulihkan dan meningkatkan
stamina tubuh serta membuat tubuh lebih rileks (Earle, 2000). Kayu secang
(Caesalpinia sappan, L.) merupakan
sumber antioksidan alami yang sangat penting kegunaanya untuk tubuh. Karena
kandungan kimia terpenting yang ada pada kayu secang adalah tannin, asam galat,
resin, resorsin, pigmen brazilin dan brazilein serta sapponin. Menurut (Paul,
dan Flawkoski. 2008) Pigmen brazilein yang berasal dari kayu secang memiliki
sifat antioksidan, anti kanker, anti inflamatori, dan anti diabetes. Selain itu
pigmen brazilein dari kayu secang dapat berfungsi sebagai antimikroba seperti
Staphylococcus aureus.
Serai mengandung
minyak asiri, seperti geraniol, citronnelat, eugenol-metil eter, sitral, dan
limonen yang dapat berkhasiat untuk mengobati pegel linu, batuk, dapat juga
mengobati diare (Hieronymus, 1992).
Dari hasil uji
organoleptic kesukaan dari 5 panelis didapatkan hasil bahwa dari segi aroma dan
rasa jahe memiliki nilai paling tinggi 4,2 pada aroma dan 4,4 pada rasa. Ke
lima panelis menyukai serbuk minuman instan jahe dikarenakan memiliki perpaduan
rasa yang khas sesuai antara manis dan rasa pedas khas jahe, aroma jahe juga
harum. Sedangkan campuran rempah minuman instan lain yang juga disukai adalah
campuran jahe dan secang dengan nilai 3,4 untuk aroma dan 4,2 untuk rasa. Serbuk minuman instan yang kurang disukai
adalah campuran jahe, secang dan sere dikarenakan memiliki rasa yang agak pahit
akibat sere dengan nilai 3,2 pada aroma dan 4 pada rasa. Sedangkan minuman
serbuk instan yang tidak disukai adalah secang dengan nilai 2,8 pada aroma dan
3,6 pada rasa dikarenakan rasa secang yang terlalu manis sehingga menghilangkan
unsur rempah yang ada pada secang. Sedangkan dari hasil uji kesukaan warna,
didapatkan hasil bahwa warna yang paling disukai adalah hasil seduhan serbuk
jahe instan yang mneghasilkan warna coklat muda. sedangkan seduhan serbuk jahe
dan secang mendapatkan hasil warna merah muda pekat yang diakibatkan kandungan
warna pada secang. Sedangkan seduhan serbuk instan jahe secang dan sere
menghasilkan warna merah keorenan akibat dari perpaduan warna jahe yang
kecoklatan dan secang yang berwarna merah muda. Sedangkan secang memiliki warna
merah muda terang namun, warnanya kurang disukai oleh panelis.
KESIMPULAN
1.
Proses kristalisasi diawali dengan
persiapan bahan seperti pengupasan dan pencucian, dilanjutkan dengan perebusan,
penyaringan hasil rebusan, lalu penambahan gula dan terakhir pemasakan hingga
cairan mengkristal. Setelah mengkristal dilanjutkan dengan melembutkan Kristal
dengan diblender dan disaring.
2.
Produk kristalisasi memiliki keunggulan
berupa tahan lama, praktis dan meningkatkan mutu produk.
3.
Dalam proses kristalisasi gula berperan
sebagai bahan pengkristal dan pemberi rasa manis
4.
Dari hasil uji organoleptic didapatkan
hasil bahwa serbuk instan jahe merupakan hasil serbuk instan yang paling
disukai panelis. Disusul setelahnya adalah serbuk minuman instan jahe dengan
secang, selanjutnya adalah jahe dengan secang dan serai dan terakhir yang
kurang disukai adalah serbuk minuman instan secang.
DAFTAR PUSTAKA
Anariawati. 2009 STUDI EKSPERIMEN PEMBUATAN SERBUK INSTAN KAYU
SECANG (Caesalpinia sappan) DENGAN MENGGUNAKAN JUMLAH GULA YANG BERBEDA SEBAGAI
MINUMAN BERKHASIAT. Skripsi. Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas
Teknik Universitas Negeri
Astawan, Made dan Andreas Leomitro Kasih. (2008). Khasiat
Warna-Warni Makanan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Earle, R. L., 2000. Unit Operation In Food Processing. New
York. Pergamen Press.
Hieronymus. 1992. “Sereh Wangi Bertanam dan Penyulingan”.
Yogyakarta. Kanisius.
Permana. 2008. Bagaimana Cara Membuat Minuman Serbuk Instan.
http://awpermana.dagdigdug.com/2008/05/19/bagaimana-caramembuat-bubuk-minuman-instan/
25 Oktober 2016.
Paul, dan Falkowski. 2008. The Microbial Engines That Drive Earth
Biogeochemical Cycles.
Rengga Pita W.D dan Handayani Astuti P, 2004. Serbuk Instan Manis
Daun Pepaya Sebagai Upaya Mempelancar Air Susu Ibu. Jurnal Fakultas Teknik
Kimia. Semarang: Unversitas Negeri Semarang.
SNI 01-4320-1996 Standar Nasional Indonesia Serbuk Minuman
Tradisional. http://www.bsn.or.id/ files/sni/SNI%2001-4320-1996.pdf. 30 Oktober
2016.
Susanto, Tri dan Budi Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian. Surabaya : PT Bina Ilmu
Tim lentera, 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib.
Agromedia Pustaka, Jakarta
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar