Senin, 29 Agustus 2016

resume jurnal mengenai imunitas sistem pencernaan

Leaky Gut sebagai Penyebab Gangguan Gastrointestinal pada ASD 
Hana Ratnawati Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
ASD merupakan Autism Spectrum Disorder. Anak –anak yang menderita ASD mengalami berbagai jenis gangguan metabolisme, diantaranya malabsorbsi, maldigesti, alergi terhadap berbagai jenis makanan, pertumbuhan organisme patogen (jamur, bakteri dan virus) yang berlebihan dan gangguan permeabilitas intestinal.  Penyebab primer terjadinya gangguan metabolisme pada ASD adalah lemahnya sistem immun. Salah satu kelainan yang ditemukan pada mukosa usus anak dengan ASD yaitu timbulnya lubang-lubang kecil pada mukosa usus dan meningkatnya permeabilitas usus yang dikenal sebagai leaky gut. Dapat disimpulkan bahwa intestin mempunyai dua fungsi penting dalam sistem pencernaan, yaitu mengabsorpsi makanan dan sebagai barrier pertahanan terhadap antigen, bakteri, toxin dan molekulmolekul besar yang belum sempurna dicerna. Dilihat dari fungsi penting system perncernaa maka, Allessio Fasano berserta timnya dari University of Maryland, mengatakan bahwa mikroorganisme di usus halus dapat menyebabkan permukaan sel epitel mensekresi suatu protein yang dikenal sebagai zonulin. Zonulin akan membawa cairan keluar dari sel dan menghanyutkan bakteri patogen pada permukaan sel untuk dikeluarkan dari tubuh.
Umumnya, bahkan hampir semua anak dengan ASD mengalami gangguan fungsi ( malfunction ) pada sistem imunnya. Gangguan fungsi ini dapat berupa kesalahan dalam mengidentifikasi sel pada dirinya sendiri sebagai sel asing, sehingga akan menyerang terhadap sel dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan terjadinya reaksi radang pada saluran gastrointestinal, dan selanjutnya akan menyebabkan berbagai gangguan gastrointestinal yang sering didapatkan pada anak dengan ASD.
Adanya gangguan imunologi akibat genetic deficiency  immune system menyebabkan seorang anak dengan ASD mudah tertular penyakit, sehingga dokter seringkali memberinya antibiotika. Pemberian antibiotika yang terlalu sering menyebabkan terbunuhnya lactobacillus di usus, akibatnya terjadilah yeast overgrowth di saluran pencernaan. Jamur dan yeast ini menempel pada dinding usus sambil mengeluarkan toxin yaitu gliotoxins dan immunotoxins lainnya yaitu mankanan yang dapat melemahkan sistem imunitas tubuh. Akhirnya terjadi lagi reinfeksi dan diberi lagi antibiotika yang akan membunuh bakteri komensal dalam usus, terjadilah vicious cycle. Yeast juga memproduksi suatu enzim seperti phospholipase  ( phospholipid breakdown ) dan protease ( protein breakdown ) . Enzim ini dapat merusak mukosa usus sehingga timbul lubang-lubang kecil di mukosa usus, ditambah dengan adanya hiperpermeabilitas dinding usus maka terjadilah leaky gut syndrome. Meningkatnya permeabilitas mukosa intestin dapat menyebabkan sejumlah toxin, antigen, molekulmolekul besar yang belum sempurna dicerna, dan zat-zat tidak berguna lainnya diabsorpsi oleh epitel mukosa usus. Rusaknya sel epitel mukosa usus menyebabkan produksi hormone sekretin terhambat. Akibatnya protein yang berasal dari susu sapi yaitu casein dan yang berasal dari gandum yaitu gluten tidak dapat dicerna dengan sempurn. karena adanya kebocoran usus dan hiperpermeabilitas mukosa usus maka peptide ini tidak akan diabsorpsi,dan masuk ke dalam sirkulasi darah menimbulkan reaksi alergi ( food allergy ).
Ada 4 “vicious cycle” pada leaky gut syndrome, yaitu : 
1. Allergi makanan
2. Malnutrisi
3. Dysbiosis bakteri
4. Stress hepatic
Pengobatan dilakukan dengan  pengaturan dalam pengkonsumsian Vitamin dan mineral penting yaitu vitamin B, retinol, ascorbate, tocopherol, zinc, selenium, molybdenum, manganese, dan magnesium. Yang lebih berpengaruh yaitu hindari obat-obatan yang toxic, terapi infeksi pada usus atau dysbiosis, hindari makanan yang menyebabkan alergi, itulah yang penting bagi penanggulangan leaky gut syndrome.