Leaky
Gut sebagai Penyebab Gangguan Gastrointestinal pada ASD
Hana
Ratnawati Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
Bandung
ASD
merupakan Autism Spectrum Disorder. Anak –anak yang menderita ASD mengalami
berbagai jenis gangguan metabolisme, diantaranya malabsorbsi, maldigesti,
alergi terhadap berbagai jenis makanan, pertumbuhan organisme patogen (jamur,
bakteri dan virus) yang berlebihan dan gangguan permeabilitas intestinal. Penyebab primer terjadinya gangguan
metabolisme pada ASD adalah lemahnya sistem immun. Salah satu kelainan yang
ditemukan pada mukosa usus anak dengan ASD yaitu timbulnya lubang-lubang kecil
pada mukosa usus dan meningkatnya permeabilitas usus yang dikenal sebagai leaky
gut. Dapat disimpulkan bahwa intestin mempunyai dua fungsi penting dalam sistem
pencernaan, yaitu mengabsorpsi makanan dan sebagai barrier pertahanan terhadap
antigen, bakteri, toxin dan molekulmolekul besar yang belum sempurna dicerna. Dilihat
dari fungsi penting system perncernaa maka, Allessio Fasano berserta timnya
dari University of Maryland, mengatakan bahwa mikroorganisme di usus halus
dapat menyebabkan permukaan sel epitel mensekresi suatu protein yang dikenal
sebagai zonulin. Zonulin akan membawa cairan keluar dari sel dan menghanyutkan
bakteri patogen pada permukaan sel untuk dikeluarkan dari tubuh.
Umumnya,
bahkan hampir semua anak dengan ASD mengalami gangguan fungsi ( malfunction )
pada sistem imunnya. Gangguan fungsi ini dapat berupa kesalahan dalam
mengidentifikasi sel pada dirinya sendiri sebagai sel asing, sehingga akan
menyerang terhadap sel dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan terjadinya reaksi
radang pada saluran gastrointestinal, dan selanjutnya akan menyebabkan berbagai
gangguan gastrointestinal yang sering didapatkan pada anak dengan ASD.
Adanya
gangguan imunologi akibat genetic deficiency
immune system menyebabkan seorang anak dengan ASD mudah tertular
penyakit, sehingga dokter seringkali memberinya antibiotika. Pemberian
antibiotika yang terlalu sering menyebabkan terbunuhnya lactobacillus di usus,
akibatnya terjadilah yeast overgrowth di saluran pencernaan. Jamur dan yeast
ini menempel pada dinding usus sambil mengeluarkan toxin yaitu gliotoxins dan
immunotoxins lainnya yaitu mankanan yang dapat melemahkan sistem imunitas
tubuh. Akhirnya terjadi lagi reinfeksi dan diberi lagi antibiotika yang akan
membunuh bakteri komensal dalam usus, terjadilah vicious cycle. Yeast juga
memproduksi suatu enzim seperti phospholipase
( phospholipid breakdown ) dan protease ( protein breakdown ) . Enzim
ini dapat merusak mukosa usus sehingga timbul lubang-lubang kecil di mukosa
usus, ditambah dengan adanya hiperpermeabilitas dinding usus maka terjadilah
leaky gut syndrome. Meningkatnya permeabilitas mukosa intestin dapat
menyebabkan sejumlah toxin, antigen, molekulmolekul besar yang belum sempurna
dicerna, dan zat-zat tidak berguna lainnya diabsorpsi oleh epitel mukosa usus.
Rusaknya sel epitel mukosa usus menyebabkan produksi hormone sekretin terhambat.
Akibatnya protein yang berasal dari susu sapi yaitu casein dan yang berasal
dari gandum yaitu gluten tidak dapat dicerna dengan sempurn. karena adanya
kebocoran usus dan hiperpermeabilitas mukosa usus maka peptide ini tidak akan
diabsorpsi,dan masuk ke dalam sirkulasi darah menimbulkan reaksi alergi ( food
allergy ).
Ada
4 “vicious cycle” pada leaky gut syndrome, yaitu :
1.
Allergi makanan
2.
Malnutrisi
3.
Dysbiosis bakteri
4.
Stress hepatic
Pengobatan
dilakukan dengan pengaturan dalam
pengkonsumsian Vitamin dan mineral penting yaitu vitamin B, retinol, ascorbate,
tocopherol, zinc, selenium, molybdenum, manganese, dan magnesium. Yang lebih
berpengaruh yaitu hindari obat-obatan yang toxic, terapi infeksi pada usus atau
dysbiosis, hindari makanan yang menyebabkan alergi, itulah yang penting bagi
penanggulangan leaky gut syndrome.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar